59 | Terburu-buru

7.3K 626 25
                                    

Darius :
Tunggu saya di taman belakang apartemen, sepuluh menit lagi saya sampai.

Bella tersenyum membaca rangkaian kata pesan yang selama ini dia kirimkan tetapi tak pernah mendapatkan balasan, hatinya membuncah bahagia akhirnya bisa bertemu lagi dengan Darius.

Dia mengambil cermin kecil dalam tasnya, menatap pantulan wajahnya di cermin dengan seksama.

Sempurna.

Bella tak ingin pertemuannya dengan Darius kali ini meninggalkan kesan yang buruk hanya karena penampilannya yang kacau, wajah pucatnya di polesi make up tebal. Dia tak ingin Darius melihatnya jelek.

"Lo tunggu gue di mobil, Darius bentar lagi ke sini," usir Bella mengibaskan tangannya.

"Lo yakin Darius akan datang?" Tiana menatap ragu Bella.

"Iyalah, gue yakin. Dia kan masih cinta sama gue," ucap Bella percaya diri.

Tiana mengedikkan bahunya. "Baiklah, gue tunggu di mobil ya, kalau ada apa-apa telepon aja."

Bella mengabaikannya lalu kembali menatap taman apartemen Darius yang tampak ramai, banyak muda-mudi yang berpasangan sedang memadu kasih, ada juga pasangan lansia yang sedang duduk di bangku ditemani oleh susternya.

Lima menit yang dijanjikan Darius ternyata berubah menjadi tiga puluh menit, Bella menunggu dengan gelisah. Tidak ada tanda-tanda kedatangan Darius.

Apakah Darius membohonginya?

Baru saja Bella bangkit dari duduknya, sosok yang ditunggunya muncul seraya berjalan cepat. Mata Bella berbinar bahagia, dia sontak memasang senyum manis yang dulu lelaki itu suka.

"Aku kira kamu nggak bakal datang, baru aja aku mau nyusulin ke atas."

Darius menoleh sekilas ke belakang, merasa aman barulah dia memusatkan pandangannya pada Bella. "Ada apa?" tanyanya datar.

Senyum Bella menghilang digantikan raut masam. "Aku kangen sama kamu, Bee."

Sayangnya ungkapan rindu dari Bella tidak ada pengaruhnya sama sekali, hatinya sudah beku terhadap Bella. Tidak ada cinta ataupun getaran saat melihatnya, semuanya hambar. "Lo hanya ngomong gitu? Ya udah, gue harus balik sekarang. Kei udah nunggu."

Darius menyebut nama Keifani membuat Bella menahan amarah yang siap meledak, bahkan ungkapan rindunya diabaikan lelaki itu.

"Bisakah kamu tinggal lebih lama lagi, aku benar-benar kangen. Aku tahu aku salah, udah selingkuh di belakang kamu. Aku mau minta maaf atas perbuatan aku dulu, aku benar-benar minta maaf, Dar." Bella kembali memanggil nama Darius setelah panggilan sayangnya sewaktu mereka pacaran diabaikan lelaki.

"Gue udah memaafkan lo!" Darius akhirnya membuka suaranya. "Udah, kan? Gue harus balik." Dia mundur selangkah, baru saja akan berbalik tangannya ditahan oleh Bella.

"Tunggu dulu, Dar."

Darius menarik tangannya pelan hingga terlepas. "Ada apa lagi?" tanyanya mulai tak sabar.

"Kamu beneran udah maafin aku, Dar?"

"Ya," jawabnya malas, sesekali Darius melirik jam tangannya. Dia sudah keluar sekitar sepuluh menit, padahal tadi izinnya pada Keifani hanya lima menit. Sekarang pasti Keifani sedang mencarinya.

Mata Bella berbinar. "Berarti kita bisa balikan lagi, kan?"

Kening Darius berkerut. "Balikan?" Mengulang pertanyaan Bella seraya terkekeh geli. "Lo mau kita balikan kayak dulu lagi gitu?" Bella mengangguk semangat. "Maaf ya, Bell. Gue emang udah maafin lo tapi bukan berarti gue mau balikan sama lo, gue udah bahagia bersama Kei sekarang. Juga hati gue udah penuh dengan satu perempuan aja, dan itu istri gue. Keifani Mahalani."

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang