16.

594 45 27
                                    

Haiii semuaa

Aku balik lagii huhuuu, setelah sekian lama cerita ini terbengkalai akhirnya aku bisa lnjutin cerita ini lagi wkwkwk.

Jangan lupa vote dan komennya yah:3

*oOo*

" yes I do." Jawab Asya setelah banyak mempertimbangakan semuanya.

Mendengar jawaban yang sangat  ingin ia dengr Arka menyunggingkan senyum paling lebar nya, Arka berdiri dan memeluk Asya sambil menggumamkan kata terimakasih pada Asya.

Saat ini semua orang bahagia melihat para putra dan putri mereka.

Setelah Arka meleaskan pelukan nya, Arka mengambil tangan sebelah kiri Asya dan menyematkan cicin cantik yang terdaat permata indah itu.

Setelah itu Arka menarik kepala Asya dan mencium pucuk kepala Asya dengan penuh kasih sayang. Dan jangn lupakan suara riak gemuruh tepuk tangan dan pekikan yang berasal dari para ibu-ibu sosialita itu.

Asya mencoba untuk tersenyum padahal kini hatinya sedang bergemuruh, bukan karna ia merasa senang, tapi karna ia belum siap melepaskan dan melupakan 'dia'.

Di dalam pelukan Arka, Asya meneteskan air matanya dan langsung ia hapus menggunakan punggung tangan nya dengan cepat.

Arka melepaskan pelukan itu sambil tersenyum lebar.

"Makasih..." lirih Arka dengan mata yang berkaca kaca.

Asya hanya tersenyum simpul sambil menguatkan dalam hatinya bahwa semua akan baik baik saja, dan ia pasti bisa mencintai Arka nantinya.

                          ****

Pagi harinya Asya terbangun seperti biasanya untuk pergi ke kampus, setelah Asya mandi dan sarapan, asya berangkat menuju kampus dengan membawa mobil sendiri.

Ia melupakan bahwa hari ini Arka akan menjemput dan mengantarnya ke kampus, entah apa yg akan terjadi nanti pada Asya ketika Arka tau Asya pergi terlebih dahulu dengan membawa mobil sendiri.

Setelah sampai di parkiran kampus, Asya bertemu dengan Adrian yang ternyata sedang memarkiran motor besarnya disitu.

Sungguh Asya sebenarnya masih malas bertemu Adrian karna kejadian tempo hari.

Asya melanjutkan langkah nya dan menghiraukan keberadaan Adrian, namun baru beberapa langkah tangan Asya di cekal oleh seseorang.

Asya kira awalnya itu Adrian namun ketika ia menoleh ternyata itu adalah Arka!!.

Arka --gumam Asya terkejut melihat Arka yang mencekal lengan nya.

Ya, Arka lah yang mencekal tangan asya saat ini, tadi setelah Asya pergi tak lama Arka datang ke rumah Asya namun yang ia dapat adalah Asya yang sudah pergi terlebih dahulu membawa mobilnya sendiri.

Sungguh itu membuat Arka kesal, lalu ia dengan cepat menyusul ke kampus Asya dan yah, disinilah mereka sekarang, di dalam mobil Arka.

Karena tadi Asya langsung di tarik untuk masuk ke mobil Arka.

"Kenapa berangkat duluan, hem?" Introgasi Arka.

obsession loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang