63

3.9K 303 28
                                    


Setibanya di dalam kamar, kini raina duduk di pangkuan Aldebaran atas dasar paksaan pria tersebut, tak ada percakapan, yang ada hanyalah Aldebaran yang sedang sibuk mengendus wangi tubuh wanitanya, dengan cara menaruh kepalanya di lekukan leher raina, sesekali menggigit kecil leher wanitanya agar semua tahu bahwa wanita yang ada di pangkuan nya ini adalah miliknya, wanitanya dan hidupnya.

"Kamu kemana aja selama ini?, kamu gak kangen aku ya? Aku kangen tauk? " Gumam Aldebaran yang masih setia menghirup wangi wanitanya, karena ini adalah candunya sedari dulu.

Aku malah membenci mu, batin raina.

Melihat Aldebaran yang seperti tak merasa bersalah membuat raina muak, setelah ia merenggut mahkotanya Aldebaran seakan biasa saja, setelah ia membunuh ketiga sahabatnya pria itu juga tak merasa bersalah sama sekali, dan hampir saja ia membunuh keluarga nya, tapi sampai sekarang ia tak merasa bersalah, sungguh terbuat dari apa hati pria ini, ingin marah juga ia harus ingat bahwa keluarganya sekarang ada di dalam Genggamannya, bertingkah salah sedikit saja, raina tak bisa membayangkan apa yang akan pria gila ini lakukan kepada keluarga nya.

"Sayang kok diam saja, aku tanya lho" Melihat Aldebaran merajuk seperti ini hampir saja menggoyahkan iman raina yang sudah membencinya, sebegitu kuatkan pesona pria tersebut samapai raina harus goyah seperti ini.

"Kamu masih marah ya sama aku? Jangan marah, aku gak suka, sayang" Masih sama, raina masih setia mempertahankan wajah datarnya, walaupun raina harus akui bahwa Aldebaran begitu sangat imut jika merajuk seperti ini, andai saja Aldebaran tak melakukan kesalahan, bisa di pastikan raina akan luluh sedari tadi.

Melihat raina yang masih diam saja dan menatap dirinya penuh kebencian membuat Aldebaran khawatir, ia khawatir jika raina akan meninggalkannya lagi, tidak, ini tidak boleh terjadi, cukup sekali raina bisa lepas darinya, dan kali ini, akan Aldebaran pastikan bahwa raina tak akan pernah bisa lepas dari jangkauannya, walaupun sesenti saja jaraknya.

"Besok kita menikah" Ucap mutlak Aldebaran, kalau sudah seperti ini raina tak bisa berbuat apa-apa, mau kabur keluarganya ada di tangan Aldebaran, mau menolak, tetapi ia takut kejadian dulu terulang, ya Tuhan, apakah hidupnya harus seperti ini, hanya bisa diam saja walau hati menolak keras, apakah ini yang di namakan takdir, tapi kenapa takdir dari seorang raina harus seperti ini, yang satu egois dan yang satu lagi keras kepala.

"Aku tidak menerima bantahan sayang" Ucap Aldebaran saat raina ingin bersuara.

Dengan terburu-buru Aldebaran mengeluarkan handphone untuk mengabari kabar bahagia ini kepada keluarganya, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini, masalah dimana raina selama ini tinggal akan Aldebaran tanyakan setelah acara pernikahan selesai, boleh kalian katakan Aldebaran egois tapi inilah dia, akan melakukan apa saja agar miliknya kembali ke dalam pelukannya, siap membunuh siapa saja agar raina tetap bersamanya.

"Ayah siapkan segala keperluan pernikahan ku bersama wanitaku, besok aku akan menikah dengannya" Ucap Aldebaran dengan memandang wajah raina penuh puja, di dalam mata itu raina bisa melihat, Aldebaran menatap nya penuh puja, penuh kerinduan, penuh akan penyesalan dan penuh akan keputusasaan, bukan hanya itu saja, tatapan takut kehilangan juga di sana, bahkan lebih mendominasi.

"Kau gila? Mana ada merencanakan pernikahan dalam  satu hari"

"Aku tak perduli ayah, besok menikah dengan raina atau aku berhenti mengurus perusahaan mu" Ancam Aldebaran yang membuat alex, ayah Aldebaran menggeram marah, lihat saja nanti Aldebaran, sepertinya alex memiliki rencana bagus untuk membuat Aldebaran kelimpungan nantinya.

Tanpa mendengar Jawaban dari sang ayah Aldebaran langsung mematikan telepon nya, matanya tak pernah lepas memandang wajah cantik wanitanya, senyumnya mengembang, dalam hitungan detik Aldebaran membawa tubuh raina kedalam pelukanya, pelukan yang mengisyaratkan bahwa ada sebuah rasa kerinduan besar dan sayang di sana.

"Kamu milik aku sayang, cuma milik aku" Gumam Aldebaran tanpa melepaskan pelukanya dari raina, apakah Aldebaran harus menghukum wanitanya ini, ah mendengar hukuman membuat Aldebaran tak sabar, nanti saja setelah menikah ia akan menghukum wanita nakalnya ini sampai tak bisa berjalan, tunggu hukuman mu cantik.

Our Butterfly (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang