Kembali aku di kantor dengan segudang pekerjaan, jarang tersenyum dan main keluar ruangan semenjak Sandra tidak masuk kantor. Surat Keterangan Sandra sudah kuserahkan pada pak Eddie, menunjukkan dia pasca operasi dan butuh rehat satu minggu, aku tidak perlu heran lagi bagaimana keluarga Sandra bisa dengan mudah mendapatkan surat semacam ini.
Waktu sudah menunjukan saatnya makan siang. Aneh, karena aku sama sekali tidak lapar sekali pun tidak sepat sarapan pagi tadi. Dapat ku dengar bunyi roda kursi bergerakan dan sofa-per kursi berdecitan tanda karyawan mulai beranjak dari tempat duduk mereka dan keluar istirahat. Pak Eddie juga terliht bersiap keluar ruangan,
"Rie, kamu gak keluar makan?" Tanya pak Eddie.
"Gak pak. Saya gak begitu laper," jawabku simple padanya.
"Oh gitu.. napa eh, kamu kok lesu? Are you in periodtt?" Tanya pak Eddie heran.
"Iya nih pak" jawabku mengiyakan saja, padahal aku baru menstruasi seminggu lalu moga aja dia gak inget aku sempat mengambil stock pembalut karyawan di ruangan.
"Oke deh, kalo gitu saya duluan".
Saat pak Eddie hendak memegang gagang pintu ada seseorang yang membuka pintu masuk. Ternyata bu Ika dan beberapa teman gibahnya masuk.
"Eh ada Vallerie!" Sapa bu Ika sok akrab.
"Hallo bu ...." Jawabku.
"Mana temen kamu, siapa sih tuh namanya?" Tanya bu Ika memancing suasana.
"Sandra bu ... dia."
"Sakit ... Sakit apa?" Tanya bu Ika semakin ingin tahu.
"Dia habis operasi, masih dalam masa pemulihan." Jelas pak Eddie.
"Iya gitu bu." Mengiyakan jawaban pak Eddie
Lalu terdengar cewek-cewek bawaan bu Ika berbicara pelan di belakang. Dalam pikiranku saat ini adalah hanya ingin mereka cepat enyah dari sini.
"muda-muda kok operasi, jangan-jangan cuti hamil" sambil tertawa kecil sinis bu Ika menyindir diiringi cekikian cewek-cewek itu.
"gak gitu buk" jawabku kesal namun tetap tersenyum.
Aku bisa liat pak Eddie sangat tidak nyaman dengan pemandangan ini, jadi beliau pun memecah suasana;
"udah ayok, ngobrol mulu kalian kita gak jadi-jadi pergi keburu udah harus masuk lagi, laperrr bok" sambil mengedipkan mata padaku dan mendorong bu Ika keluar tanda mereka sudah harus pergi.
'ya udah ayok-ayok' kata bu Ika cuek dan mereka semua keluar ruangan.
*fiuuuuhh* lega rasanya kataku dalam hati.
Setelah menunggu beberapa saat aku memutuskan untuk setidaknya makan sesuatu, tidak perlu keluar kantor jadi ku putuskan ke mini mart kantor. Ku raih tasku, dan hanya mengambil dompet dan handphone. Aku mengambil jalan menuju lift untuk turun dan saat pintu lift terbuka keluarlah orang yang sedang ingin ku cabut jantungnya saat ini. LUKAS.
'janji ya sayang' terdengar celotehan manja wanita yang dirangkulnya. Dalam hatiku penuh amarah. Dasar brengsek! Aku tidak bisa mengubah wajahku yang langsung merah padam melihatnya, dan menjijikkannya dia definitely tau apa yang terjadi. Kami terhenti sejenak di depan lift dan dia sengaja melanjutkan percakapannya dengan wanita itu
'iyah sayangku' sambil menyentuh lembut dagu wanita itu lalu berjalan pergi. Aku pun masuk ke dalam lift sambil cepat-cepat menekan tombol untuk menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMI MAWON MONDAY
Chick-LitBercerita tentang kehidupan seorang wanita karir yang bosan dengan rutinitas yang ia rasa cenderung monotone dan kurang bergejolak sampai suatu saat ia merasa harus menarik kata-katanya sendiri.