12. Satori

41 3 0
                                    

Tsukuyo Satori, seorang gadis yang tidak memiliki seorang ayah sejak kecil. Ayahnya menikah dengan ibunya dan melahirkan Satori. Namun saat Satori berumur 8 tahun, orang tuanya bertengkar hebat dan bercerai, ibu Satori merasa sakit hati dan memicu tumbuhnya kebencian Satori terhadap ayahnya itu. Bukan sampai disitu saja, saat berumur 9 tahun, salah satu temannya diperkosa beramai-ramai dan membuat temannya itu meninggal (Dark kali sih) Hal itu membuat kebencian Satori terhadap laki" semakin besar. Dia kemudian berlatih keras untuk menjadi kuat dan membela kaum wanita, dia mengikuti ekstra bela diri disekolahnya. Awalnya diremehkan, namun dia berhasil mendapat peringkat 1 siswa terkuat disekolahnya dan mendapat julukan "Sang Monster". Satori sangat tertarik dengan seni pedang, hingga akhirnya seorang pemilik dojo merekrutnya untuk ikut pelatihan seni pedang selama 3 tahun, tapi setelah 1 tahun dia telah lulus dengan nilai yang bisa dibilang hanpir sempurna. Satori berlatih di dojo Akagami milik ayah dari Akagami Ayato, tapi Satori tidak mengenalnya atau pernah mendengar namanya, karena dojo terpisah dan Ayato satu tingkat diatas Ayato atau beda tingkatan. Satori berada di generasi ke-6, sementara Ayato generasi ke-5.

"Kau berkembang cukup pesat, Satori..." ucapku sambil terus menangkis serangannya.
"Ini karena aku harus mengalahkanmu!!"
TAAAANG!!!
"Satori... kau memang hebat, tapi... kau tidak bisa mengalahkanku." Aku menendangnya jatuh.
"APA?!!" Aku menendang katananya lepas dan menghunuskan pedangku ke leher Satori.
"Kau lihat? Jika terus seperti ini, kau tidak akan bisa mengalahkanku." Ucapku sambil memasukkan pedangku ke sarungnya.
"Suatu hari, aku pasti akan mengalahkanmu, Ayato."
"Aku akan menunggu hari itu."

Latihanku dengan Satori berjalan lancar, tapi aku tidak akan mengatakan bagaimana cara dia lulus ujian ini, dia harus mencari tahu sendiri.
"Ada apa Satori? Kenapa kau malah lemas?" Tanyaku.
"Sial... ada apa dengan diriku ini." Satori mencoba bangkit, namun segera aku tendang jatuh kembali.
"AAAKKH!!"
"Kemana tekadmu untuk mengalahkanku?" Tanyaku lagi.
"HYAAH!!" Satori bangkit dan langsung menyerangku, namun aku kembali menjatuhkannya dengan mudah.
"Kuharap kau bisa lebih baik lagi, Satori." Ucapku sambil pergi neninggalkannya. Ini adalah hari ke-2 latihan kelulusan Satori, dia masih terlihat gagal untuk mengalahkanku. Satori depresi memikirkan cara untuk mengalahkan Ayato, setiap dia ingin menebas Ayato, pasti dia selalu gagal.
"Kenapa aku selalu gagal untuk mengalahkannya?" Batin Satori.

Satori akhirnya memutuskan untuk berlatih pada malam hari yang membuatnya bisa saja telat menuju sekolah, untuk menutupi kekurangan itu, Satori meminum kopi agar otaknya kembali fokus dan bisa mengusir rasa ngantuknya. Beberapa siswa khawatir dengan kondisi Satori, karena biasanya Satori adalah orang yang selalu tidur awal dan tidak terbiasa bergadang. Di hari ke-5 latihan kelulusan Satori...
"AAAKKHH!!!" Satori jatuh ke tanah.
"Ada apa Satori? Pertahananmu tidak seperti biasanya, malah makin buruk..."
"Hah... hah... hah..." Satori terlihat kelelahan.
"Kita sudahi latihan ini..." ucapku sambil melihat langit yang mendung.
"Tidak... aku masih bisa Ayato..." Satori bangkit perlahan, namun kakinya terlihat tegang, tidak seperti biasanya.
"Kembalilah ke asrama, kau mungkin perlu istirahat..." ucapku sambil berjalan meninggalkannya.

Pov Satori
"Ada apa ini? Kenapa aku bisa begini?" Batinku sambil melihat kepergian Ayato. Seluruh badanku gemetaran.
"Aku mungkin kurang minum kopi!" Aku mengambil sebuah botol besi minuman yang berisi kopi, lalu aku meminumnya sampai habis.
"Apa yang terjadi padaku?" Aku merasa stress tidak bisa mengalahkan Ayato, tiba" kalung liontinku terlepas dan jatuh.
"Heh?" Aku mengambil liontin hati itu dan membukanya. Aku bisa fotoku dengan seorang gadis berambut pirang, dia adalah temanku.
"Kenapa aku ini lemah? Kenapa?" Ucapku sambil menangis mengingat temanku itu. Aku kesal dan membuat liontin itu jauh". Lalu aku kembali ke asrama dengan perasaan sedih.

Pov Ayato
Aku mendengar bahwa Satori berlatih setiap malam untuk mengalahkanku.
"Dia selalu bergadang untuk berlatih pedang." Ucapan itu membuatku terkejut, saat sedang asik berpikir dan jalan"... aku menemukan sebuah liontin.
"Liontin milik siapa ini?" Liontin itu berbentuk hati, saat aku membukanya, aku bisa melihat Satori dengan seorang gadis berambut pirang.
"Siapa dia?" Batinku. Aku bertanya pada Elaina soal masa lalu Tsukuyo Satori, dia menjelaskan semua termasuk si gadis berambut pirang.
"Jadi begitu..."

Pov Satori
"Aku harus berlatih lebih keras lagi..." hujan turun begitu deras. badanku lemas dan gemetaran, penglihatanku mulai buram.
"Aku akan mengalahkan Ayato...." nafasku tersengal-sengal, aku mulai kehilangan keseimbangan, sampai akhirnya...
GRAAABB...
Seseorang memelukku dan berkata...
"Bodoh..."

Pov Ayato
Aku berlari dan memeluk Satori yang hampir jatuh pingsan.
"Bodoh..." dia terkejut melihatku yang tiba" memeluknya.
"A-Apa yang kau lakukan disini Ayato?" Tanya Satori.
"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan hujan" begini?" Tanyaku melepas pelukanku dan menatap tajam Satori.
"A-Aku..." Satori pingsan, aku segera membawanya masuk asrama perempuan.
"Ayato?!!" Kebetulan Lucia membuka pintu asrama.
"Eh? Apa yang terjadi dengan Satori?" Yuna tiba" muncul.
"Jangan tanyakan apapun lagi, bawa dia kekamar dan ganti pakaiannya cepat!" Ucapku. Lucia langsung membopong tubuh Satori, sementara Yuna membawa tas dan pedang Satori.
"Dia terlalu memaksakan diri..." batinku sambil berjalan kembali ke asrama. Setelah kejadian itu Satori istirahat selama 1 hari penuh. Besoknya...

Pov Satori
"Kau sudah bangun, Satori?" Leen menyapw Satori yang sedang melamun.
"Iya..." jawab Satori, Leen duduk disampingnya.
"Apa kau tidak ingin pergi ke sekolah, Satori?" Tanya Leen lagi.
"Tidak..." jawabku
"Kenapa?"
"Karena aku..." aku mulai menangis.
"Aku telah gagal menjadi seorang pelindung perempuan, bahkan mengalahkan seorang laki" saja aku tidak bisa, aku ternyata memang lemah." Ucapku
"Itu tidak benar..." Satori terkejut mendengar tanggapan Leen.
"Kita memang pelindung perempuan, tapi dengan cara yang salah Satori..."
"Namun dia datang dan mengubah semuanya, tidak semua laki" itu jahat katanya..." kata Leen lagi.
"Kita menghinanya, tapi dia mengalahkan kita dan memberi kita pelajaran dari semua kesalahan kita..."
"Kita hanya harus..." Leen mengulurkan tangan padaku.
"Berusaha menjadi lebih baik lagi." Aku merasa angin berhembus kencang.
"Iya...." entah kenapa hatiku merasa tenang lagi. Aku akhirnya pergi ke sekolah bersama yang lainnya.

Pov Ayato
"Apa kau sudah siap, Satori?" Tanyaku.
"Iya..." jawabnya. Ini adalah hari terakhir latihan kelulusan Satori.
"Bersiaplah!" Aku langsung berlari menyerangnya, pertarungan ini disaksikan ribuan siswa.
"Kau hebat juga, Satori..." pujiku.
"Kau juga Ayato..." balasnya.
"Kalau begitu, tunjukkan semua kemampuanmu!" Aku meningkatkan keseriusanku dalam menyerang Satori. Dia terpojok, padahal ini hanya 1/4 kekuatanku saja, namun dia tidak menyerah.
"UUGGH!!" Dia jatuh.
"Ada apa? Kau kelelahan, Satori?" Tanyaku.
"Belum!" Dia menyerangku lagi, namun aku jatuhkan lagi.
"Aku masih belum selesai!" Dia kelelahan, namun tidak menyerah.
"Aku belum menyerah!" Dibangun langsung berlari menyerang ke arahku, dan dia... berhasil menebasku!
"Kau lulus, Satori..." ucapanku membuatnya terkejut.
"Berarti, aku berhasil mengalahkanmu?" Tanya Satori.
"Entahlah kau mengalahkanku atau tidak, tapi kau berhak lulus." Ucapku lagi.
"Kenapa bisa aku-"
"Tekadmu dan ambisi untuk menang itu sangat luar biasa Satori, tapi..." aku menghampirinya.
"Jangan memaksakan diri..." ucapku sambil mengelus kepalanya dengan lembut.
"Senior Satori!!" Semua siswa perempuan menghampiri Satori.
"Selamat atas kelulusanmu, Satori." Ucapku lagi.
"Selamat senior Satori!!" Yuna memeluk Satori dari belakang.

Pov Satori
Entah apa yang terjadi padaku sampai bisa lulus dari ujian yang diberikan Ayato. Asrama perempuan mengadakan pesta atas keberhasilanku, kami semua bersenang-senang.
"Satori, ini liontin milikmu?" Kepsek Elaina datang kepadaku memberikan liontinku.
"I-Iya... dimana anda menemukannya?" Tanyaku.
"Entahlah, Ayato yang menemukan ini, dia menyuruhku mengembalikan ini padamu." Aku terkejut mendengar hal itu.
"Jadi begitu..." batinku. Entah kenapa hatiku merasa senang, aku merasa ingin lebih dekat dengan Ayato, apakah ini...

Pov Ayato
Setelah kelulusan Satori, kali ini adalah giliran Luna, tapi aku merasa bahwa Satori lebih denganku, tidak seperti biasanya.
Tapi entahlah, aku tidak terlalu peduli

To Be Continued...
Menggambarkan perempuan itu susah, apalagi memahaminya di dunia nyata ini, jadi wajar...
Arc kelulusan ini panjang...

Swordmaster At Girls SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang