Sudah berminggu-minggu tetapi Keyla belum juga kembali ke Jakarta. Hal ini membuat Delisa kurang suka, karena Egin jarang berangkat bersamanya. Pasalnya Egin selalu menghabiskan waktu di pagi hari bersama Keyla dan mamahnya yang tinggal di rumah Egin. Hingga Egin sering datang lebih siang karena jadwalnya jam 8 pagi, sedangkan Delisa yang mata kuliah pertamanya selalu jam 7 pagi, terpaksa harus berangkat sendiri dengan motornya.
Hari ini tepatnya adalah hari ulang tahun Egin yang ke 21 tahun. Namun Egin tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya, karena baginya itu tidak perlu.
Cukup makan malam bersama keluarga dan teman-temannya, sudah menjadi tradisi saat Ia berulang tahun. Tetapi kini sudah ada Delisa yang ikut hadir di dalam kehidupannya.
Sekarang Delisa dan keluarganya sudah berada di kediaman Egin untuk makan malam bersama. Bahkan teman-teman terdekat Egin pun sudah ada di sana untuk merayakan hari ulang tahun Egin secara kekeluargaan.
Kini semua orang sudah berada di meja makan panjang di taman samping rumah Egin. Delisa masih bingung mencari tempat duduk, karena Bunda dan kakaknya duduk di dekat Umi Sarah dan Abi Yahya. Sedangkan Egin dan teman-temannya duduk di samping Delisa berdiri.
"Disa duduk di sini aja" Suruh Egin agar Delisa duduk di sampingnya.
Tetapi belum sempat Delisa menjawab, Keyla yang baru datang langsung duduk di dekat Egin. Delisa hanya bisa memutar matanya jengah dan bernafas kasar.
"Keyla aja yang duduk di sini kak. Boleh kan Disa?" Tanya Keyla pada Delisa.
"Hmm"
Delisa hanya berdeham singkat dan berjalan menuju kursi lain. Devan yang melihat itu langsung menyuruh Delisa duduk di dekatnya, karena hanya kursi itu yang kosong.
"Sini Dis, di deket gue aja" Ucap Devan ramah.
"Makasih Van" Jawab Delisa.
Egin terus melirik ke arah Delisa dan Devan yang berbincang dengan seru. Rasanya Egin ingin sekali menarik Delisa agar duduk di dekatnya, tapi Egin tidak bisa bertindak kekanak-kanakan seperti itu.
Kini suasana makan malam di kediaman Egin cukup ramai. Meskipun hanya ke tiga temannya beserta keluarga Delisa yang dong undang keluarga Egin, namun rasanya sangat menyenangkan. Terutama ada Keyla dan mamahnya juga yang bisa hadir di ulang tahunnya yang ke 21 itu.
Semua orang mengucapkan selamat dan memberikan hadiah kepada Egin, bahkan Abinya memberikan jam tangan yang sangat mahal.
Hanya satu orang yang belum memberikan apapun kepadanya, yaitu Delisa. Egin berniat menghampiri Delisa namun gadis itu lebih dulu berpamitan pulang bersama keluarganya.
"Kami pulang dulu ya Sar. Sekali lagi selamat ulang tahun Egin" Ucap Bunda Maya lembut.
"Makasih Bunda" Jawab Egin dengan manis.
Delisa tetap bungkam di samping kakaknya, bahkan tidak mengatakan selamat kepada Egin. Ada apa dengan gadis itu, biasanya dia akan heboh dan cerewet kepada Egin.
"Kalau begitu kami pulang dulu Pak Yahya, Buk Sarah, Egin. Assalamu'alaikum." Kini giliran Ayah Delisa yang berpamitan dengan formal.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," Ucap Egin dan keluarganya serempak.
"Lo kenapa sih Dis? Seenggaknya ucapin selamat ke gue, sekalipun gaada hadiah"
Gumam Egin dalam hati.Malam ini, teman-teman Egin akan tidur di kamarnya seperti kebiasaan mereka setiap tahunnya.
Meskipun ada Keyla di rumah itu, tetapi kamarnya berada sangat jauh dari kamar Egin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Delisa Graduation🎓
Teen Fiction"Trus sekarang, lo suka sama siapa?" Tanya Delisa penasaran. "Gue suka sama,," Sambil menatap Delisa, Egin menggantung ucapannya. "Ntah perasaan gue serius atau nggak. Tapi gue ngerasa itu lo" Gumam Egin dalam hati. Cowok dan cewek sahabatan? Ja...