Chapter - 09

980 139 3
                                    

Setelah rapat itu, sudah beberapa hari berlalu, seperti yang aku perkirakan bahwa siswa kelas ini bermasalah. Ada yang tertidur, bolos, mengobrol, memainkan Hp, dll saat jam palajaran sedang berlangsung. Pantas saja mereka berakhir di kelas D, karena perilaku mereka yang seperti ini, meskipun aku tahu bahwa tidak semua orang disini yang melanggar peraturan itu.

Hari pertama saat aku masuk kelas ini setelah aku dirawat, perban dikepalaku udah dilepas dan aku ditanya berbagai pertanyaan. Meskipun aku tidak keberatan tapi tetap saja merepotkan, jadi aku menjelaskannya agar mereka tidak bertanya lagi. Aku ingin memilih siapa saja yang akan berada didekatku bukan dipilih menjadi  dengan siapa aku dekat.

Aku hanya menjelaskan bahwa luka lamaku terbuka yang membuat aku mengalami pendarahan. Luka yang aku alami disebabkan oleh peluru yang menembus kepalaku yang membuat daya ingatku menurun, aku tidak bisa mengingat nama orang dengan baik yang membuat mereka terkejut. Maka dari itu salah satu diantara mereka menyarankan untukku membuat catatan tentang murid yang ada, itu adalah ide bagus maka dari itu aku setuju.

Tentang kejadian yang lalu, aku bilang pada mereka bahwa itu hanyalah kesalahanpahaman para Senpai. Sepertinya mereka tidak tahu bahwa Senpai itu dikeluarkan dari sekolah, karena tidak bermanfaat juga bagi mereka jika mereka mengetahuinya. Karena saat aku menjelaskan tentang itu dengan nada agak dingin jadi sampai sekarang mereka jarang sekali mengobrol denganku.

Aku tidak keberatan jika tidak ada yang mengajakku mengobrol karena aku yakin perlahan mereka juga bisa menerima sifatku yang seperti ini. Aku juga sambil mencari siswa dikelas ini yang memiliki pemahaman yang sama denganku, dan menunggu saat awal bulan datang, untuk menentukan siapa saja yang bisa diandalkan.

.....

Sekarang sudah pagi dan aku bersiap untuk bersekolah atau belajar dikelas. Tentu saja aku sedang berada diasramaku atau dikamarku, seperti yang ayah katakan bahwa dia sudah menyiapkan yang aku butuhkan. Dikamarku ada berbagai macam barang pribadi contohnya Novel, buku pembelajaran, game konsol, dan pakaianku. Entah apa dikamar orang lain memiliki barang barang seperti ini karena aku belum pernah memasuki orang lain.

Aku dan Ri-Chan jarang bertemu karena kami sibuk dengan kelas kami, selain itu aku adalah orang yang profesional, aku hanya akan bersikap sebagai saudara ketika diluar jam sekolah saja. Saat berada didalam jam sekolah aku tidak lagi menganggapnya sebagai saudara, melainkan musuh dikelas yang berbeda. Aku tahu bahwa Ri-Chan juga bersikap sama sepertiku, jadi meskipun kami bersaudara tapi saat waktunya kami berhadapan, kami adalah musuh.

Setelah semuanya siap, aku berangkat menuju kelasku, tentu saja dengan bantuan Alatku. Beberapa menit kemudian aku sampai dikelas, dan langsung duduk dikursiku, guru belum masuk jadi aku memutuskan untuk membaca buku. Tidak seperti yang lain, ketika guru belum masuk mereka mengobrol, sedangkan aku membaca buku.

Akhirnya Chabashira-Sensei masuk dan mengajari kami, sama seperti sebelumnya, kebanyakan murid tidak memperhatikan Sensei yang menjelaskan pelajaran didepan. Aku sangat yakin jika seperti ini maka poin kelas yang akan diterima akan sangat sedikit. Aku tidak memberitahu mereka karena aku juga ingin mereka menyadari bahwa tindakan mereka itu bodoh, mereka tidak berpikir sebelum bertindak.

Selain itu banyak kelompok kelompok didalam kelaspun mulai terbentuk. Aku bisa tahu karena mereka selalu bersama disaat jam istirahat, hanya dua orang disampingku yang sama sepertiku, yaitu tidak peduli dengan kelompok kelompok. Wanita bernama Horikita Suzune dan pria bernama Ayanokouiji Kiyotaka, aku tahu mereka karena diHp ku terdapat semua data tentang nama murid kelas ini.

Saat ini sudah masuk jam istirahat, aku seperti biasa sedang membaca buku sambil memakan coklat kesukaanku. Di jam ini Kebanyakan dari mereka mengobrol tentang bagaimana mereka menggunakan Poin, seperti yang ada diperkirakanku mereka banyak menghabiskan poin untuk kesenangan mereka. Aku jadi ingin melihat wajah mereka jika mengetahui tindakan yang mereka lakukan ini adalah kebodohan, oh tidak, sifatku yang dulu datang lagi.

Classroom Of The Elite : True Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang