I Don't Understand All This (Chapter 23)

473 57 11
                                    

"Ketika semuanya telah terasa berat, mencoba baik saja itu semakin sulit saja."

(Author **** POV)

Taehyung membawa satu makanan favorit sang adik. Dia membuat penuh cinta, bantuan dari sebuah teknologi hebat yang namanya internet. Masakan kue brownies cokelat dengan isi pandan yang nikmat. Meski dia masih kaku menggunakan ponsel, bantuan dari seorang bibi di rumah menjadi salah satu sindiran keras.

Taehyung kalah telak soal masalah teknologi zaman sekarang.

"Yummy, masakan ini pasti enak. Jungkook tidak akan pernah ketinggalan masakan kakaknya mulai sekarang, aigu... Kedua tanganku masih berguna juga walau aku masih lama tidur."

Taehyung tepuk lengan kanannya juga tepuk lengan kirinya. Cukup lucu sekarang saat dia memakai jaket merah kental dan celana pendek warna kuning. Beberapa orang melewatinya saja menahan tawa saat melihat pria norak sepertinya berdiri di dekat pohon palm.

"Kurasa mereka menatapku aneh. Sebenarnya apa yang mereka lihat? Kenapa aku merasa dihajar oleh mata mereka?"

Taehyung berhenti sejenak memperhatikan dirinya sendiri dalam pertanyaan besar. Apakah bajunya aneh? Dia merasa nyaman. Meski norak tetap saja dia enak memakainya. Tapi, namanya juga hati. Dia terlalu peka menanggapi perkataan orang lain. Kelemahan inilah yang dulu  selalu mendapatkan protes dari Yoongi.

Entah kenapa, mengapa hatinya sendu ingin egois sekarang. Taehyung inginkan kakak bukan kehidupan kedua yang bisa merenggut dirinya dari kedua saudaranya. Ini sama saja dirinya mati di tempat selamanya. Koma adalah pilihan terbaik kalau kebenarannya dia tidak bisa bersama mereka.

Taehyung memang menyedihkan dari seorang gembel dari mental. Langkah kakinya semakin ragu saja akibat anggapan para manusia tak tahu soal dirinya juga masalahnya. Hidup itu memang penuh ejekan, mana mungkin tidak. Kalau bukan dunia ciptaan Tuhan, maka surga neraka tidak akan dibuat. Mana yang pantas dan mana yang tidak. Semua manusia setara dengan adanya dosa, walau cara mereka beda.

Terlalu banyak pertimbangan sampai Taehyung membuat dirinya terjebak pada suatu hal yang menyangkut pertemuan. Kaki itu tersandung akar tanaman sampai dia jatuh terjengkang ke depan. Sakit di lutut dan lecet di telapak tangan.

Lebih sakit lagi kalau kuenya hancur di tempat karena penutupnya lepas. Kenapa Taehyung harus merasakan sial sekarang kalau kemarin adalah keberuntungan mendapatkan mimpi.

"Tidak, jangan! Kenapa begini, mana mungkin?! Tidak!" Kedua tangannya mengambil kue cokelat di atas aspal jalanan. Tidak cukup bagi orang melihat saja, minat menolong sesama seolah hilang tanpa kelas. Para pengemudi roda empat serta karyawan kantor mungkin sibuk akan masa istirahat mereka memilih untuk diam tanpa mengusik.

Tak jarang sebagian pemikiran manusia menganggap kalau Taehyung adalah seorang penipu demi mendapatkan keuntungan dari sebuah simpati.

"Hikksss... Aigu, aku buat kue ini untuk Jungkook. Kenapa aku tidak bisa memberikannya walau sekali hikkss... Kenapa nasibku begini menyedihkan, kenapa?" Isakan itu ada sebelum Taehyung menyadari jika Tuhan tidak mau memberi restu.

Anak baik harus tegar setelah mendapatkan ujian. Lalu sekarang? Taehyung harus sekuat baja demi mendapatkan kebahagiaan. Taehyung punya titik lebur sendiri di dalam hati, kue ini salah satu cara untuk membuat Jungkook bisa merasakan masakan ibu mereka. Ya, Taehyung pernah merasakan masakan ibunya setiap hari sampai hafal rasanya.

Don't Leave Me  (Sad Story Jeon Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang