1. Pertemuan masalah

152 14 3
                                    

"Kaum pria, harus diadili..."

Pagi yang cerah disebuah sekolah, terlihat seorang gadis cantik dengan sebuah katana dipinggangnya memasuki sebuah ruangan, para siswa yang melihat membungkuk hormat padanya.

"Maka para gadis harus..." dia masuk ke sebuah ruangan yang didalamnya ada 6 gadis dengan membawa katana juga.

"Menindas para lelaki!" Sementara itu diluar area sekolah, terlihat seorang laki-laki dengan pakaian sekolah, dia adalah murid baru.

"Jadi ini sekolah baruku..." aku melihat ke sekeliling.
"Semoga ini sekolah yang damai..." ucapku lalu memasuki sekolah itu.

"Wah-wah, kalo dikumpulkan seperti ini... pasti ada masalah." petinggi gadis ke-2, Akane Mashiro.

"Apakah ada hal yang menarik?" Petinggi gadis ke-3, Haruna Rena.

"Semoga ini cepat berakhir." petinggi gadis ke-4, Aoi Yuna.
"Semoga dia kuat." Petinggi gadis ke-5, Makina Luna.

Di samping Luna adalah Petinggi gadis ke-6, Tsukuyo Satori yang hanya diam mendengarkan.

"Benar sekali..." sementara yang berbicara adalah petinggi gadis ke-1 sekaligus pemimpinnya, Tamaba Leen.

"Ada seorang murid pindahan laki-laki bernama Akagami Ayato, tidak ada informasi kenapa dia dipindahkan kesini, tapi..." semua gadis tersenyum.

"Kita harus mengadilinya!" Seru Leen.

Aku berjalan dengan santai, aku berpikir bahwa ini adalah sekolah yang damai, tapi ternyata para siswi membawa senjata, sedangkan laki-laki berpenampilan seperti perempuan.

"Aku mempunyai firasat buruk..." aku berjalan sambil menenteng tas sekolah serta sebuah katana yang aku lapisi dengan kain agar tidak dicurigai.

Semua mata para gadis tertuju padaku, tapi aku hanya menanggapinya dengan dingin, seorang siswa laki-laki menghampiriku.
"Oi, apakah kau murid baru disini?" Tanya dia.

"Ya." Aku meliriknya, dan sama saja seperti laki-laki di sekolah ini, mukanya dia dandan seperti perempuan. Tiba-tiba ponselku berbunyi dan ternyata aku mendapatkan dari orang yang sudah tidak asing bagiku.

"Ini benar-benar buruk..."

Aku berjalan ke lantai 2 untuk menuju ruang kepala sekolah sesuai pesan tadi, sebelum masuk ke ruang kepala sekolah, aku berpapasan dengan gadis yang membawa katana di pinggangnya, dia tampak waspada denganku, tapi aku mengabaikannya dan masuk ke ruang kepala sekolah.

"Lama tidak berjumpa, Ayato..." perempuan itu menyambutku.

"Sudah cukup lama Elaina..." perempuan yang bernama Elaina itu mengetahui siapa diriku sebenarnya, Sementara itu... diluar ruang kepsek-

"Kepala sekolah mengenal Ayato..." Leen cukup terkejut melihat murid baru yang ternyata mengenal sang kepsek.

"Ternyata memang benar kau yang memindahkanku kesini." Aku sedikit kesal dengan Elaina.

"Tenanglah, aku memindahkanmu bukan tanpa alasan."

"Apapun alasannya, itu akan merepotkan diriku."

"Kepala sekolah yang memindahkannya ? Kenapa ?" Leen masih terus menguping, namun bel sekolah berbunyi, yang menandakan pelajaran akan segera dimulai. Leen pun terpaksa menuju ke kelasnya, tapi dia mendapatkan informasi berharga tentang Ayato.

Setelah berbicara cukup lama dengan Elaina, aku pergi ke kelasku dengan rasa kesal.

"Benar-benar hari yang buruk..." ucapku sambil membuka pintu kelas, dan aku langsung ditodong senjata oleh para gadis, termasuk yang tadi aku temui tadi.

"Ada apa kalian menghunuskan senjata kalian ?" Tanyaku sambil berjalan tanpa takut dengan senjata yang mereka arahkan kepadaku.

"Sepertinya kau tidak takut dengan kami..." gadis yang membawa katana, menaruh bilah katananya di leherku sambil menatapku tajam, tapi aku membalas dengan tatapan tidak peduli.

"Kalau tidak, apakah ada masalah?" Aku memancing si gadis berkatana itu.

"Kubunuh kau..." si gadis berkatana bersiap menusukku, tapi dengan gerakan kilat aku berpindah dari hadapan si gadis katana, semua orang tampak terkejut. Aku duduk di atas sebuah meja.

"Dengar, aku datang kesini untuk mencari ketenangan... jadi kalian jangan mengganggu." Aku menaruh tasku dan membuka sebuah jendela.

"Jangan lari kau!" Si gadis katana berlari ke arahku, tapi aku melompat keluar dari jendela sambil membawa pedangku.

"Ini benar-benar hari yang sangat buruk bagiku..."

Jadi bagaimana ceritanya?
Kalau ada kesalahan, mohon diberi tau dengan coment kalian.

Swordmaster At Girls SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang