"Terima dari sebuah usulan untuk tidak meninggalkan seorang saudara memang benar adanya."
(Author ***** POV)
Suga bukan orang parah yang menyepelekan tugasnya sebagai seorang kakak dari lebih dia tahu. Ingatan memang tidak muncul sepenuhnya, bukti dalam sebuah lembaran foto keluarga dengan Seokjin di dalamnya membuat dia harus menuntut diri bahwa dia percaya akan semua itu.
Sebab-akibat.
Hal dimana dia tidak bisa mendapatkan dua kali kalau kehilangan kesempatan. Hoseok dan Namjoon menahan Suga yang tengah mengamuk saat tahu bahwa seorang wanita mencoba memanfaatkan situasi. Sembrono memang sampai seorang satpam rumah sakit datang hendak menahan mereka. Para manusia pembuat gaduh dan keonaran.
"Pak, tolong jangan bawa dia. Saya bisa jelaskan, saya jamin tidak akan terjadi hal seperti ini."
Seokjin siap menjadi tembok, melindungi mereka bahkan sosok ibu yang berdiri di belakang punggungnya bak pengecut. Tidak seperti sebelumnya yang berkoar bahwa dia sangat bangga diri. Saat bertemu Suga, nyali dalam dirinya ciut bagaikan permen kapas.
Tatapan takut saat dua manik mata sipit itu membantai dirinya dalam netra hitam terselip di belakang sana. Jiyeon yang tak kuasa menahan takut memilih berada di belakang Jimin tepat.
"Kau apakan adikku, sekarang kau inginkan uangnya?!"
Suga yang marah bukan pertama kali. Seokjin habis mengatakan janji, tapi tak tepati. Sang pihak keamanan hampir kehilangan kesabaran. Bukan hanya orang saja yang tidak nyaman, maka pekerjaan dirinya sebagai pihak keamanan akan sia-sia.
Dipecat bukan sebuah jawaban diinginkan oleh semua orang.
"Eomma, tolong keluar. Kau dan Jiyeon sudah membuat masalah dan tidak lagi, aku tidak bisa melindungi eomma selamanya kalau eomma terus begini. Membuat aku dan Jungkook, merasakan seorang ibu yang suka memanfaatkan keluarganya sendiri!"
Masalah privasi. Hoseok dan Namjoon saling bertatap muka satu sama lain dalam cara tak pasti. Keduanya masih sibuk menahan Suga alias Yoongi. Mungkin mereka belum terbiasa memanggil demikian sebagai nama asli lantaran sudah sangat nyaman akan panggilan Suga.
Gula yang manis juga sangat menyenangkan kalau kena lidah. Namjoon harap setelah ini hubungan sebuah persahabatan akan semakin lengket. Sangat lengket sampai seekor tikus ketakutan kalau kaki mereka buntung saat memaksa untuk menariknya. "Suga, kumohon jangan buat ulah. Lihatlah bagaimana dokter itu sampai berdebat demi dirimu juga-"
Namjoon masih belum tahu siapa mereka. "Yang jelas kau harus jaga emosi. Kau katanya habis pingsan, jangan membuat aku harus mengikat dirimu di tiang bangunan agar kau tenang ya?" Ucapan yang menunjukkan isyarat hukuman dan bukan lainnya.
Kala di dunia ini selalu dibutuhkan yang lebih dewasa serta pengalaman untuk mendapatkan keberuntungan. Nasihat adalah awal seorang manusia dapat keberhasilan.
"Lengkapi saja tujuanmu, fokus temukan adikmu. Jungkook juga siapa itu?" Tatapan matanya menatap ke arah Hosoek yang tenang mengingat nama siapa adik satu sahabatnya itu.
"Taehyung?"
"Ya, itu dia nama adikmu. Mereka punya nama bagus dan aku sangat beruntung kau masih punya saudara lengkap seperti impianku."
Agak aneh saat dia mengatakannya. Wajar saja, dia hanya anak mandiri dan sendiri.
Seokjin berusaha untuk tidak membuat masalah ini besar. Jika urusannya dengan pihak keamanan maka semua akan runyam. Tidak ada salahnya saat mencoba untuk tidak mempedulikan mimpi ibunya yang begitu serakah akan uang dan emas.
Suasana tampak kisruh, pontang-panting bagi seorang dokter untuk melakukan semuanya sendiri. Ketika hati tidak sependapat dengan emosi maka semua yang telah dibangun akan jatuh begitu saja.
"Biarkan wanita itu pergi," ucap satpam memberikan sedikit solusi untuk masalah ini. Seluruh kejadian akan menjadi tanggung jawab mereka yang terlibat lebih dalam dan jauh lagi. Hae Soo merasa aman bisa bernapas lega juga Jiyeon.
Keduanya pergi keluar dalam tangan mengepal erat memberitahu bahwa jalur yang bakal dilewati bisa saja aman. Tatapan mata Yoongi mengikuti kemana mereka pergi, dalam suatu perkara dia mendecih kesal dan jengkel. Rasa sakit yang dia lakukan untuk Jungkook tidak akan pernah ada. Hoseok tangannya sangat kuat agar Suga tidak lagi menghantamkan kekerasan.
Kekerasan!
Akan melanggar hukum dan ditangkap polisi hingga masuk dalam istana prodeo. Namjoon menatap mata Suga supaya dia tidak terlalu tenggelam dalam kalang kabut.
"Namjoon!"
"Dengarkan aku Suga! Kalau kau tetap begini kau tidak akan bertemu dengan saudaramu. Kau bertemu dengan dirimu seperti sekarang ini! Jangan marah, kendalikan emosimu!" Gertaknya keras. Tidak ada cara selain dia harus berdebat.
"Dia ingin memanfaatkan adikku Kim Namjoon, dua wanita gila itu ingin melakukan hal jahat pada adikku!"
Suara keras itu, melampaui batas kesabaran seorang Suga. Kalau dia kehilangan keseimbangan antara emosi juga realita maka usai saja sudah.
"Kau akan hilang kesempatan. Lihat sekarang! Lihat sekarang, kau tidak akan melihat adikmu saat kau sudah mengajar orang sampai berdarah!"
Jimin dan lainnya menatap Namjoon. Pertama kali dia marah besar sampai pamer suara lantang marah. "Ini kesempatan dimana kau bertemu adikmu, dari pada mengurus mereka yang tidak akan memberikan kau hasil lebih baik cari Taehyung juga adiknya itu. Dia akan memberikan kesempatan panjang dan besar agar kau bisa merasakan hal sebagai seorang kakak dari adik-adikmu!" Perkara mudah kalau orang mengatakannya.
Jalan keluar harus selalu di cari.
Suga terdiam saat kedua telinganya mendengar teriakan seseorang di depannya. Lebih dewasa dan masuk akal kalau dibahas. Tidak salah, Suga memang melakukan kesalahan besar sekarang.
Tubuh Suga merasa lemas setelah dia mendengar semuanya.
"Dengar, kita semua akan membantu dirimu. Kau tidak perlu anggap dirimu sangat merepotkan kami. Kami tidak biasa, mendapatkan maaf darimu."
Tepukan hangat di pundak kanan. Saat dia mengatakan kalau, semua akan baik saja hati seorang Suga menjadi tenang sekarang.
"Jangan kacau kan pikiranmu dengan hal tak penting. Kau Kim Seokjin bukan?"
Namjoon memastikan kalau caranya benar. Tidak semua orang benar, tidak semua orang mengalami kesalahan. Kalau ada salah, bisa jadi hal itu dimaafkan.
Suga menjatuhkan air mata saking frustasinya. Kepalanya terasa sakit dan berdenyut bukan main, dia merasa kesalahan masa lalu akan terus ada.
Selamanya, apakah benar?
......
TBC...
Semangat selalu, gomawo and saranghae. ❤️
#ell
26/09/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me (Sad Story Jeon Jungkook)
Fiksi Penggemar"Hyung jangan tinggalkan aku..." - Kim Jungkook- "Kookie, kau tunggu disini ya... Hyung dan yoongi hyung akan kembali..." -Kim Taehyung- Air mata, tangis dan penderitaan itulah yang dirasakan oleh seorang Jungkook, dalam penantiannya... Menanti ked...