8

19.1K 1.2K 2
                                    

  Raina diam mendengarkan meli yang sibuk bercerita tentang kehidupan nya, meli itu orangnya sangat humble, bahkan tak jarang Raina tertawa mendengarkan ia bercerita, padahal masih ada guru di dalam kelasnya, Raina juga menimpali sesekali saat cerita mereka hampir sama.

  Bahkan sampai bel istirahat berbunyi mereka tak mendengarkan nya karena keasikan bercerita, sampai kedua orang yang ada di depan nya berbalik tuk menoleh ke arah mereka berdua, yang di toleh malah masih asik bercerita bersama.

"Woyy ke kantin gak lo? " Sara, cewek yang duduk di depan Raina menyadarkan mereka berdua.

"Oh ya sampai lupa, na kenalin, mereka berdua sahabat gue, yang di depan lo namanya Sara, sedangkan yang di depan gue namanya salsa" Terang meli kepada sahabat barunya ini.

"Hai, gue Raina" Ketiga teman baru Raina memekik gemas saat melihat senyum manis bercampur imut milik Raina yang di arahkan ke pada mereka

"Lo kok imut banget sih" Gemas salsa Mengunyel-Mengunyel pipi Raina

"Oke, lo sekarang sahabat kita bertiga" Putus Sara sepihak karena tak bisa berkata apa-apa saat melihat wajah imut Raina, apalagi senyum nya, walaupun begitu, kedua sahabat Sara menyetujui keputusan Sara.

"Kantin yuk" Ajak meli yang sedari tadi diam membiarkan kedua sahabatnya berkenalan dengan Raina.

  Mereka berjalan keluar kelas menuju kantin, tak tahu saja mereka bahwa ada wajah masam yang menatap mereka pergi di sudut ruangan, lebih tepatnya menatap Raina dengan tak Terima, seharusnya dia tadi tak usah berpura-pura ngambek, karena ia berpura-pura ngambek adik kesayangan nya bahkan tak memperdulikan nya, boro di perdulikan di lihat saja enggak.

  Suara kursi Aldebaran yang ada di sampingnya berderit mengisyaratkan mereka berempat juga harus berdiri menuju ke kantin, sepanjang perjalanan mereka disambut dengan pekikan dan bisikan memuja dari semua orang, mereka yang sudah terbiasa dengan itu hanya diam tak menanggapi nya, karena menurut mereka itu tidaklah penting.

  Setibanya di kantin, suara pekikan histeris menggema menyambut mereka, mereka yang ingin berjalan menuju kursi dimana biasanya mereka duduki pun berhenti saat andra berjalan menghampiri adiknya yang sedang mengantri bersama ketiga teman barunya di area grobak bakso.

  Raina hampir memekik karena merasakan tubuhnya di tarik seseorang untuk, saat ingin protes ia urungkan karena tahu bahwa yang menariknya menjauh dari area antrian adalah abang ketiga nya sendiri, andra membawa adiknya duduk di meja biasanya ia duduki bersama teman-teman nya.

"Abang rese" Sinis Raina, bukannya terlihat sinis, Raina malahan terlihat sungguh-sungguh menggemaskan.

"Biasa aja" Jawab andra sok cuek

"Terus ngapain bawa Raina ke sini, abang gak tau apa, tadi itu tinggal sedikit Raina dapat bakso nya lho" Masih bernada sinis bercampur kesal

"Abang masih ngambek ya sama kamu" Peringat andra menyadarkan Raina agar membujuknya untuk berhenti ngambek

"Terus? "

"Ya bujuk napa" Gemas andra yang ingin sekali mencium pipi chubby adiknya itu

"Ogah" Andra berdecak menahan gemas dan kesal, adiknya memang sangat menyebalkan.

  Sedangkan para sahabat nya diam menahan tangan mereka agar tak mencubit pipi chubby milik raina yang masih sibuk berdebat tanpa memperdulikan mereka semua yang sedang menahan gemas, prediksi mereka tentang adik tiri andra yang mereka kira imut tapi saat mengetahui langsung wajah adik Sahabat nya, mereka tarik ucapan mereka, Raina bukan sekedar imut pada umum nya, tapi lebih dan sangat-sangat imut dan manis.

  Deheman dari marvel menyadarkan mereka berdua yang masih setia tuk berdebat, Raina menatap mereka bingung, tersenyum kikuk sebelum melirik dan menyikut abang nya untuk menjelaskan kebingungan nya.

"Apa? " Sewot andra membuat Raina merucutkan bibirnya lucu, sudut bibir andra tertarik sedikit berusaha menahan senyuman nya.

  Karena merasa kesal dengan abang nya, Raina berdiri melototkan matanya menatap andra, sudah cukup, andra tak bisa menahan tawanya melihat wajah imut adik kesayangan nya itu, bahkan para sahabatnya tersenyum gemas melihat tingkah laku Raina.

   Merasa di permainkan, Raina menghentak-hentakan kakinya kesal, andra yang tak bisa menghentikan tawanya pun berhenti tiba-tiba saat adiknya pergi dari sana, ia yang ingin mengejar adiknya di urungkan saat melihat Raina menuju meja abang keduanya, kembali andra mendengus kesal menahan cemburu pada abang keduanya.

   Raina duduk di samping Lucas masih dengan bibirnya merucut lucu, melihat itu, Lucas hanya tersenyum menahan gemas, kedua teman Lucas hanya bisa menahan diri untuk tak menarik Raina kedalam pelukan mereka, sungguh sangat imut cewek di depan mereka itu.

"Kenapa, hmm? " Tangan Lucas membelai pipi gembul Raina sayang

"Abang andra rese, Raina gak suka" Adunya seperti anak kecil yang kehilangan balon.

"Nanti abang tonjok andra, oke? " Raina menganggukkan kepalanya menurut, ya Tuhan, tolong kuatkan hati mereka agar tak Mengunyel-Mengunyel pipi dan menyembunyikan wajah Raina yang kelewat imut itu.

"Janji ya? " Sudah cukup, Lucas tak kuat melihat ke imutan adiknya, langsung saja ia bawa wajah Raina kedalam pelukannya, menyembunyikan wajah tersebut di dada nya, kalau boleh, ingin rasanya Lucas tak memperbolehkan Raina keluar dari rumah, biarlah keluarga mereka saja yang bisa melihat tingkah keimutan adiknya itu.

"Abang,, raina gak bisa nafas" Rengek Raina di dalam pelukan lucas.

"Iya-iya" Lucas menatap Raina teduh, andai saja Raina bukan adik nya, mungkin Raina sudah ia jadikan pacar dari kemarin.

"Udah makan? " Raina menggeleng polos, Lucas yang mengetahui itu melotot garang, bisa-bisa nya adiknya tak makan, padahal ini sudah jam istirahat.

"Tadi Raina udah ngantri mau beli bakso, tapi bang andra langsung narik Raina buat duduk sama teman-teman nya, terus diajak berantem setelah itu Raina kesini deh" Cerita Raina seperti anak kecil yang baru saja merasakan bahagianya bermain bersama teman-teman barunya.

  Lucas mengepalkan kedua tangannya, ingatkan Lucas untuk menonjok andra nanti saat di rumah, bisa-bisa nya dia membuat adik kesayangan nya kelaparan seperti ini, kalau penyakit mah nya kambuh gimana coba.

"Ya udah, sekarang makan bakso nya abang ya"

"Terus abang gimana? "

"Abang udah kenyang" Lucas menyuapi raina dengan bakso milik nya, tersenyum saat Raina memakan bakso nya dengan lahap, tanpa memperdulikan kedua teman abang nya yang sudah tak sabar ingin berkenalan dengan adik teman nya itu

Our Butterfly (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang