56. Kalah saing

65 3 1
                                    

"Gin, es krim" Ucap Delisa sambil menunjuk ke arah
toko es krim di dalam Mall.

"Lo umur berapa sih?" Tanya Egin tak habis pikir.

Tingkah Delisa memang sangat cepat berubah, lihat saja sekarang gadis itu sudah memohon untuk dibelikan es krim layaknya anak kecil.

"Dua belas" Jawabnya sambil menyengir lebar.

"Pantes bocil"

Egin sudah tidak menghiraukan lagi bujuk rayu Delisa dan terus berjalan menyusuri lantai dua yang terdapat banyak toko pakaian.

Saat Egin hendak berbelok ke arah toko es krim yang diinginkan Delisa, tiba-tiba langkah Egin terhenti karena melihat Delisa juga berhenti sejenak di depan salah satu toko pakaian.

Delisa sepertinya sedang memandangi sebuah pakaian yang dipajang di salah satu patung di toko itu.

"Lo mau?"

Egin tiba-tiba bertanya dan membuat Delisa terkejut.

"Nggak, udah yok"

Delisa pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi, suasana hatinya hari ini sangat cepat berubah, Egin benar-benar heran dengan sikap Delisa hari ini.

Setelah sampai di depan bar es krim, Egin langsung memesankan es krim untuk dirinya dan Delisa.

"Lo tunggu es krimnya, gue ke toilet bentar" Ucap Egin.

"Lo gak berniat ninggalin gue kan?"

Astaga, kenapa Delisa selalu bertanya hal-hal yang menjengkelkan seperti ini? Batin Egin.

"Niat."

Egin pergi begitu saja karena sudah tidak tahu harus membalas apa lagi atas pertanyaan konyol Delisa.

Sementara Delisa hanya bisa menatap punggung Egin sambil memikirkan sesuatu yang mengganjal di pikirannya sejak tadi.

"Ada apa sih sama gue hari ini, kenapa mood gue berubah-ubah. Padahal gue tau Egin berusaha buat nyenengin gue, tapi pikiran gue seolah nolak semuanya. Apa karna gue udah lama gak ketemu Egin? Kenapa perasaan gue jadi was-was gini."

Beberapa saat setelahnya, Egin datang sambil membawa sebuah tas belanjaan.

"Udah dapet eskrimnya?" Tanya Egin setelah sampai di dekat Delisa.

"Hmm"

Delisa hanya berdeham sambil mengangguk.

"Nih"

Sambil menyodorkan tas belanjaan yang dibawanya tadi.

"Apaan?"

"Hadiah tambahan. Gue liat hari ini mood lo kurang bagus, semoga ini bisa bikin lo lebih happy"

Delisa tersenyum tipis seraya menunduk dan melihat apa yang diberikan Egin untuknya.

Ternyata isi dari hadiah itu adalah hoodie cantik berwarna rainbow.

Delisa tersenyum lebar setelah melihat hoodie itu. Pasalnya hoodie itu adalah pakaian yang dilihat Delisa di toko pakaian tadi. Sepertinya Egin benar-benar memperhatikan apa yang Delisa lakukan dan apa yang dilihatnya.

"Suka nggak?" Tanya Egin kelewat manis.

Bagaimana tidak manis, sekarang Egin sedang menunduk menatap manik Delisa dengan lekat dan tersenyum tulus padanya. Nada bicaranya juga sangat lembut, penuh perhatian.

Delisa tidak bisa berkata-kata saking senangnya dengan perlakuan manis dari Egin. Bukan karena hadiahnya, melainkan bagaimana cara Egin berusaha memulihkan mood nya dalam sekejap, serta caranya yang berusaha tetap sabar dengan sikap Delisa hari ini sungguh sangat menyentuh bagi Delisa.

Delisa Graduation🎓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang