Hari-hari berlalu dan kini sudah berganti bulan yang baru. Entah cuma aku yang baper atau Thomas memang jarang kelihatan. Wajar sih, Thomas di ruangan yang berbeda lantai denganku. Sebentar... Bagaimana kalau aku sampai termakan omonganku sendiri yang pernah bilang 'punya pacar sekarang adalah bukan prioritasku', Seakan aku akan benar-benar jadian dengan Thomas, sungguh gegabah. Saat aku berusaha menghilangkan pikiran ini dari kepalaku;
"Hayoooo, ngelamunin siapa?" kata miss Rempong mengagetkanku.
"Ya ampun San, jangan gitu dong"
"Ya habisnya kamu bengong"
"Aku tadi Cuma tiba-tiba penasaran aja, si Thomas kok gak pernah keliatan yak"
"Hmmm... kamu naksir ya Rie'?" sambar Sandra dengan mata menggodaku
"Ehh..bukan gitu."
"Ehhm..ehhm" tiba-tiba bu Ika berdehem kode untuk Sandra agar kembali duduk bekerja karna sepertinya kami terlalu lama di depan mesin kopi.
"Ya udah sana balik" kataku pada Sandra, dan dia hanya membalas dengan menunjukku dan mengedipkan satu matanya seakan PD banget aku bakal cerita dia apapun itu. Sandra..Sandra ada-ada aja.
Sambil masih memengang mug kopi ditanganku aku berjalan menyusuri koridor dan saat aku mau berbelok kearah ruanganku, pucuk di cinta ulam pun tiba Thomas ada di ambang pintu sedang berbicara dengan pak Eddie, aku disuruh selamanya nunggu belakang sini ikhlas kok Tuhan, ehhh gak ding bercanda, yang tidak aku sadari ada jarak berdiriku dengan dia terlalu dekat dan saat dia berbalik:
"Pluuuk..." ia menyikut mug ditanganku dan semua sisa kopiku mendarat dengan syantik di kemejanya yang sialnya pada saat itu berwarna pastel
"Ohh God, Thomasssss maafin aku" sambil berusaha membersihkannya dengan tanganku karna aku gak bawa tissue sama sekali
"Eh gak papa, udah,udah" kata Thomas yang tetap ramah sambil berusaha membersihkan seadanya dengan sapu tangannya.
"Aduh gimana ya aku gak enak banget ni, aku yang cuciin gimana? Sumpah maaf banget aku yang salah gak liat-liat"
"Gak papa Vale', aku juga salah kok. Santai" ya ampun kenapa ada cowok sebaik dan seramah ini ya Tuhan, boleh bungkus bawa pulang? Eh, dan dia inget namaku. Ya aku tau semua orang manggil aku dengan sebutan rie' tapi dia inget nama yang kuberikan padanya dengan alasan aku merasa bahwa Vale lebih keren dari pada dipanggil buntutnya doang. Hihi
"Bener nih gak papa??"
"Iya gak papa Vale, ya udah aku balik ruangan dulu ya" kata pria tampan ini sambil leaving me breathless. Saat aku masuk ke dalam ruangan pak Eddie senyam senyum gak jelas, jangan-jangan dia liat lagi aduh..
"Uunncchh, kayak sinetron aja kalian"
"Ah bapak apaan sih, kalo disinetron sekalian aja tuh kopinya tak seberapa tapi massive basahnya"
"Trus karna basah bajunya, dada bidang cowoknya samar-samar keliatan" kata pak Eddie menyambung sinetron khayalanku
"Hahahahahahaa" kami pun tertawa terbahak-bahak bersama. Aku dan pak Eddie emang punya selera humor yang sama serta suka berhayal yang aneh-aneh. Aku pun kadang suka iri melihat jari-jari ni bapak yang lentik dengan kuku-kuku yang sangat terawat, pertanda dia mungkin aja sering meddy-peddy. But he's the best and sweetiest person in the entire office, I swear!.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMI MAWON MONDAY
Chick-LitBercerita tentang kehidupan seorang wanita karir yang bosan dengan rutinitas yang ia rasa cenderung monotone dan kurang bergejolak sampai suatu saat ia merasa harus menarik kata-katanya sendiri.