Aurel berjalan menuju ke kelasnya dengan muka merah menahan amarahnya
"Lu napa, Rel?" Tanya Wina saat Aurel duduk di kursinya
"Gue dihukum." Jawab Aurel yang masih menahan amarahnya
"Lu napa dihukum? Hamil diluar nikah?"
Aurel langsung menabok Wina pakai buku catatannya membuat sang empu mengaduh sakit.
"Hehehe, peace. Jadi lu dihukum karena apa?" Aurel menghela napas kasar lalu menceritakan apa yang terjadi tadi.
"Lu jangan bersiul nanti ketahuan." Tegur Aurel. Tapi bukannya berhenti, Yuda malah perbesar suara siulannya padahal mereka berdua belum sampai di kantin.
Aurel yang sudah malas menegur langsung mencubit mulut Yuda, korbannya langsung mengelus mulutnya, "Lebih baik dicium jangan dicubit."
"Kalian berdua mau ciuman?" Mereka berdua sontak melihat ke belakang dan kaget melihat guru bk, kecuali Yuda. Dia sudah terbiasa.
"Iya pak, tapi karena ada bapak jadi gak jadi." Jawab Yuda asal.
Aurel membulatkan matanya, "Gak pak! Yuda bohong!" Elak Aurel.
"Aurel yang bohong pak!"
"Diam! Kembali ke kelas kalian masing-masing dan pulang nanti ke ruangan saya." Guru bk tersebut melanjutkan jalannya, meninggalkan Aurel dan Yuda yang masih terdiam di tempatnya.
Sedangkan Aurel sedang melebarkan mulutnya, tidak percaya apa yang barusan terjadi.
"Jadi ke kantin?" Tanya Yuda dengan tampang polos yang membuat Aurel langsung memukulnya, "Aduh! Woi, sakit!"
"Rasain itu!" Aurel pergi meninggalkan Yuda yang sedang mengaduh kesakitan akibat kepalanya ditabok buku cetak dan kakinya diinjak keras.
"Seharusnya lu ikut ke kantin aja, 'kan lumayan bisa bolos sama berduaan sama Yuda." Ucap Wina.
"Gue gak mau dihukum lagi karena bolos dan gak mau berduaan sama Yuda, gue benci dia."
Wina memutar bola matanya, "Gak usah pakai kata benci kayak di cerita novel, dulunya benci lama-lama cinta."
"Gak. Bakalan. Terjadi."
"Terserah, yang penting kalau jadian jangan lupa kasih pj."
Aurel berdecih, "Mimpi."
"Blablabla bodo amat. Oh, ya, nanti kita gak jadi pulang bareng, gue males nungguin lu di ruang bk nanti."
"Tungguin gue, nanti Yuda maksa gue pulang bareng sama dia." Aurel memasang muka memelas dan menarik kecil tangan Wina.
"Apa nih sebut-sebut nama?" Tidak ada angin dan hujan, Yuda tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
"Lu ngapain disini?"
Yuda menyodorkan buku cetak, "Buku lu ketinggalan pas selesai nabok gue"
"Oh, makasih." Walaupun Aurel membencinya tetap dia harus berterima kasih karena dia punya hati nurani tidak seperti Yuda.
"Lu gak ada niatan minta maaf?"
"Minta maaf karena gue nabok lu?"
"Bukan, minta maaf karena lu udah buat gue nak-"
Wina menyela perkataan Yeonjun dengan memukul keras meja, "Berhenti bertengkar! Jangan bikin gue gemas pengen jodohin kalian."
"Jangan ngadi-ngadi lagi, Win."
"Terserahlah, capek gue lihat kalian ribut." Wina menghentakkan kakinya kesal pergi keluar kelas meninggalkan sepasang Adam dan Hawa di kelas berduaan.
Selang beberapa detik Wina kembali, "Jangan lama-lama berduaan di kelas nanti ada berita hamil diluar nikah," Dan melanjutkan pergi meninggalkan kelas lagi.
Aurel menghela napas kasar, lelah melihat tingkah temannya. Orang-orang yang ia temui disini kenapa sangat menyebalkan.
"Tadi gue beliin lu es teh, diminum ya. Gue mau cari tempat bolos, bye." Yuda menyimpan es teh yang bagian bawahnya basah diatas buku cetak Aurel lalu langsung kabur.
"YUDA! BUKU CETAK GUE BASAH!" Aurel langsung ngelap buku cetaknya menggunakan notes yang berada diatas penutup es teh tanpa membaca isinya.
-
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Jarum panjang sudah menunjukkan angka untuk murid di sekolah bisa pulang dan Yuda dan Aurel sudah keluar dari ruang bk.
"Enak bisa duduk sejajar dengan lu tadi."
Aurel mengacuhkan Yuda dan tetap berjalan menuju halte, ia masih marah sama Yuda karena bikin dia masuk bk dan buku cetaknya basah.
"Lu gak mau nebeng sama gue?" Tawar Yuda tapi tidak mendapatkan sebuah jawaban, "Marah sama gue? Yaudah, gue minta maaf, ayo ke motor gue."
"Aurel! Woi, Aurel!" Teriak Yuda saat melihat Aurel berjalan sambil menyumpal earphone dan mobil melaju dengan kencang dari arah kiri.
-
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan || Yeonjun ft. Arin
Fiksi PenggemarHujan menjadi saksi bisu antara Yuda si paling buat emosi dan Aurel si paling emosian. Mereka membuat banyak memori dengan kehadiran sang hujan.