Episode 5

226 28 2
                                    

Hari demi hari pun berlalu, Jehoon dan Jiwon tetap menjalankan aktivitasnya menjadi suami istri saat dibutuhkan, dan kembali menjadi orang asing dirumah.

Namun keduanya kini sudah lebih baik dari dulu.

Mereka mulai mengerti satu sama lain tanpa berbicara apapun. Contohnya Jiwon yang langsung mengunci pintu ketika suaminya belum tiba rumah di pukul 7 malam, atau Jehoon yang selalu menyiapkan es batu untuk sang istri yang gemar sekali air dingin.

Tapi hanya satu hal yang mereka lupakan

"Hari ini Jiwon ulangtahun, kau ingat kan?"

Matanya membulat. Jehoon lupa akan tanggal lahir sang istri. Perempuan itu bahkan membuat cupcake yang sangat banyak pagi ini dengan alasan untuk anak muridnya.  Seharusnya pria itu sadar bahwa Jiwon memberi cupcake tersebut karena ada maksud dan tujuan.

"Ahh.. Mianhae, Appa. Aku lupa" ucap Jehoon seraya memijat pelipisnya. Lelaki ini sedang pusing karena akan ada proyek besar-besaran.

"Aku tahu kalian hanya berpura-pura menikah. Tapi jangan lupa untuk merayakan ulangtahun Jiwon, ya. Dia menantu kesayanganku" ucap Appa di ujung telfon.

Jehoon terkekeh geli. Kedua orangtuanya sangat menyukai Jiwon sejak pertama bertemu. Perempuan itu pandai membuat orang lain jatuh cinta padanya.

Termasuk, Jehoon.

"Arraseo. Akan ku rayakan bersama Jiwon setelah ini" ucap Jehoon seraya menutup telfonnya.

Langsung saja ia mencari beberapa barang yang sekiranya bisa ia hadiahi untuk Jiwon. Mulai dari baju, aksesories dan banyak lainnya. Namun tidak ada sesuatu yang special, karena Jehoon tidak mengenal siapa istrinya.

Menikah cukup lama dengan Jiwon tidak membuat perubahan signifikan untuk keduanya. Jehoon masih belum mengetahui apapun tentang sang istri dan begitu pula sebaliknya.

"Kira-kira Jiwon suka apa, ya?"

Fokusnya buyar ketika ada staff yang mendatanginnya dengan membawa sebuah map di tangan, "Sajangnim, tolong approved perubahan ini"

Dengan teliti, Jehoon langsung memeriksa kertas demi kertas yang berada dihadapannya dan mengangguk karena pekerjaan staff nya ini benar. Ia mulai berkembang.

"Sudah benar. Pertahankan ya" ucap Jehoon.

Staff tersebut mengangguk, "Ne. Kamsahamnida. Maaf saya lancang, namun apakah Sajangnim sedang mencari sesuatu?"

Jehoon memiringkan kepalanya, "Sesuatu? Maksudnya?"

"Ah. Ani. Aku tidak sengaja menatap layar pc mu. Dan kau sedang mencari hadiah untuk ulangtahun. Siapa yang akan bertambah umur? Ibumu?" tanyanya berhati-hati.

Jehoon tersenyum, "Aniya. Istriku yang sedang berulangtahun"

"Ahh.. Jika kau mencari sesuatu yang romantis, perempuan tidak akan suka diberikan hadiah mewah" ucapnya pada sang atasan.

"Lalu? Apa yang kau berikan?"

"Sesuatu yang simpel, namun tetap berkesan untuknya. Dan jangan lupa untuk membuat moment bersama istrmu di hari ulangtahunnya. Ku yakin dia akan sangat suka"

⇨⇦

"Kau memasak?"

Jehoon menoleh, menatap sang istri yang saat ini sedang tergesa-gesa mencari suatu barang yang berada di dapur. Wajahnya tampak sumringah ketika menemukan gunting yang sedari tadi Jiwon cari-cari.

Pria itu mengangguk, "Ne. Aku masak cukup banyak. Mandi lah dan turun ketika masakanku jadi. Sebentar lagi aku menata piring"

Jiwon menyeritkan dahinya. Tumben sekali suaminya itu memasak. Namun ia tidak ambil pusing, Jiwon langsung masuk kedalam kamar untuk mandi dan keluar lagi ketika pria itu sedang menuang Jus untuknya.

The Woman I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang