31 | Ambil Hati

8.4K 719 15
                                    

"Kei, ada yang ingin bertemu dengan lo di bawah," beritahu Cella.

Keifani mengalihkan fokusnya. "Siapa?" tanyanya penasaran.

"Kata Kimi namanya Ibu Hanum," jawab Cella, Kimi adalah resepsionis di lantai satu.

Tubuhnya menegang mendengar nama yang disebutkan Cella, hatinya bertanya-tanya, ada apa perempuan itu menemuinya di kantor?

"Kenapa, Kei? Lo nggak kenal sama Ibu Hanum?"

Keifani menggeleng. "Gue kenal kok, gue turun bentar ya." Cella mengangguk. Keifani mendatangi meja Ami lalu menyerahkan laporannya. "Mbak, ini laporan saya, Mbak silakan periksa dulu. Kalau memang ada yang mau direvisi bisa langsung kasih ke saya."

"Oke, Kei. Kamu mau makan siang sekarang?" Keifani yang ditanya sontak melirik jam tangannya, sebentar lagi masuk jam makan siang. Maka dia lantas mengangguk.

"Boleh saya keluar duluan, Mbak?"

"Oh silakan, saya dengar kamu ada tamu di bawah, kan? Kamu boleh pergi sekarang." Ami tersenyum tipis.

"Baik, Mbak. Makasih." Giliran Ami yang mengangguk.

Keifani mengambil tas Dior---hadiah dari Mami---di atas meja. "Guys, gue duluan. Nggak pa-pa?" tanyanya pada yang lain.

"Nggak pa-pa kali, Kei. Udah sana turun, kasihan tamu lo menunggu di bawah."

"Oke, gue duluan ya."

Keifani melangkah ke arah lift yang terbuka, cepat-cepat masuk ke sana. Setiap masuk jam makan siang atau waktu pulang, lift ini selalu penuh. Beruntung hari ini dia bisa turun lebih cepat, jadi tak perlu berdesakan dengan yang lainnya.

Sampai di lantai bawah, matanya langsung terpaku pada sosok perempuan paruh baya dengan gamis panjang dipadu hijab yang menutupi kepalanya. Hanum tersenyum manis ketika mata mereka bertemu.

"Kei, Tante mau ajak kamu makan siang nih, kamu ada waktu nggak?" tanya Hanum tanpa basa-basi begitu Keifani berhenti di hadapannya.

"Boleh, kita mau makan siang di mana?" Hanum tersenyum lembut.

"Di dekat sini aja, yuk. Biar nggak jauh." Keifani mengangguk setuju.

Keifani dan Hanum memilih makan siang di samping gedung kantornya, restoran nusantara yang menyediakan makanan khas Bandung.

"Mau pesan apa, Kei?" tanya Hanum seraya menatap buku menu di tangannya.

"Mie kocok," jawabnya singkat, dia memilih makan mie biar tidak repot.

"Minumannya?"

"Air mineral aja."

Hanum memanggil pelayan dengan tangannya sebagai kode, pelayan mendekat. "Mau pesan apa, Bu?"

"Saya pesan mie kocok dua porsi, dua botol air mineral, sama dua cup ice cream vanilla oreo ya."

Pelayan tadi mengulang pesanan Hanum dan Keifani, setelah perempuan paruh baya itu mengangguk. Si pelayan pamit undur diri.

"Kei, maaf ya Tante tiba-tiba datang ke kantor kamu tanpa ngabarin dulu. Tante takut kamu malah nolak kalau Tante telepon kamu dulu." Hanum langsung menjelaskan melihat sikap Keifani yang dingin padanya.

"Dari mana Tante tahu alamat kantor saya?" Nah, itu yang sejak tadi Keifani ingin tanyakan pada Hanum.

"Tante minta dari suami kamu, Kei. Maaf."

Keifani menghela napas panjang. "Terus, maksud Tante menemui saya apa?"

Hanum memperbaiki posisi duduknya, lalu memasang senyum kecil. "Tante hanya ingin lebih dekat dengan kamu, kamu putri dari suami Tante dan Tante sudah menganggap kamu sebagai putri Tante juga."

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang