Rose menaiki lift menuju ruangan ayahnya. Setelah mengerjakan tugas kelompok di rumah Eunbi ia mendapatkan telfon dari Jeon untuk berkunjung ke kantornya.
Tok.. Tok.. Tok..
Rose membuka pintu ruangan itu setelah mengetuknya tiga kali. Rose pun masuk dan melihat sang ayah yg sedang berbicara dengan rekan. Rose mendudukkan diri di sofa yang ada di ruangan itu sambil menunggu sang ayah yg sepertinya sedang bicara serius.
Rekan kerjanya pergi dari ruangan Jeon setelah membicarakan beberapa hal yg bersangkutan dengan perusahaan. Jeon menghampiri anaknya yg sedang bermain handphone di sofa.
"Sayang,kamu gapapa kan kalau ayah tinggal 2minggu?" Jeon langsung mengutarakan intinya perihal ia yg memanggil Rose untuk datang ke kantor nya.
"Ah,emang ayah mau kemana selama itu?" Rose kaget karna tiba-tiba ayahnya berbicara bahwa dia akan pergi.
"Kantor teman ayah yg ada diluar negri bermasalah sayang. Kebetulan kita ada rencana buat kerjasama bareng. Jadi ayah harus kesana buat bantu kerusakannya" Jeon menjelaskan sambil tangan orang tua itu meremas dada sang anak dari balik baju yg digunakan Rose.
"Yahh,aku kesepian dong dirumah kalau ayah ga ada. Punya Rosie pasti kangen sama punya nya ayah" Rose berucap sedih tapi tangannya nakal sengusap benda favorit milik ayahnya yg setengah tegang itu
"Cuman dua minggu doang kok sayang. Ayah juga ga enak kalau nolak bantuan temen ayah. Kamu bisa ngertiin ayah kan?" meskipun percakapan mereka dalam konteks melow. Tetapi tangan keduanya tidak bisa diam untuk meremas tubuh satu sama lain
"Yaudah,Rosie ngerti kok. Ayah kesananya kapan?"
"Mungkin sekitar jam 8 malam. Masih ada waktu sekitar 3 jam lagi. Sebelum ayah pergi kita ngeue dulu yu sayang" tidak perlu ada kata persetujuan yg pasti keduanya sama-sama mau.
Jeon berdiri untuk mengunci pintu ruangannya kemudian berbalik dan berjongkok di hadapan Rose yg duduk di sofa. Tangan Jeon bergerak membuka baju yg dikenakan sang anak begitu juga dalamannya. Ia juga melepaskan rok juga dalaman yg dikenakan Rose sehingga putrinya sekarang tampak bugil dengan hanya mengenakan hils di kedua kakinya.
Jeon mengangkat agar kedua kaki Rose menaiki sofa dengan posisi mengangkang didepan wajahnya. Kedua ibu jari tangannya membuka surga dunia nya itu
"Anak ayah yg kedua ini kaya nya makin sempit aja" gumam Jeon saat melihat vagina anaknya yg seperti semakin menyempit. Jeon memajukan wajahnya dengan menjulurkan lidahnya yg langsung menjilat belahan vagina Rose.
Lidah Jeon yg hangat menjilat belahan vagina Rose tersebut untuk mencari sesuatu. Dengan kedua bibir dan lidahnya Jeon memainkan klitoris tersebut. Rose dibuat mabuk kepayang karna lidah ayahnya mengunyel-ngunyel klitoris nya.
"Ahhhh. Ayahhh. Enak banget ahhhhh" Rose mengusap rambut lebat ayahnya yg sedang memakan lapar vaginanya.
"Mhhh. Suka kacangnya ayah unyel-unyel gini,hmm?" kata Jeon sambil melanjutkan memakan kacang merah favorit nya
"Ahhhh. Suka ayahhh. Sedot yang kenceng klitoris nya ohhhh" Rose mengiyakan sambil mendesah
Jeon melaksanakan perintah sang putri. Ia menyedot klitoris vagina Rose kuat-kuat sehingga vagina Rose bergetar dan mengeluarkan cairannya yg membanjiri kemeja Jeon. Jeon yg dikencingi oleh cairan dari vagina Rose diam menikmati tanpa mau menghindar.
Setelah pelepasan anaknya. Jeon membuka seluruh pakaian nya karna ia masih berpakaian lengkap. Jeon menggotong tubuh Rose untuk ia bawa menuju meja kerjanya. Jeon membersihkan mejanya yg memang tidak banyak peralatan dan menidurkan putrinya diatas sana dengan posisi kepala yg sedikit menggantung di ujung meja.