BG 04

46.5K 407 9
                                    

Jeon sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Rose. Udara hari ini sangat sejuk. Awan nya sedikit mendung tapi tidak menandakan akan turun hujan.

Jeon terbiasa tinggal ditempat sejuk seperti ini jadi tidak ada masalah bagi tubuhnya yg sekarang bertelanjang dada dengan hanya dibalut celana pendek saja dibagian kaki nya.

Saat sedang menuangkan susu pada gelas miliknya,Jeon merasakan dekapan hangat juga tangan ramping yg melingkar di perut sixpack nya. Jeon terkekeh dan membiarkan anaknya memeluknya. Setelah menatap sarapan mereka Jeon kembalikan tubuh nya dan langsung berhadapan dengan Rose. Ia menggeleng melihat penampilan anaknya. Jeon mengangkat tubuh Rose dan mendudukkan anaknya di atas meja makan. Jeon meletakkan kedua tangan ya di pinggang polos Rose dan menatap intens wanita dihadapannya.

"Kenapa tidak pakai baju hm? Cuaca hari ini sejuk. Rosie bisa masuk angin nanti" Rose menggeleng pelan dengan masih mengumpulkan kesadaran nya. Ia terbangun dengan kekosongan saat merasakan seseorang yg semalam mendekapnya itu tidak ada disekitarnya. Dengan masih setengah mengantuk Rose langsung pergi menemui sang ayah tanpa memakai baju nya alias naked.

"Ayah. Dingin" Rose memanyunkan bibirnya yg membuat Jeon gemas. Suruh siapa tidak memakai baju di cuaca seperti ini!

"Makanya pakai baju! Sudah tau dingin malah tidak pakai baju,dasar aneh." Jeon iseng dan gemas menyentil puting payudara Rose.

"Mhh. Jangan disentil dong ayah. Nanti kalau Rosie terangsang gimana?" Rose memandang Jeon dengan tatapan polos namun tersirat hasrat seksual didalamnya.

"Jangan lah. Nanti kita gajadi ke pameran dong kalau kamu gabisa jalan." rasanya menyenangkan berada di suasana seperti ini. Udara segar yg berasal dari pohon mangrove dan juga pinus bersama orang terkasih dengan kulit polos mereka yg bersentuhan. Ahh Jeon sudah lama tidak merasakan seintim dan setenang ini.

"Tapi vagina Rosie masih sakit ayah. Ayah mau obatin engga?" Rose mendorong sedikit tubuh ayah nya. Menaikan kedua kakinya diatas dan menunjukan vagina merah nya kepada ayah nya.

Jeon yg melihat pemandangan itu menjilat bibir bagian bawahnya dan mengelus kumis nya yg sedikit tumbuh. Jeon menunduk menyamakan dirinya ada vagina Rose.

Tangan kanan Jeon bergerak mengelus bibir vagina Rose yg terkatup-katup karna sentuhan jari nya. Ia bertumpu dengan dua lututnya dan membuka vagina Rose dengan kedua jari jempol tangan nya. Matanya melihat jelas lubang vagina Rose yg memerah dan berkedut itu sedikit mengeluarkan cairan bening.

"Umhhh. Ahhh. A-ayah umhh bisa menciumnya supaya vagina Rosie tidak sakit lagi mhhh" Rose menyisir rambut halus nya kebelakang juga mendesah halus. Matanya terfokus pada wajah sang ayah yg terbenam di selangkangan nya.

"Sepertinya ini harus segera diobati agar tidak lecet. Sebentar" Rose akan protes saat ayahnya pergi dari selangkangan nya. Namun tertahan saat melihat ayahnya kembali dan membawa sebotol madu ditangan nya.

Jeon kembali berjongkok dihadapan vagina Rose. Jeon meniup vagina Rose dengan nafas dinginnya terlebih dulu. Lalu kemudian ia membuka kedua bibir vagina Rose aga lebar dan memasukan madu itu kedalam lubang vagina Rose.

"Ughhh. Madu nya dingin ayahhh. Ahhshh" Vagina nya terkejut dan refleks mengetat. Hal itu membuat madunya tertelan semakin dalam kedalam lubang vagina nya.

"Madu bagus untuk kulit. Jadi ayah memberikan vagina mu madu agar cepat sembuh" imbuh Jeon pada Rose. Saat merasa sudah cukup Jeon mencabut botol madu itu dan menjilat tutup nya yg berciuman dengan vagina anaknya. Ia menaruh madu itu di kursi samping dan melirik vagina Rose.

"Ahhhhhh. Shhhhh ayahhh" tubuh Rose melengkung saat mulut Jeon membekap vagina nya. Rose merasakan lidah Jeon menari-nari di bibir vagina nya menjilati madu yg dituangkan ayah nya tadi.

AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang