Sejak mengenal Rama, hari-hariku menjadi lebih indah. Bisa kalian bayangkan bagaimana rasanya jatuh cinta untuk pertama kali? Semua akan terasa indah. Aku bisa melakukan segala aktivitas seperti makan, mandi, beres-beres rumah dengan sangat cepat hanya karena ingin segera membalas pesan singkat darinya. Dan hari ini, aku sungguh tidak sabar untuk segera pergi ke sekolah, bertemu dengan Rama walaupun aku hanya berani memandangnya dari kejauhan.
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri depan cermin, mbak?" Suara ibu negara memecah lamunanku.
Aku tak menjawab pertanyaan dari ibuku, melainkan aku semakin fokus menatap bayangan wajahku pada cermin dihadapanku. Dan sedetik kemudian, aku kembali bertanya pada ibuku.
"Bu, kenapa sih wajahku cantik banget kayak gini? Heran deh, aku semakin suka ngeliat wajahku di cermin, cantik kayak bidadari."
"Dadi wong ki mbok yo ojo GR ngono. Gek ndang mangan , terus mangkat sekolah." Ibuku menjawab pertanyaanku dengan nada kesal. Bisa kutebak mungkin ibuku cemburu karena wajahku lebih cantik darinya. Buat kalian yang nggak ngerti jawaban dari ibuku, artinya yaitu : "Jadi orang tuh ya jangan GR. Cepet sana makan, terus berangkat sekolah." Ya, orangtuaku memang suka berbicara menggunakan bahasa Jawa ketika dirumah. Biarpun kami tinggal di Tangerang, tapi aku dan adik-adikku punya keturunan blasteran, lho! Blasteran Gunungkidul >< Banyuwangi hahaha.
Pagi itu, aku memutuskan untuk tidak sarapan, karena aku terburu-buru ingin segera sampai sekolah. Padahal jam dinding baru menunjukkan pukul 05.55 WIB. Akhirnya, aku meminta izin kepada ibu negara untuk pergi ke sekolah. Tak lupa juga aku meminta uang jajan, tetapi uangnya tak kumasukkan ke dalam saku, melainkan kumasukkan ke dalam tas. Dan setelah ibu negara memberi izin, aku segera mencium tangan ibuku dan menuju sepedaku. Sebelum kukayuh sepeda dan berangkat ke sekolah, aku selalu mengucapkan suatu kalimat yang digunakan sebagai penanda bahwa aku sudah berangkat ke sekolah. Kalimatnya seperti ini : "BERANG-BERANG BAWA TONGKAT, BERANGKAT!!!"
***
Sebetulnya, hari ini sudah tidak ada kegiatan belajar, hanya daftar ulang untuk menentukan kelas baru kami ketika sudah naik ke kelas 8. Di perjalanan, kukayuh sepedaku dengan santai sambil menikmati semilir angin pagi yang sejuk. Walaupun rumahku termasuk daerah perkotaan, tetapi jika pagi hari, kami masih bisa menghirup udara sejuk. Inilah yang menjadi alasan mengapa aku suka sekali berangkat sangat pagi. Karena, jika aku berangkat lewat dari jam 06.00, maka jalanan sudah mulai macet dan banyak polusi udara. Sungguh, hal ini yang paling kubenci ketika berada di jalan.
Tak terasa sepeda pink milikku sudah memasuki gerbang sekolah. Masih terlihat seperti bangunan kosong tanpa penghuni. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan menuju ruang kelasku. Ketika sampai di kelas, aku terperangah karena ternyata Rama sudah terlebih dahulu sampai di sekolah. Ya, dan sekarang kami hanya berdua di kelas. Mungkin siswa lain akan senang jika hanya berduaan dengan sang kekasih di dalam kelas, tapi tidak dengan aku dan Rama. Justru aku hanya duduk di kursi dekat pintu, sedangkan Rama sibuk mengotak-atik ponselnya dipojok kelas. Karena hari ini tidak ada kegiatan belajar, maka siswa diperbolehkan untuk membawa ponsel, termasuk aku. Beberapa saat kemudian, ponselku bergetar. Aku mengambil ponselku dan melihat layar ponsel yang menunjukkan bahwa ada pesan masuk. Segera kubuka pesan tersebut untuk mengetahui isinya. Aku kaget, mataku melotot hingga hampir keluar dari tempatnya. Pengirim pesan itu adalah Rama.
"Hey..."
Aku senang, tetapi bingung juga. Kami berada pada satu ruangan yang sama, entah mengapa dia lebih memilih untuk mengirimkan SMS dibandingkan langsung memanggilku. Ah, tidak. Aku lebih suka dia mengirim SMS dibanding langsung memanggilku, karena aku pasti akan malu sekali. Aku segera membalas pesan yang ia kirim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Cinta Hana
Non-FictionKisah cinta seorang gadis biasa bernama Hana. Dimulai ketika ia gagal move on dari cinta pertamanya, Rama, sehingga menjadikan seorang lelaki sebagai pelampiasannya. Semua berubah ketika ia kembali bertemu dengan cinta pertamanya. Bagaimana kegalaua...