Autumn Leaves (Chapter 54)

299 22 3
                                    

"Kebanyakan manusia enggan disebut miskin, tetap saja saat ada bantuan datang mereka malah berlagak miskin."

.

Ambisi seseorang sudah membuat lidah menjadi pisau. Suga masih ada di kursinya mencoba abai dalam adegan penganiayaan yang tengah terjadi sekarang ini. Seokjin sudah memberikan dia bungkus rokok, diantara Jimin atau Hoseok yang suka menghisap asapnya. Lidah Suga merasakan pahit serta rasa tidak nyaman melebihi kehidupannya.

"Ah, kurasa aku akan menikmati pra adegan ini. Apakah kau mau rokok Namjoon?" Lempar kecil bungkus itu pada sahabatnya. Ketiga orang di sekitar Suga adalah penyemangat dan bisa dibilang mereka adalah kelompok yang membuat Suga merasakan hidup bak masyarakat umumnya. Kehidupan dengan keluarga ditengah fakta dia adalah gembel.

Bau asap rokok dalam ruangan itu tercium oleh Seokjin yang berusaha menenangkan sang ibu juga Jiyeon yang ribut keduanya. Meski begitu, pemuda wajah tampan itu hanya sebatas melirik Yoongi yang sibuk dengan koreknya. Membuat api di ujung rokok itu sesuai keinginannya. Disusul oleh Namjoon yang menunggu dan menawari baik itu Jimin atau Hoseok yang kenyataannya juga menolak.

Tumben memang, alangkah baiknya kalau Seokjin menegur mereka soal kesehatan. Tapi, bodohnya dia juga memberikan satu bungkus rokok di atas meja agar kelompok jalanan di ruang tamunya gak merasa bosan atau mengeluh. Seokjin benci keluhan dan mengatakan pada dirinya untuk mempersiapkan segalanya dengan baik.

Kini tak ada hal paling menyebalkan selain mereka para berandal. Jiyeon keluar dengan wajah menekuk, hampir membuat Jimin berambisi untuk menggodanya jika saja dia tidak lihat bahwa gadis di depan matanya baru menampar pipi Seokjin sampai keras. Adegan ini sungguh, membuat mereka yang ada disana menjadi tidak enak.

Hoseok membisik ke arah Namjoon, dia mengatakan kalau rasanya sangat tidak baik kedatangan dia juga tiga temannya menimbulkan polemik sekarang ini. Namjoon setuju saja hingga dia merasa canggung untuk menghidupkan korek api di tangannya. Si ibu, yang ada di bagian dapur merasa kaget melihat pipi putranya merah akibat tangannya.

"Kau gila? Mengundang mereka ke rumah ini? Bagaikan basecamp dan seenak hati kau membuat rumah yang harusnya aman dan damai, penuh dengan sampah!" Si mata gadis sangat mencolok dengan dia yang mendengus sebal ke arah Suga juga lainnya. Bagian dimana dia anggap kalau mereka hanya makhluk menumpang nan merepotkan.

Jimin tidak suka tatapan itu sehingga dia berdiri dengan kesalnya.

"Apa-apaan tatapanmu itu? Kau anggap kami seperti kotoran!" Tak terima memang, kedua pemuda di belakangnya berusaha untuk menenangkan si bantet kesayangan. Suga tampak santai walau matanya masih awas, baginya tidak ada yang bisa mengontrol diri sebaik dirinya dalam situasi ini. Suga tidak suka tipikal wanita di depannya.

Benar-benar menyesatkan.

"Memang benar, kalian hanya sampah masyarakat yang hidup dalam naungan kami. Jika tidak ada belas kasih orang seperti kakakku ini, maka kalian tidak akan bisa bergaya," ucapnya penuh lagak.

"Wah kurang kalsium kau rupanya," balas Namjoon dengan bahasa tak kalah sadis. Hoseok hanya tertawa dan mendongak kepalanya. Dia jengah mendengar ini semua, tak ada kata selain mereka harus menahan ego demi atitude. "Seokjin saja tidak masalah dengan kami, dia yang mengundang kami. Justru dia minta belas kasih kami, dibandingkan kami minta belas kasihmu," pelan dalam isyarat. Seokjin mengangguk setuju tak masalah kalau ada kata yang merendahkan dirinya, karena dia tahu siapa dan apa maksud dari Suga mengatakannya.

"Dasar tidak berguna. Dia berani-" hendak melemparkan sesuatu. Seokjin menahan tangan itu lalu merebut benda darinya, membuang begitu saja sampai dia merasa lelah dan jengkel. Tak ada yang bisa membantu dari atas apa yang Jiyeon lakukan sekarang ini. "Kumohon, demi kerang ajaib. Kau sungguh membuat aku muak dan resah! Kau tidak pernah membantu, tidak pernah bekerja apalagi ide untuk mengumpulkan uang. Bagaimana bisa aku hidup dan menumpang kalau aku saja tidak bisa bekerjasama seperti dirimu itu?" Seokjin frustasi sekarang.

Don't Leave Me  (Sad Story Jeon Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang