57. Sandiwara

65 4 0
                                    

"Bulan depan kayaknya gue udah sidang skripsi Gin. Lo bakal pulang pas wisuda gue kan?" Tanya Delisa.

Sebelum Egin benar-benar pergi dari halaman rumahnya, Delisa menyempatkan untuk bertanya hal yang paling Ia harapkan selama ini, yaitu kehadiran Egin di acara wisudanya nanti.

"Gue gak bisa janji Dis, tapi gue akan usahain" Jawab Egin.

Hari ini adalah hari yang paling menyebalkan bagi Delisa, karena hari ini Egin akan kembali ke Singapura untuk proyek pekerjaannya yang belum selesai.

Sebenarnya Delisa sangat ingin mengantarkan Egin ke bandara namun Egin menolaknya.

Bukan tanpa alasan, pagi ini Delisa juga harus pergi ke rumah dosennya untuk melakukan konsul. Apalagi dosen PB nya terbilang cukup killer akan sangat berbahaya jika di buat menunggu.

Delisa juga harus menemui kedua dosen PB nya di hari yang sama, jadi gadis itu benar-benar sibuk hari ini.

"Hati-hati ya, safe flight" Ucap Delisa seraya tersenyum.

"Hm.. Lo juga jaga diri baik-baik. Inget , jangan deket-deket sama Gebi!"

"Iyayaa, udah sana buruann! Ntar ketinggalan pesawat gue lagi yang di salahin"

"Yaudah gue berangkat. Salam sama Ayah Bunda, maaf gak bisa masuk nyapa mereka dulu"

"Iya nanti gue sampein"

Egin memang datang untuk berpamitan pada Delisa saja. Dia bahkan tidak sempat masuk ke dalam rumah untuk berpamitan dengan keluarga Delisa karena jjadwal penerbangannya pukul 09:00. Jadi Egin harus bergegas ke Bandara pagi-pagi sekali.

"Eh Gin,," Ucap Delisa tertahan.

Saat Egin hendak memasuki mobilnya tiba-tiba saja Delisa berlari kecil kearahnya.

"Ada apa?" Tanya Egin bingung.

"Nanti pas lo udah sampe kabarin gue yah? Nih.." Sambil menyerahkan sweater coklat.

Hanya ini yang bisa Delisa lakukan untuk melepaskan kepergian Egin untuk kedua kalinya.

Delisa diam-diam membelikan sweater dengan motif kesukaan Egin.

"Iya bawel, gue pasti kabarin kok"

Egin menatap dalam ke arah manik coklat milik Delisa.

"Lo harus jaga kesehatan, makan yang banyak. Jangan sampe pas gue balik lagi lo makin kurus kayak triplek!" Pungkas Egin dengan seringai songongnya.

Memang dasarnya cowok ini tidak pernah bisa berhenti menggoda Delisa meskipun sehari jika sudah bertemu. Sifatnya selalu menyebalkan meskipun sudah dewasa.

"Gue baru aja bersikap manis loh Gin, jangan bikin gue khilaf" Ucap Delisa sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Jalan Pak jalan! Bentar lagi singa betina ngamuk, cepetan Pak!" Perintah Egin pada supirnya.

Sumpah rasanya Delisa ingin melemparkan batu pada wajah songong Egin saat itu juga.

Tetapi Delisa lebih dulu dibuat tertawa oleh ekspresi wajah Egin dengan komuk yang lucu. Benar-benar meme able.

"Assalamu'alaikum Disa, dua tahun lagi gue balik... " Teriaknya sambil melambaikan tangan dibalik jendela mobil.

"Gak usah balik sekalian!" Balas Delisa jengah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Semoga lo selalu dalam lindungan Allah Gin" Sambungnya tersenyum pahit.

***

Delisa Graduation🎓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang