46 | Duo Jail

8.3K 689 15
                                    

"Lo jangan lupa malam ini acara ulang tahun Haura ya,"

"Iya iya, gue nggak lupa. Udah ya gue sibuk."

"Dih, sok sibuk banget lo, Us. Hari minggu biasanya juga lo seharian tidur... ochh, gue lupa lo udah nikah, biasanya tidur sekarang tidurin istri."

Darius mendengus mendengar suara tawa Taufik yang keras, dia bahkan menjauhkan ponselnya dari telinga. Bukan apa-apa sih tetapi tawa Taufik bisa merusak telinganya.

"Udah ya, gue tutup. Assalamualaikum."
Klik.

Darius melempar ponselnya di ranjang, langit tampak mendung siang ini. Entah akan hujan atau tidak? Cuaca sekarang sulit ditebak seperti perasaan saja.

"Hhh." Darius menghembuskan napasnya.

Sejak pulang dari Explorasa dia mengurung diri di kamar, caffe machiato dan sandwich-nya bahkan belum dia sentuh.

Tok... Tok...

Sebuah ketukan disertai dengan suara lembut yang memanggilnya terdengar, pintu kamarnya dibuka lalu tak lama kepala Keifani menyembul di baliknya.

"Mas, makan siang yuk. Aku udah masak nih."

Darius berbalik menatap lekat Keifani yang hanya terlihat kepalanya saja di balik pintu, dia melirik jam dinding di kamarnya sebelum akhirnya mengangguk pelan. Dia menyusul Keifani ke meja makan, aroma masakan tercium membuat perutnya sontak berbunyi.

Keifani tertawa kecil saat Darius menggaruk kepalanya tak gatal, lelaki itu tampak salah tingkah, wajahnya bahkan memerah.

"Yuk, makan, Mas."

Darius duduk di tempat biasa, menyodorkan piring kosong pada Keifani. Perempuan langsung mengerti, dengan gerakan lincah tangannya mengambilkan nasi dan lauk pauk untuknya.

Matanya berbinar cerah setelah piring diletakkan di depannya. Bagaimana tidak? Menu makan siang yang dimasak Keifani merupakan makanan favoritnya, sup ceker.

Mereka makan dalam diam, seolah menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam perutnya, tak butuh waktu lama piring Darius bersih kembali.

"Kei, nambah dong."

Keifani kembali mengambilkan makanan untuknya. "Segini aja, Mas?" Darius mengangguk.

Piring kedua Darius juga sudah habis, menyandarkan tubuhnya seraya menepuk pelan perutnya yang buncit. "Ah, enak banget, Kei. Sup ceker buatan kamu mirip masakan Mami."

"Itu resep dari Mami, Mas."

Darius menatap Keifani. "Mami yang kasih atau kamu yang minta?" tanyanya penasaran, kalau boleh jujur dia berharap Keifani menjawab yang kedua.

"Aku yang minta," jawab Keifani tersenyum malu, sedangkan Darius tersenyum lebar. Ah, apa artinya Keifani memang sengaja mencari tahu apa saja masakan kesukaannya.

Sungguh hati Darius sontak berbunga.

"Makasih ya, Kei."

"Sama-sama, Mas," cicitnya kini menunduk.

"Kei, suaminya ajak bicara kok malah nunduk sih."

Keifani dengan cepat mengangkat kepalanya tetapi matanya berkeliaran ke mana saja asal tak menatap mata tajam Darius.

Dia mendengar suara kursi yang bergeser lalu piring dan gelas di bereskan di atas meja, Keifani ikut berdiri berniat membantu Darius tetapi langsung ditolak oleh lelaki itu.

"Biar aku yang cuci, Kei. Kamu istirahat aja di sana." Darius menunjuk ruang keluarga dengan dagunya.

Hanya butuh waktu beberapa menit, Darius ikut menyusul Keifani duduk di sofa depan TV seraya membawa bungkusan yang dibelinya dari Explorasa.

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang