(Author **** POV)
(Flashback *** ON)
Jam menunjukan pukul 10.00 pagi waktu dimana kota dengan sebutan negeri Gingseng sibuk dengan aktifitas mereka. Entah itu bersepeda berjalan dengan teman, kekasih, berbelanja dan sebagainya. Mereka begitu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tak jauh berbeda dengan seorang namja dengan rambut hitamnya, yang sibuk menenteng dua kantung belanjaan yang terlihat berat.
Wajah namja tampan itu begitu pucat, bibinya kering dan kelopak juga wajahnya begitu sayu. Apalagi cuaca cukup terik meski waktu menunjukan pagi hari, namja tampan dengan jaket hitamnya itu bernama Jungkook. entah kenapa tubuhnya terasa dingin hingga ia menggigil kedinginan. Dirasakan panas di tubuhnya cukup tinggi, entahlah kenapa tubuh namja tampan itu begitu kuat. Saat tubuhnya membutuhkan istirahat karena sakit, tapi dia....
Melakukan tugasnya, tugas yang menjadi rutinitasnya... dan itu adalah sudah menjadi kewajiban menurutnya. Jungkook melangkahkan kakinya pelan, berkali-kali ia memgeng pohon ataupun tembok saat kepalanya merasakan pening luar biasa, tubuhnya yang lemas dan juga lemah membuat beban di kedua tangannya terasa berat, meski apa yang ia beli tidaklah banyak.
Nafas itu tidak teratur ketika langkah kakinya terus berjalan, tatapan dari dua bola mata itu makin memburam. Kini ia berjalan melewati beberapa toko, ingin sekali ia menaiki taksi agar ia cepat sampai di rumahnya, tapi apa daya. Uang yang ia bawa tidaklah cukup, karena Hae Soo ibu dari Seokjin hanya memberikan uang belanjaan tanpa transportasi.
Jika saja Seokjin ada di sampingnya, pastinya Jungkook akan diantarkan oleh namja tampan itu dengan motor atau naik taksi bersama. namun, Jungkook memakluminya kalau kakaknya begitu sibuk dengan tugasnya, tugas sebagai seorang dokter. Dan Jungkook bangga akan hal itu, karena sebentar lagi kakaknya akan menjadi seorang dokter. Dokter yang sanga diimpikan oleh Seokjin.
Matahari terus meninggi, dan awan pun tak nampak di langit membuat hawa panas yang makin lama mulai menyengat. Jungkook merasakan pening di kepalanya, bahkan tubuhnya terasa lemah. Ingin sekali ia sampai di rumahnya, dan beristirahat sejenak. Tapi, perjalanannya masih jauh... dan ia tidak tahu sampai kapan ia sampai dengan langkah gontai dan pelan.
Tak jauh disana....
Langkah kaki terdengar saat seorang namja dengan rambut coklat yang sedikit berantakan, berjalan dengan sebuah permen rasa coklat yang ada dimulutnya. Namja dengan jaket coklatnya dan juga celana jeans yang robek pada lututnya tak lupa sebuah slyer yang melekat di lehernya itu terus berjalan menuju ke suatu tempat, tempat yang menjadi favoritnya selama ini.
Dilihat dari penampilannya, ia adalah namja berandal yang hidup urakan dan tak beraturan. Banyak tatapan aneh yang mengarah padanya, bukan hanya itu ada juga beberapa orang yang menatap dengan tatapan ketakutan ke arah namja yang dengan santainya berjalan tanpa menghiraukannya. Ya... dia memang begitu, ia tidak peduli dengan orang lain, dia hanya peduli dengan dirinya sendiri dan juga teman satu gengnya.
Namja itu adalah 'Suga' ya itulah nama panggilan yang biasa ia dengar. Karena baginya dirinya tidak mempunyai nama, dan nama yang ia terima sekarang ini adalah nama yang menurutnya bagus di dengar.
Namja itu terus berjalan, dan dengan santainya ia menikmati lolipopnya hingga tak terasa permen yang ada di dalam mulutnya hampir habis.
Bersamaan dengan itu...
Jungkook berjalan dengan lemah dan gontai, tatapannya mulai memburam kepalanya mulai pusing. Kini ia berjalan melewati sebuah toko kue, saat beberapa langkah kakinya berjalan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me (Sad Story Jeon Jungkook)
أدب الهواة"Hyung jangan tinggalkan aku..." - Kim Jungkook- "Kookie, kau tunggu disini ya... Hyung dan yoongi hyung akan kembali..." -Kim Taehyung- Air mata, tangis dan penderitaan itulah yang dirasakan oleh seorang Jungkook, dalam penantiannya... Menanti ked...