Prolog 1

819 54 10
                                    

Ceklek

Pintu terbuka, ruangan yang gelap itu akhirnya mendapatkan sedikit cahaya dari dunia luar, membuat seseorang yang berada didalam sana akhirnya mengangkat kepalanya yang berat. Tubuhnya terikat oleh rantai, matanya bengap dan beberapa darah mengalir dari tubuhnya.

Bisa dipastikan bahwa orang itu dalam keadaan sekarat.

Ia menatap tiga orang yang baru saja datang, kemudian pintu tertutup kembali. Dan lampu pun menyala. Ya, akhirnya ia bisa melihat wajah orang yang mendatanginya.

“Appa?” panggilnya lemah.

Tidak ada jawaban dari orang yang ia panggil. Lelaki paruh baya itu hanya menatapnya dengan mata yang memancarkan kemarahan. Berbeda dengan dua orang yang berada di belakangnya. Tak lama lelaki itu pun menghela nafas, kemudian

Bug.

Ia memukul anak lelakinya.

Ia memukul anak satu-satunya yang ia punya. Tidak peduli dengan keadaannya sekarang, tidak peduli dengan wajah memar dan darah yang keluar dari tubuh putranya. Ia hanya ingin menghajar anaknya itu sekali saja. Sekali dalam seumur hidupnya.

“Kau adalah kebanggaanku. Kau adalah anak lelaki yang aku harapkan. Bisa bisanya kau membohongiku? Hah?”

Bug.

Lagi, tinju nya itu melayang di pipi sang anak. Itu adalah kekuatan yang tidak pernah ia pakai sejak 37 tahun yang lalu. Kala putranya lahir kedunia.

“Hentikan, kau bisa membunuhnya”

“Lebih baik dia mati ditanganku daripada mati ditangan musuhnya sendiri”

Ia mengangkat kepalanya lagi. Seperti siap dengan konsekuensi yang akan diterimanya. Sudah lama dirinya memikirkan kapan hari ini akan datang. Kapan ayahnya tau bahwa dirinya menjadi bagian dari KX?

Tapi sungguh, ia tidak pernah memikirkan jika hari itu akan tiba sekarang, saat dirinya sedang lemah tak berdaya.

“Jawab aku Jehoon-ah, sudah berapa lama kau menjadi bagian dari KX?”

Lelaki yang bernama lengkap Lee Jehoon itu mau tidak mau akhirnya membuka suara, “3 tahun yang lalu”

“Jadi selama tiga tahun pula kau membohongiku? Dengan berkata bahwa kau bekerja di London? Kau tega membohongi orangtua-mu sendiri?”

Diam. Jehoon tidak bisa membela dirinya. Karena benar, dirinya telah berhasil membohongi Ayahnya selama 3 tahun lamanya. Padahal ia adalah kebanggaan keluarganya. Setiap tahun, kepulangannya kerumah selalu disambut oleh Ayah dan Ibunya.

Tapi hal tersebut ternyata hanya kebohongan semata.

“Dan kau.. Beraninya kau merekrut anakku tanpa berkata apapun padaku!”

Salah satu pria paruh baya disana juga kena omelan dari Ayahnya Jehoon. Dia adalah Park Hyunjae, ketua dari gangster yang bernama KX.

“Maafkan aku Hyungnim. Aku tidak tau jika Jehoon dan Jewon adalah anak kalian. Maafkan aku juga karena aku tidak memeriksa latar belakangnya. Maafkan aku, Hyungnim. Sekali lagi maafkan aku” ucapnya pada Lee Honggi, Ayah dari Jehoon.

“Kau seharusnya minta maaf padanya, bukan padaku” ucap Honggi sambil menunjuk kearah seorang lelaki yang berada tepat dibelakangnya.

Satu-satunya orang yang tidak dikenali oleh Jehoon.

“Jewon! Bagaimana keadaannya sekarang? Dia baik-baik saja kan?” tanya Jehoon.

Hening. Tidak ada yang berbicara.

The Woman I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang