Pukul setengah 12 malam Jeon masih saja terjaga tengah memeriksa pekerjaan nya. Laporan yg dikirim Niel di email nya ternyata memiliki kekeliruan dengan hasil yg aslinya.
Bibirnya menyeruput coklat panas untuk menemani malamnya bekerja. Jeon tidak suka coffee sejak dulu. Tidak suka bukan berarti tidak bisa mencoba. Hanya jika ingin saja ia akan meminumnya.
Ceklekk
"Ayah" suara pintu terbuka mengalihkan pandangan jeon dari pekerjaan nya. Rupanya anaknya belum tidur dan berjalan kearah nya. Tapi ada satu hal yg membuat jeon membuka sedikit lebar matanya saat menatap putrinya.
Sebuah lingeri yg membalut tubuh ideal anaknya yg membuat pikiran Jeon sedikit buyar. Ini memang bukan pertama kalinya jeon melihat Rosie berpakaian seperti itu. Namun setiap kali melihatnya membuat Jeon harus menahan sesak di tenggorokan juga sesak dibawah sana. Bagaimanapun Jeon lelaki normal apabila disuguhkan yg segar-segar seperti ini tentu memacu adrenalin nya. Tapi ia masih sadar bahwa itu adalah anaknya
Dengan lemas,Rose duduk dipangkuan ayah nya dan mengalungkan tangan nya di leher ayah nya.
"Kenapa kamu belum tidur hum?" Jeon menatap putrinya yg sedang duduk dipangkuan nya. Ia berusaha kuat untuk tidak terpancing dengan hasratnya sendiri.
"Rosie tidak bisa tidur ayah" Rose memanyunkan bibirnya saat mengatakan itu. Namun dalam hati ia juga sama seperti jeon tengah menahan sesuatu yg sedari tadi memberontak ingin disentuh.
Tujuan awal ia datang kesini bukan karna tidak bisa tidur. Tapi karna ia terus terbayang persetubuhan dengan ayahnya yg selalu menjadi fantasi nya disetiap saat.
"Kamu tidur di sofa aja ya. Jangan disini,ayah gabisa gerak kalau kamu duduk diatas paha ayah" Jeon berucap sabar pada Rose untuk segera pergi dari pangkuan nya. Sadar tidak sadar bahwa yg dibawah sana sudah mengeras dan itu terasa oleh vagina Rose yg berada di selangkangan ayahnya. Tentu saja hal itu membuatnya senang dan tidak karuan.
"Gak mau! Rosie mau disini aja sama ayah. Rosie ga akan ganggu ayah kerja kok" Rose sengaja bergerak kesana-kesini dan menekan Selatan nya dibagian yg menggembung itu untuk menggoda ayah nya.
"Umh. T-tapi ayah gabisa gerak sayangh" Jeon tanpa sadar sedikit mendesah karna perbuatan Rose. Rose yg mendengar suara desahan pelan dari mulut ayah nya mencoba untuk menahan geraman.
"Yaudah. Tapi kalau gini bisa gerak kan?" Rose merendahkan sedikit tubuhnya dan menaruh kepalanya menghadap leher jeon.
"O-oke. Ayah sebentar lagi selesai dan kamu diam aja disini dan jangan gerak-gerak,mengerti!" Jeon sekuat tenaga mencoba menahan sesuatu disana karna miliknya tepat berada dibawah vagina putrinya. Jeon berdoa saja dalam hati semoga anaknya tidak menyadari sesuatu yg menggembung dibawah sana.
Rose menurut dan ia tidak bergerak kesana kemari. Tapi dalam nafas halusnya ia menikmati posisi ini. Dimana vagina nya yg hanya terbalut cd tipis itu bergesekan langsung dengan sesuatu yg mengeras bawahnya.