38

6.9K 535 36
                                    

"Addduuhh sakit bang" Rengek raina saat sampai ke dalam markas setelah acara tawuran tadi, Baru saja sampai ke dalam markas, bukannya di sambut dengan hangat, eh malah kena jewer.

"Siapa yang kesini gak bilang, udah gak bilang ikut tawuran pula" Cercah cowok jangkun yang menjewernya nya ini.

"Abang pidi Sakittttt" Rengek raina karena ini benar-benar sangat lah sakit, sampai-sampai kuping raina merah karena nya.

"Hukuman buat orang bandel" Bukannya terlepas, cowok yang di panggil raina pidi itu semakin serius menjewer telinga raina, tak perduli jika telinga raina semakin memerah.

"Sakittt,, huaaaaaaa" Pecah sudah tangis raina, karena merasa tak tega, pidi pun langsung melepaskan Jeweranya.

Tangis raina semakin menjadi-jadi saat kupingnya terlepas dari neweran pidi, dengan tangis yang semakin kencang, raina berjalan menghampiri kenzo yang berada agak jauh dari hadapan nya, memeluk kenzo dengan erat, meminta perlindungan, semua orang dibuat gemas melihat tingkah raina yang persis seperti anak kecil yang marah pada bapaknya.

"Tadi raina di jewer kenzo, marahi dia kenzo" Rengek raina setelah pelukan mereka terlepas, tak lupa sisa-sisa air mata yang membuat mata dan hidungnya memerah lucu, gemas sekali.

Tapi sayang nya raina mencari perlindungan yang salah, mana berani kenzo memarahi pidi, yang jelas-jelas mantan ketua blackrose sebelum digantikan oleh dewa, kenzo masih pengin punya nyawa ya kalo kalian mau tahu itu.

"Iya nanti kenzo marahi oke, sekarang kamu mandi sana, baunya asem" Ledek kenzo diakhir kalimat, seperti anak kecil dengan patuh raina menganggukkan kepala mantan tanpa ada keraguan, saat kaki mungil nya ingin berjalan menuju lantai dua, langkah nya terhenti saat pidi berbicara.

"Kamu gak kangen sama abang? " Bukan nya menjawab, raina malah membalikan diri kearah pidi, menjulurkan lidah dengan muka dibuat sejelek mungkin, lalu berlari ke dalam kamar nya yang ada di markas, takut pidi marah dengan kelakuan nya.

Semua orang yang ada di sana terkekeh melihat tingkah raina, bukannya jelek, muka raina malah semakin imut, ingan rasanya mereka membawa pulang raina, dan menyembunyikan raina di kamar, agar tak ada yang bisa melihat semua tingkah lucu raina kecuali mereka sendiri-sendiri.

Jika dilihat-lihat raina memang tak memiliki luka apapun ditubuhnya usai tawuran tadi, beda dengan anggota lain yang sudah banyak lebamnya, bagaimana raina ingin memiliki luka jika selama tawuran raina hanya melawan dua orang saja, itu saja masih ada dalam pantauan anak blackrose dan juga atta aggota geng lion yang ia lawan, bukan nya merasa marah, atta malah menjaga raina dari serangan anak buahnya sendiri.

Tadi saja saat ada geng lion ingin bergabung menghajar raina, atta yang sengaja mengambil tempat bertarung di samping raina langsung mencegah anggota nya, dan menyuruh anggota nya beralih ke anak blackrose yang lain, atta juga tak segan-segan memukul anggota nya sendiri jika berani mempunyai niat melukai raina, dan atta juga yang memilihkan lawan raina saat bertarung, bukannya marah, anggota lion malah memaklumi perlakuan atta pada raina, karena hal ini sudah sering terjadi saat mereka tawuran dan ada raina di sana.

                           ✍✍✍✍✍
Selesai mandi dan menggunakan bajunya yang ada di markas, sekarang disinilah raina berada, duduk di samping pidi dan bercerita ria pada cowok yang sudah ia Anggap sebagai abang kandungnya sendiri itu, seakan kejadian yang baru terjadi satu jam yang lalu tak pernah terjadi pada mereka, dengan riang raina menceritakan kehidupan dirinya bersama ketiga abang tiri dan juga papah tirinya yang sangat ia sayangi itu.

"Abang dengan kamu udah punya tunangan? " Potong pidi membuat wajah raina kaget seketika, pasti salah satu dari dewa mengadu pada bang pidi.

"Hehhehh, iya" Kekeh raina berusaha menyembunyikan rasa sakit di hatinya saat kejadian malam kemarin, tak mungkin kan raina bercerita bahwa dia sudah memutuskan pertunangan mereka karena raina dikatain murahan dan memukul brutal pamannya tanpa sebab.

Kalau raina cerita, bisa peran dunia ketiga antara anggota geng adarma dan blackrose kalau begitu, maka dari itu sebisa mungkin raina menyembunyikan hal yang sebenarnya, walaupun ia masih sakit jika mengingat perkataan kasar aldebaran pada malam itu.

"Kenapa abang gak di kasih tahu, udah lupa kalau ada abang di sini? "

"Bukan gitu" Gelagap raina takut jika abang tersayang nya itu salah faham " Aku sebenarnya udah cerita sama bang wendy kalau aku udah tunangan, aku kira bang wendy cerita sama kalian, mana mungkin aku telfon kalian satu-satu buat ngasih tahu" Lanjut raina mencoba mengerikan mereka semua.

Seketika pandangan mereka semua tertuju pada wendy, salah satu sahabat pidi, sedangkan yang ditatap hanya mengangkat tangan membentuk huruf 'v' dari jarinya, tak lupa cengiran tanpa dosanya ia keluarkan " Lupa"

Seketika pidi dan ke dua sahabat nya melempari bantal sofa kearah sahabat laknatnya itu, sedangkan anggota blackrose yang lain hanya diam saja menahan kekesalan mereka pada seniornya itu, mana berani mereka melakukan hal sama seperti pidi dan kedua temannya itu.

"Udah lah, raina mau pulang, udah jam empat juga" Ucap raina mengalihkan perhatian mereka semua dari rasa kekesalan mereka.

"Abang anter"

"Gak usah, raina bawa motor sendiri kok bang" Tolak raina atas kebaikan pidi.

Awal raina kenal pidi saat raina kelas delapan SMP, waktu itu pidi baru kelas sepuluh SMA, masih jadi anggota di geng ini, saat itu raina tak sengaja melihat pidi dikeroyok oleh geng musuh, mereka Bersepuluh bang pidi sendirian, alasan mereka mengeroyok pidi klasik, karena mereka iri dengan skill beladiri pidi yang sangat terlatih.

Melihat itu raina jadi kasihan, dengan keberanian penuh raina kecil berteriak lantang mencari pertolongan, tahu jika ada orang yang melihat kelakuan mereka, dengan terbirit-birit mereka meninggalkan pidi yang hampir kewalahan meladeni mereka semua, raina kecil langsung berlari menghampiri pidi dan mencoba mengobati luka pidi, walaupun cuma dikasih plester pada salah satu luka nya, dari situ lah raina dekat dengan pidi.

"Bagas sama varel ikuti raina dari belakang" Titah pidi tak mau di bantah

Raina hanya menghela nafas, inilah pidi, dia selalu posesif jika menyangkut adik nya itu, mau ditolak pun masih ada banyak cara yang akan cowok itu lakukan agar raina selamat, tak jadi dia antarkan tak apa, masih ada orang buat ngikutin raina, semua itu ia lakukan agar raina baik-baik saja, walaupun dalam kenyataannya raina bisa beladiri, tapi tetap saja pidi masih khawatir di jalan.

"Kalian mampir gak? " Tanya raina saat samping di depan pagar rumah kepada bagas dan varel.

"Besok aja kita kesini sama anak-anak yang lain, kamu masuk gih" Tolak bagas, karena mereka masih ada urusan untuk membahas tawuran lagi dengan geng motor yang lain, mereka sengaja tak memberi tahu raina, karena geng motor ini sangat lah memuakkan, jika tadi masih ada atta, di geng itu tak ada yang raina kenal sama sekali.

Mereka takut raina terluka, walaupun raina handal bela diri, tetap saja anggota blackrose akan merasa gagal menjadi abang raina jika ada satu goresan sekecil apapun ditubuh queen mereka ini, bukan bermaksud meremehkan, mereka lebih ke menjaga permata mereka untuk tak terluka sedikit pun.

"Kita balik ke markas ya, kamu jangan lupa setelah masuk langsung istirahat queen nya aku" Tutur varel setelah mengecup sayang pipi chubby adik tersayang nya itu, tak mau kalah bagas juga mencium pipi chubby raina.

"Oke, raina masuk dulu ya, Hati-hati kalian berdua" Setelah benar-benar masuk kedalam rumah, baru mereka berdua pergi dari sana.

Sedangkan raina yang baru masuk kedalam rumah tiba-tiba terkejut, tubuh nya kaku seketika saat tahu aldebaran betada di sana, duduk di salah satu sofa ruang tamu menatap dirinya penuh kerinduan dan penyesalan, di sana juga ada abang pertama nya, seperti nya David memukul aldebaran habis-habisan tadi, terbukti dengan adanya beberapa lebam di bagian sudud bibir, pipi, samping mata, pelipis dan juga rahang tegasnya.

Raina tebak aldebaran hanya diam saja di pukuli abang pertama nya, mana mungkin aldebaran membiarkan lawan nya begitu saja, kecuali aldebaran pasrah dipukuli sebagai bentuk kebodohan dirinya karena tak punya hati berkata kasar pada gadis nya itu.

Sungguh aldebaran sangat merindukan gadis nya, ingin sekali ia memeluk erat tubuh gadis nya, dan menggumamkan kata maaf berulang kali, tapi sayang nya aldebaran masih takut menyakiti kembali gadis nya, ia takut jika gadis tercinta nya itu kembali sakit karena ulahnya, ia takut raina semakin menjauh dan tak mau bertemu lagi kepada diri nya, ia sangat lah takut.

Our Butterfly (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang