-Cemburu-

8 1 0
                                    

Bis rombongan berhenti di tempat tujuan. Candi Prambanan. Satu persatu teman-temanku turun dari bis dan sibuk berfoto ria. Kecuali aku. Aku masih sibuk curi pandang ke arah Rama duduk.

Kenapa sih Rama harus sibuk menunggu 'Nenek Lampir' itu untuk turun dari bis? Lagian juga 15 menit sebelumnya sudah diberitahu bahwa bis akan sampai di Candi Prambanan. Atau Anne memang sengaja mengulur waktu agar aku bisa melihat keromantisan mereka? Cih!

Pikiranku terus berkecamuk. Hatiku sibuk berbicara sendiri. Menerka-nerka apa yang sebenarnya mereka tunggu. Saat itu, hanya ada Rama, Anne, dan aku dalam bis itu. Apakah mereka berdua tidak melihat ada aku di bis itu? Sungguh, saat itu aku merasa menjadi setan, karena jika ada dua orang yang bersama, maka orang ketiganya adalah setan. Padahal yang cocok untuk disebut setan adalah Anne. Ah, tidak. Terlalu kasar. Mungkin Nenek Lampir lebih cocok.

Drrrttt... Drrrt....

Ponselku bergetar.

"Sayang, kamu kok ga turun bis?"

Ah, manusia ini lagi. Bahkan aku lupa jika aku mempunya Fahri sebagai pacarku. Mungkin karena memang pikiranku sudah dikuasai oleh Rama, sehingga tak ada tempat sejengkal pun untuk Fahri. Aku mengabaikan pesan dari Fahri. Aku sibuk berpura-pura mencari sesuatu dalam tas. Padahal, itu hanya alibi saja untuk memantau Rama dan Anne.

Saat aku sedang sibuk curi pandang ke arah Rama dan Anne, tiba-tiba saja ada sosok Fahri muncul dari pintu bis. Shit! Apakah dia tidak bisa 1 jam saja untuk tidak menggangguku? Aku terdiam. Pura-pura tidak melihat kehadiran Fahri dan sibuk mencari sesuatu di tasku. Tentu saja aku sendiri bingung mencari apa. Langkah kaki Fahri terdengar semakin mendekat.

"Han? Kamu kenapa?"

Sontak aku menoleh ke arah Fahri. Dan terlihat jelas, Rama menoleh ke arah Fahri dan aku berada.

Untuk apa? Apakah Rama peduli sama aku? Apakah Rama cemburu melihat Fahri menghampiriku? Lalu bagaimana dengan Anne? Bukankah hampir 5 menit dia seperti tidak menganggapku ada di dalam bis ini? Atau mungkin memang dia tidak menyadari ada aku disini?

Pikiranku sibuk menerka-nerka kejadian yang baru saja kualami. Tak ingin membuang kesempatan, aku sengaja ingin memancing kecemburuan Rama.

"Aku lagi nyari barang di tas. Tapi kok nggak ada ya?"

"Mau aku bantuin cari? Sini coba tasnya."

"Nggak usah, deh! Turun aja, yuk! Nggak enak sama teman-teman yang lain."

Fahri memegang tanganku dan menggandengku berjalan keluar dari bis. Saat tiba di kursi Rama, mata kami saling bertemu. Aku menatap Rama. Rama pun menatap aku. Sepersekian detik bola mataku bertemu dengan bola matanya.

Rama, apa yang kau pikirkan saat itu?

***

Untuk masuk ke dalam Candi Prambanan kami diberikan tiket masuk yang sudah dikoordinir oleh wali kelas. Kami semua menuju ke area candi sambil berbincang dan berfoto ria.
Segerombolan temanku berjalan mendahuluiku, meninggakkan aku yang hanya jalan berempat dengan Pipit, Luthfir, dan Decky. Dalam gerombolan itu, aku melihat Rama dan Anne. Apakah sekarang Rama menjadi budak cintanya Anne sehingga dimana ada dia, disitu pasti ada Anne? Atau memang Anne yang kecentilan ingin terus berada di dekat Rama?

"Mitosnya sih, orang yang pacaran di Candi Prambanan bakalan putus."

Pipit berbisik dan memecah lamunanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romansa Cinta HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang