Episode 4

482 42 10
                                    

"Hoaammm"

Kim Jiwon yang terbangun dari tidurnya itu langsung saja berjalan menuju ke sebuah dapur, tempat dimana ia mengambil beberapa makanan untuk di makan.

Diambilnya sepotong roti tawar dari plastik, kemudian ia gigit dan membiarkan roti itu menggantung di mulutnya, seraya berjalan menuju bagasi mobil.

Langkahnya terhenti ketika melihat mobilnya utuh. Maksudnya ada dua mobil disana. Kening Jiwon pun menyerit, "Apa dia bekerja dengan tidak membawa mobil hari ini?"

Jiwon yang tidak ambil pusing pun langsung saja memanaskan mobilnya sebentar, kemudian bergegas lagi untuk memasak makanan sebelum berangkat ke tempat kerjanya.

Lagi-lagi rasa ingin tahunya itu memanggil, setelah mematikan kompor dan mesin mobil, buru-buru perempuan itu berjalan menuju ke kamar suaminya.

Tok. Tok. Tok.
Diketuknya pintu kamar tersebut. Hening. Tidak ada jawaban. Namun ketika Jiwon ingin melangkah, samar-samar ia mendengar suara orang terbatuk.

Jehoon masih dikamarnya. Padahal jam sudah menujukkan pukul 8 pagi.

Perlahan Jiwon membuka pintu kamar suaminya, hawa dingin sudah mulai terasa karena AC kamar dinyalakan, "Jehoon-ssi"

Tidak ada jawaban dari sang suami, maka Jiwon pun mulai mendekat dan kaget melihat pria itu tidur dengan kening yang menyerit. Ada yang tidak beres.

Dengan perlahan Jiwon memegang kening suaminya dan merasakan panas yang luar biasa. Membuat dirinya dengan cepat mematikan AC dan berlari keluar kamar untuk mencarikan sebuah handuk dan mangkuk besar.

Suaminya sakit. Jiwon bahkan tidak tahu harus berbuat apa.

"Jehoon-ssi, gwenchana? Tubuhmu panas sekali" ucap Jiwon yang dihiraukan suaminya. Betul, lelaki itu tetap memejamkan mata, walaupun tampaknya ia sadar bahwa seseorang berada didekatnya.

Karena bingung, perempuan itupun menghubungi orang yang sekiranya mengerti tentang Jehoon.

"Yeobboseyo.."

"Yeobboseyo, Eommonim?" sapa Jiwon pada sang mertua yang berada di sebrang panggilan.

"Eoh Jiwonie? Wae geurae? Kenapa pagi-pagi seperti ini menghubungi?"

"Eommonim, eng... Jehoon Oppa, sepertinya dia sakit.. Aku.. Aku bingung harus berbuat apa"

"Uri Jehoon sakit? Apa sakitnya panas tinggi dan tidak bisa membuka matanya?"

Mata Jiwon membelak kaget, perempuan disebrang sana sangat mengerti keadaan suaminya. Bisa dipastikan bahwa lelaki tersebut sering sakit seperti ini.

"Ne. Aku memanggil namanya namun dia tidak membuka mata. Aku takut" ucap Jiwon tanpa sadar.

Benar. Perempuan itu takut. Ia tidak tahan melihat orang sakit di rumah. Terlebih lagi Jehoon menyandang status sebagai suaminya.

"Eomma kesana ya, nanti tunggu Jehoon Appa pulang kerumah dulu. Dia sedang mengantarkan barang. Selagi menunggu kami, bisakah kau melakukan sesuatu untuk Jehoon?"

Kepala Jiwon mengangguk, padahal Ibu mertuanya itu tidak akan bisa melihat, "Ne, apa itu Eomma?"

"Tolong buka bajunya. Dan peluk dia dengan hangat. Kalau bisa skin to skin, ya? Demamnya nanti akan turun"

"Ne?" kaget Jiwon.

Sedikit banyaknya perempuan itu tahu jika Skin to Skin mampu menurunkan demam. Namun bukankah itu hanya untuk anak kecil? Bukankah skin to skin kurang ampuh untuk orang dewasa?

The Woman I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang