"Bisakah aku minta waktu diputar kembali sebelum tragedi menyerang keluarga hingga penuh derita saat itu?"
(Author ***** POV)
Konyol!
Ini yang dinamakan kejadian pengundang emosi. Ancaman juga ucapan kasar sekedar beo membuat tatapan seorang pemuda mabuk merasa semakin tidak terima saja. Supir taksi itu berusaha menipu dengan mengatakan harga ongkos yang mahal, itu tidak mungkin saat dia masih pandai dalam mapel matematika sejak kecil.
"Bajingan sialan!" Makinya keras juga jemari tengah membentuk fuck begitu kasarnya. Adrenalin ini seperti selalu terjadi di ibukota akhir-akhir ini. Kadang masalah antara supir taksi juga seorang pelanggan memang membuat miris kenyataan.
Padahal kedua manusia beda status sosial juga pekerjaan ini saling membutuhkan satu sama lain, cuan bisa mengeratkan hubungan dan bisa juga merusak suatu ikatan yang telah lama terjalin. Dalam keadaan mabuk inilah pemuda paras tampan itu inginkan dirinya kaya dan mapan.
"Nghhh, dia yang salah aku yang kena. Hey! Hey! Aku bisa beli mobilmu dengan uang gaji juga tabunganku hah! Dasar supir bar-bar!"
Kemarahannya adalah simbol atas rasa tidak puasnya pada sebuah pelayanan. Kim Seokjin, dia kehilangan fokus beberapa kali setelah menepuk bokongnya menghadap ke belakang. Bermaksud memberikan ejekan keras pada mobil taksi yang sudah dua menit lalu meninggalkan dirinya di pinggir jalan ibu kota yang begitu padat meski malam. Serasa kalau di kota, tak lain dan tak bukan tanah kelahirannya ini tidak ada libur sama sekali.
Mungkin kota ini akan sepi tanpa penduduk jika kiamat terjadi. Ah... Sembarangan sekali pikiran pemuda mabuk ini.
"Rasanya kepalaku pusing nghhh..." Suaranya tampak serak karena banyak minum, ini tidak sama saat dia memarahi Jungkook yang dulu banyak minum es. Tenggorokannya juga sakit serta sedikit kering. Apakah dia butuh air putih atau memang dia harus membuka mulut supaya embun malam masuk ke dalam kerongkongannya?
Gilanya lagi pemuda status dokter itu melakukannya. Membuka mulut dan memberikan dengungan suara bahagia yang dia buat demi mendapat citra perhatian orang sekitar.
Seokjin berjalan gontai sesekali mengusahakan dirinya supaya tidak mendaki tanah dengan wajahnya itu. Berjalan bak orang tolol dan membuka mulut lebar bukanlah ide bagus. Bukannya mendapatkan kelegaan akibat kerongkongan basah yang ada malah kering dan kena penyakit.
Bisa jadi, Seokjin akan diliburkan karena dia terserang demam serta batuk pilek parah. Cuek bebek harus tetap dibutuhkan sebagai cara agar pusat semesta tidak melihatnya. Pesona dalam dirinya sudah diakui beberapa orang, jika dia menjadi artis maka standar dia miliki sekarang bisa menjadi pusat internasional.
Tapi, jika menemukan orang semacam ini mabuk bagaikan kerasukan arwah bodoh. Tak ayal titel internasional disandangnya akan dicabut segera dari pihak pemerintah dan meminta Seokjin untuk segera wajib militer saja demi bela negara daripada tidak sama sekali.
"Hahahaha... Aku merasa kalau nyamuk bisa masuk ke dalam mulutku uhukkk! Nghhhh... Eomma aku butuh teh, aku butuh kasur ungghh..."
Kedua lututnya begitu jatuh lumpuh tanpa daya. Bukannya bangun dan berusaha duduk di kursi taman yang ada Seokjin malah menjatuhkan tubuhnya di atas tanah berumput hijau, dia rasa dia telah menemukan kasur yang disediakan alam. Hati-hati saja jika ada kotoran atau air kencing hewan peliharaan yang bisa saja ada disana. Sekedar mengintai dan menempel di salah satu pakaian tidak mahalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me (Sad Story Jeon Jungkook)
Fiksi Penggemar"Hyung jangan tinggalkan aku..." - Kim Jungkook- "Kookie, kau tunggu disini ya... Hyung dan yoongi hyung akan kembali..." -Kim Taehyung- Air mata, tangis dan penderitaan itulah yang dirasakan oleh seorang Jungkook, dalam penantiannya... Menanti ked...