"Marla, bisakah kau lebih cepat! Lebih cepat kita sampai ke perkemahan akan lebih baik." Ucap Oliver Wood tegas kepada adik perempuannya, Marla.
Oliver berjalan cepat menuruni bukit berbatu dengan rumput hijau setinggi tumitnya. Sesampainya di lembah dia menengok ke arah Marla yang masih setengah mengantuk di perjalanannya.
"IDE PERGI DENGANMU MEMBUAT PAGIKU BERISIK TAU!" Komentar Marla berteriak karena Oliver jauh di depannya.
Dia menguap lalu mengusap matanya, "HEII MATAKU ADA KOTORANNYAA!"
"Siapa suruh kau bangun terlambat? Dan tolong bisakah kau jangan terlalu jujur okay? Keras sekali mengatakannya." Masih berjalan memunggungi Marla yang berada jauh di belakangnya.
"KAUU KAN JAUHH! BAGAIMANA BISA SUARAKU SAMPAI SANA?" Jawab Marla berteriak lagi.
Sesampai Oliver di lembah dia berbalik dan melambai ke arah adiknya, "Oiii sudah sampai!"
Marla berlari kecil, "MANA PORTKEYNYA?"
Oliver menunjuk dengan dagu, sebuah kaleng bekas cat yang sudah berkarat tergeletak diantara rumput-rumput hijau yang meninggi.
"Wait, ini Portkey? Muggle mungkin mengira itu sampah. " perempuan itu berhenti berteriak.
"Ya seperti itulah, ayo cepat! " Oliver memegang kaleng cat itu.
"Tak ada lagi selain kita?" Marla menengok ke sekitar, pagi itu matahari bersinar cerah namun angin dingin masih berhembus di lembah. Menggerakkan anak rambut Marla yang diikat cepol asal-asalan.
"Eh tak ada orang tua? Kau bisa menggunakan benda ini?"
"Marla, aku sudah lulus Hogwarts dan dengan Portkey penyihir tanpa lisensi pun bisa." Posisi Oliver yang setengah menunduk memegang Portkey membuatnya mengomel lagi, "Kau tahu punggungku kebas menunggumu memegangi Portkeynya. "
"Eh ya. " Marla memegang kaleng cat berkarat itu, "Lalu apa? " Dia memandang Oliver yang kepalanya nyaris botak, entah kenapa selepas lulus dia menggunduli kepalanya.
"OLLIEEEE!"
Lalu Marla merasakan dunianya berputar terbang perlahan kemudian menggila, dia berteriak suaranya tenggelam. Cahaya-cahaya melesat kacau, desau angin kencang menghamburkan rambutnya, dan membuat perutnya terasa terjungkir balik.
Sebelum akhirnya dia sadar kalau mendadak jatuh ke tanah dan tertahan. Seolah ada matras tak terlihat yang menahannya, sebelum benar-benar menimpa rumput di tanah.
"Ugh. " Suara Oliver terdengar oleh Marla. Dia sendiri juga jatuh bedebuk kecil menghadap tanah. Marla masih mengendalikan pikirannya, isi perutnya, dan keseimbangannya. Lalu mencoba setengah berdiri.
"Kau okay?" Oliver memastikannya seusai membersihkan diri dari tanah dan rumput yang menempel di badannya.
Marla mencegahnya datang dengan tangan kirinya karena dia mau..
Mengeluarkan isi perutnya.
"Okay, setelah ini mari kita cari tenda Ibu dan Ayah, kurasa mereka sudah sampai."
Ucapnya sambil mengelus punggung adiknya."Jam tujuh dua puluh lima, dari Applemore Hill." Ucap suara asing. Itu panitia kedatangan di perkemahan Quidditch World Cup.
"Kesinikan Portkeynya Nak!" dan Oliver menyerahkan kaleng cat yang terlempar tak jauh dari Marla kepada orang tersebut. Di kotak besar terkumpulkan Portkey lainnya seperti boots tua dan koran lama.
( 💫 )
"Oh Diggory!" Seru Mr. Wood kepada Amos Diggory tepat di depan tenda mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom | Penggemar Cedric Diggory, Hogwarts, & Turnamen Triwizard
Fanfiction🌻Marla Wood siswi Gryffindor adalah adik dari Oliver Wood, teman sekamar Hermione Granger, dan penggemar kapten Quidditch Hufflepuff, Cedric Digory. Petualangannya di tahun keempat bersama murid Hogwarts, Beauxbatons, dan juga Durmstrang tanpa ad...