08. Salah Restoran

102 32 55
                                    

Setelah menunggu lama, akhirnya hujan sudah reda, membuat Yuda dan Aurel bisa melanjutkan rencana makan malam.

Ngomong-ngomong tadi mereka hampir diusir dari mini market karena mereka ribut sehingga orang yang ada disekitarnya merasa terganggu.

Kata Aurel, salahkan Yuda karena dialah yang selalu membuat dirinya kesal berakhir mereka bertengkar kecil.

Sekarang mereka sudah sampai di salah satu restoran yang tempatnya berada di rooftop.

Lampu yang tergantung menghiasi restoran dan suasananya yang damai membuat restoran itu terlihat indah.

Aurel tidak bisa berhenti memandang dengan tatapan berbinar. Senyum Yuda merekah, dia tidak salah pilih restoran.

Seorang pelayan menaruh menu di meja sambil menunggu untuk mencatat pesanan membuat mereka sontak fokus dengan menunya.

Aurel membelalakan matanya saat menatap harga makanan yang sangat mahal. Dia membungkuk agar lebih dekat dengan Yuda dan memegang menu guna menutup mukanya dengan Yuda, "Kita gak salah masuk restoran, 'kan?"

"Sepertinya salah restoran." Jawab Yuda dengan nada berbisik.

Aurel mencubit lengan Yuda sehingga meringis kesakitan.

"Lu kok bisa salah!? Sekarang kita harus gimana!?"

"Lu pura-pura sakit kepala lalu naik ke lantai atasnya lagi untuk cari udara segar, nanti gue nyusul lalu kita keluar dan cari restoran lain."

Aurel menganggukkan kepalanya dan menjalankan aksinya dengan sempurna.

Saat di lantai atas dia terkejut, karena ada satu meja dilengkapi dengan makanan dan minuman yang terlihat mahal dan hiasan yang di tata dengan sempurna membuat terlihat lebih indah daripada yang di bawah.

"Lu suka?" Tanya Yuda yang tiba-tiba datang, membuat Aurel terkejut untuk kesekian kalinya.

Alih-alih menjawab, Aurel bertanya balik. "Lu pasti udah rencanain ini semuanya, 'kan?"

Yuda mengangguk. "Jadi lu suka?"

"Suka, tapi tidak suka pas gue ditipu tadi." Aurel cemberut membuat Yuda gemas mengacak rambut Aurel.

Yuda menggenggam tangan Aurel, menuntunnya ke meja makan.

Mereka menghabiskan waktu makan malam dengan ngobrol santai walaupun Yuda terkadang menggoda Aurel dan membuat Aurel mencubit atau menginjak Yuda.

Yuda tidak pikir rasa sakitnya, dia hanya memikirkan cara membuat Aurel bahagia dengannya.

Aurel tiba-tiba memikirkan harga tempat ini, pasti mahal, apalagi yang ditempatinya saat ini tempat VIP.

"Lu kenapa?" Tanya Yuda.

"Gue cuma mikir tentang biayanya, pasti mahal. Cara lu bisa pesan tempat ini bagaimana?"

"Ngepet."

"Serius!?" Yuda menganggukkan kepalanya.

Aurel melongo, terkejut karena tidak menyangka Yuda ngepet.

"Tapi bohong." Tiba-tiba dia terkena lemparan tisu bekas dari Aurel.

Yuda tertawa senang karena yang menatap kesal dirinya sekarang tertipu.

Suara berdering dari handphone Aurel yang menunjukkan nama Sanian disana membuat Arin segera menjawab panggilan, dan membuat Yuda meredakan ketawanya.

Tidak lama kemudian Aurel mengakhiri panggilannya.

"Bisa kita pulang sekarang? Sabian tidak jadi menginap."

Yang ditanya pun menganggukkan kepalanya, sesudah itu mengajak Aurel untuk pulang. Soal bayaran restoran, Yuda sudah bayar sejak memesan meja untuk dirinya dengan Aurel, jadi mereka langsung ke motor Yuda dan segera pulang.

Melihat Aurel membalikkan badannya menuju ke rumahnya membuat Yuda menahan tangannya, Aurel menatap Yuda dengan raut bertanya.

Yuda menghela napas dengan pelan. "Aurel, lu tahu gue suka lu, 'kan?" Tanya Yuda yang sedang menahan gugupnya.

Aurel menggelengkan kepalanya. "Lu suka gue?" Dia mengira Yuda cuman pura-pura menyukainya, ternyata tidak.

"Iya, tapi lu suka sama gue gak?" Tidak mendapatkan jawaban, Yuda melanjutkan kata-kata yang sangat ingin dia sampaikan.

-

TBC

Hujan || Yeonjun ft. ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang