"Kenapa dia?" sebuah suara terdengar sinis di telinga Marla.
"Ish, Draco. Nanti dia bangun, pelankan suaramu!" sepertinya itu suara Padma.
"Makanya aku tanya!" balas Draco marah.
"Sakit perut hebat. Eh, kau cocok juga jadi musang putih." komentar suara lain yang Marla tebak itu Parvati, komentarnya biasanya memang terkadang pedas dan jujur.
Marla terbangun, membuka mata, dan menyadari sudah berada di ruangan penyembuhan Madam Pomfrey.
"Halo tukang tidur, sudah bangun?" itu Parvati duduk pada kursi, di sisi kiri tempat tidur.
"Oh.. ak-aku ke-kenapa?" sahut Marla lemah dan serak. Dia benar-benar lupa kejadian sebelumnya.
"Pelan-pelan, ini minum dulu," Parvati mencoba mendudukkannya ke sandaran tempat tidur dan menyerahkan gelas tepat di depan mulutnya untuk langsung meminum isinya.
Marla menurut saja, beruntung air putih bukan ramuan lain dari Madam Pomfrey.
"Huh, Wood sudah sadar. Lebih baik aku pergi." ucap Draco angkuh, lalu menuju pintu keluar ruangan Penyembuh meninggalkan ketiganya tanpa permisi.
"Wah wah, ada Mud-Blood!" suara ejekan Draco menggema.
Lalu ada suara lainnya, "Diam kau Malfoy!" sepertinya itu suara Ron. Marla tidak bisa melihat mereka karena tertutup tirai.
"Ah, dan penghianat!" dengus Draco lagi. Lalu suara itu hilang.
Hermione bersama Ron datang ke area tempat tidur Marla berada. Aneh melihat mereka tanpa Harry.
Mereka berdiri di sisi ujung kanan tempat tidur Marla. Hermione memegang sebuah buku di tangannya.
"Kenapa Draco ada disini?" Ron bertanya sambil melihat Parvati, Padma, dan Marla yang baru saja sadar.
"Dia habis jadi musang putih tadi, lalu kesini untuk menghilangkan beberapa bulu putih musangnya ke Madam Pomfrey." jelas Parvati.
"Loh, aku dengar tadi justru kumis musangnya yang tertinggal. Yang mana yang benar?" telisik Padma yang duduk di kursi bagian kanan tempat tidur penyembuhan Marla.
"Oh entahlah." sahut Parvati.
"Marla, oh syukurlah kau sudah sadar! Profesor McGonagall memberitahu kami tadi setelah dari tempat Hagrid."
"Memangnya Marla kenapa? " ujar Ron.
Parvati menuangkan air lagi ke gelas Marla dari dalam wadah. Menyerahkannya ke depan mulut Marla lagi.
"Trims, aku bisa sendiri." Marla mengambil gelasnya dan meminum isinya tanpa bantuan Parvati.
"Kata Madam Pomfrey, Marla kram perut." sahut Padma pada Ron.
"Kram perut? Masa bisa kram perut?" alis Ron bertaut, dia kebingungan.
"Tamu bulanan perempuan, Ronald!" Hermione memukul kepalanya dengan buku.
"Aw! Hermione, sakit!" Laki-laki berambut merah itu mengelus kepalanya.
Parvati, Padma, dan Marla hanya tertawa melihat keduanya. Rasanya kesehatan Marla mulai membaik akibat melihat kejadian keduanya.
"Siapa yang mengantarku kesini?" tanya Marla. Lalu menyesap minuman di gelas lagi. Melihat ke semua orang di sekitarnya.
"Masa kau lupa sih?" jawab Parvati terkejut, begitupun Padma karena mereka sebelumnya sudah diberi tahu oleh Profesor McGonagall dan Madam Pomfrey.
"Kau sungguh lupa Marla?" Hermione menimpali, dia sepertinya juga sudah mengetahui jawabannya.
Ketiga perempuan di sekitar Marla tersenyum jahil.
"Tidak, aku sama sekali tidak tahu." sahut Marla sembari menuang lagi minuman ke gelasnya dan kembali minum.
"KAU DI GENDONG CEDRIC DIGGORY KESINI!" teriak Parvati semangat.
"PRUFFFFFHH!" Marla menyemburkan airnya ke selimut.
"Uhuk, argh ak-aku ap- paa?" ujarnya lagi, histeris. Benar-benar lupa akan hal itu.
Ron tertawa kecil di belakang Hermione karena melihat semburan air Marla ke sekitar Parvati dan Padma.
"Uh maaf, kalian terkena semburannya?" ucap Marla.
"Sedikit sih." jawab Padma, mengusap lengannya.
"Maaf, maaf, sungguh tak sengaja." Marla membantu mengelap tangan Padma dengan tisu yang berada di atas nakas kiri. Gelasnya sudah diletakkan kesana.
"Kenapa Cedric? Umm.. Maksudku kenapa jadi dia yang menggendongku?" tanya Marla penasaran kepada semua orang lagi.
"Profesor McGonagall yang menyuruh Cedric membawamu kesini." kali ini Hermione yang menyahut.
Parvati tersenyum jahil lalu menjawab, "Oh ya, jangan lupakan aku juga yang menyuruh kau berbicara berdua dengannya. Lebih tepatnya menyerahkan kotak. Apakah sudah?"
Intrik ketertarikan dua insan memang membuat penasaran gadis-gadis, sementara Ron kebingungan.
"Entahlah. Boleh ambilkan tasku?" tanya Marla. Tasnya berada di bawah kaki kursi Padma.
Padma mengambilnya dan menyerahkan ke Marla. Lalu Marla mengecek kotak di dalam tasnya.
"Ternyata belum sempat." ucapnya kecewa sambil menunjukkan kotak kecil berwarna cokelat.
Parvati, Hermione, dan Padma yang sudah tahu juga ikut kecewa. Ron semakin kebingungan.
"Setelah dia mengantarku, apakah Cedric mengatakan untuk kembali kesini?" tanya Marla terutama kepada Parvati dan Padma.
"Oh entahlah, dia sudah tidak ada saat kami kemari." jawab Parvati menyesal sambil melihat Marla.
"Tapi Parvati, aku sangat berterima kasih padamu. Walaupun aku lupa. Setidaknya Cedric Diggory pernah menolongku DAN MENGGENDONGKU!" ucap Marla bersemangat disambut senyuman dari Si Kembar Patil dan Hermione.
"Kalian perempuan memang membingungkan ya." ujar Ron yang disambut tawa dari keempat perempuan Gryffindor itu.
"Lalu bagaimana dengan kalian? Sudah resmi?" balas Marla jahil kepada Ron dan Hermione.
Mata Hermione terbelalak seolah berkata, "Apa sih yang kau lakukan?" namun ada senyuman di wajah perempuan itu bukannya kesal.
"Resmi apa?" sahut Ron bingung memandang Marla dan Hermione.
"Oh ya, kan Hermione suka deng-" Mulut Marla di tutup oleh salah satu tangan Hermione yang tidak memegang buku.
Marla menatap Hermione sebal karena belum sempat menyelesaikan kalimatnya.
"Hermione suka apa?" tanya Ron lagi melihat keduanya.
"Lupakan Ron. Aku baru ingat kau bilang ingin bertemu Harry, ayo!" ajak Hermione. Tangannya beralih dari mulut Marla ke lengan Ron. Menarik lengan laki-laki itu supaya mereka cepat pergi dari sana. Sebetulnya mengalihkan topik.
"Wah tiba-tiba sekali. Ya sudah, hati hati kalian." sahut Marla dengan nada jahil.
Hermione tersenyum sambil melambaikan tangan dengan bukunya kepada Marla dan Si Kembar, "Marla kau harus cepat sehat oke? Agar bisa bertemu Cedric."
"Oh tentu!" Marla mengedipkan sebelah matanya ke arah Hermione sambil menyimbolkan tanda oke di jari tangan kanannya.
"Bye kalian!" Hermione melambai lagi.
Lalu Marla dan si Kembar balas melambaikan salah satu tangan mereka, "Bye! Sampai ketemu lagi!" ujar Marla.
"Hati-hati Hermione!" ucap Padma.
"Dadah." kata Parvati melambaikan tangan.
Hermione dan Ron berlalu dari bilik tempat tidur Marla. Dia mendengar Ron berujar, "Marla menyukai Cedric Diggory dari Hufflepuff?" nadanya kebingungan sekaligus penasaran.
Marla dan si Kembar hanya tertawa kecil di salah satu bilik ruang penyembuhan.
(☁)
Sabtu, 11 September 2021
green-ruvelar
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom | Penggemar Cedric Diggory, Hogwarts, & Turnamen Triwizard
Fanfic🌻Marla Wood siswi Gryffindor adalah adik dari Oliver Wood, teman sekamar Hermione Granger, dan penggemar kapten Quidditch Hufflepuff, Cedric Digory. Petualangannya di tahun keempat bersama murid Hogwarts, Beauxbatons, dan juga Durmstrang tanpa ad...