Sudah satu minggu berlalu Yuda dan Aurel jauhan, mereka sesekali berpapasan tapi tidak menyapa atau pun melihat satu sama lain persis seperti orang asing. Sabian yang melihat itu tentu senang karena kakaknya menjauh dari lelaki buaya.
Sedangkan Wina tidak senang, dia mau kapal Yuda dan Aurel berlayar, "Rel, kok lu jauhan sama Yuda sih?" Wina menguncangkan tangan Aurel dengan kesal.
"Emang kenapa?"
Wina menghela napas dengan kasar dan berhenti menguncangkan tangan Aurel, "Gue mau lu sama Yuda pacaran."
Aurel menatap horror Wina, "Mimpi aja sana."
"Cih, pokoknya lu harus kembali dekat sama Yuda! Gue mau kapal gue berlayar sama dapat pj!"
"Untuk apa kembali dekat kalo gue sama Yuda masih dekat." Ucap Aurel dengan santai yang membuat Wina terbelalak.
"Serius!? Tapi lu sama Yuda jauhan! Lu bohong, 'kan!?"
"Gue serius, gue jauhan sama dia kalo adik gue ada di dekat gue. Dahlah, gue mau ke kantin." Aurel berjalan menuju ke kantin, meninggalkan Wina sedang ketawa-ketiwi sendirian membuat teman kelas lainnya menatap heran Wina.
Saat ke kantin, Aurel tadi melihat Yuda dan teman kelasnya bertanding basket lawan kelas lain, ia juga melihat Sabian dan yang lainnya sedang menyoraki. Aurel heran, kenapa mereka semua betah membuang suaranya demi bersorak yang tidak penting.
Kantin sedang sepi membuat Aurel tersenyum senang, ia tidak perlu mengantri seperti biasa. Tapi sayangnya, suara berisik menghampiri kantin, Yuda dan teman kelasnya bersorak gembira karena menang.
Yuda melihat Aurel yang sedang membeli minuman langsung menghampiri nya tanpa berpikir panjang, "Kelas gue menang."
"Jadi? Hubungannya sama gue apa?"
"Ucapin selamat dong, manis."
"Sabian gak ikutin lu, 'kan?" Yuda yang tadinya senyum langsung mempoutkan bibirnya, mengira Aurel akan mengucapkan selamat kepadanya.
"Geli gue lihat lu begitu, cepat jawab pertanyaan gue tadi."
"Gue gak akan di dekat lu kalo Sabian ikutin gue. Sekarang, ucapin gue selamat."
"Selamat." Aurel berjalan melewati Yuda yang sedang kecewa.
Tiba-tiba Yuda menarik tangannya, Aurel kaget langsung melepaskan tangan Yuda. "Lu bau! Jangan sentuh gue!"
"Ini bau kemenangan, sayang." Aurel jijik mendengarnya, ia memberikan tisu ke Yeonjun.
"Lap keringet lu, jijik gue, sumpah."
"Lapin dong sayang."
"Lap sendiri sana!" Protes Aurel.
Yuda ngelap keringatnya sambil melihat Aurel, "Lu bisa makan gak?"
"Bisalah."
"Kalo gitu, ayo makan bareng nanti malam, gue jemput lu jam tujuh. Bye cantik." Yuda mengambil minuman Aurel dan berlari meninggalkan kantin.
Aurel berlari mengejar Yuda, saat di luar kantin, ia tertabrak dengan seseorang, "Kakak kenapa lari?"
"Y-ya karna mau. Gue balik ke kelas dulu, lu jangan bolos." Sabian mengacungkan jempolnya membuat Aurel menganggukkan kepalanya dan menuju ke kelas. Ia ingin mencari Yuda tapi takut ketahuan sama Sabian, padahal seharusnya ia tidak perlu takut karena Sabian hanya adiknya.
Saat di kelas, Aurel melihat Yuda yang tadinya sedang bersandar di pintu kelas langsung berjalan mendekatinya, "Ini minuman lu."
Aurel ingin mengambil minumannya tapi Yuda malah menaikkan tangannya yang sedang memegang minumannya, "Setujuin makan malam kita dulu baru gue kembaliin."
Aurel menghela napasnya dengan kasar, "Hm, gue setuju, cepat kembaliin minuman gue."
Yuda tersenyum mendengar perkataan Aurel, dia mengembalikan minumannya dan mengacak rambut Aurel sesudah itu pergi.
Aurel kesal melihat Yuda, sedangkan Wina yang melihat mereka dari tadi di dalam kelas sangat bahagia karena kapalnya sedang berlayar.
-
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan || Yeonjun ft. Arin
Fiksi PenggemarHujan menjadi saksi bisu antara Yuda si paling buat emosi dan Aurel si paling emosian. Mereka membuat banyak memori dengan kehadiran sang hujan.