"Cklik," Marla mengarahkan kamera ke arah siswa-siswi Hogwarts, Durmstrang, & Beauxbatons yang tengah berdansa di Great Hall.
Marla dan Colin berpencar untuk mengambil gambar. George berada di sisinya.
"Wow, aku tidak pernah menyangka akan se ramai ini!" ucap Marla.
"Kau okai?" tanya George yang langsung ditanggapi Marla, "Yup aku sedang bersemangat!" ujarnya ceria.
"Oh Angelina! Biar ku foto kalian berdua," ucap Marla melihat Fred dan Angelina yang mendekat.
"Wah setelah semua dansa heboh ini?" ucap Angelina lalu melihat ke arah Fred.
"Kenapa tidak?" sahut Fred santai. Angelina juga membalas, "Oke kalau begitu pastikan kami terlihat bagus!" ujar Angelina.
Lalu mereka berdua berpose dan Marla mengambil gambar. Sesudah gambarnya jadi Marla langsung menyerahkan kepada Angelina.
"Oh Marl! Ini bagus, tapi aneh ya tidak bergerak," tanggal Angelina.
"Pasti dari Colin!" tebak Fred.
"Yap, aku meminjamnya dan ini dari dunia muggle. Unik kan?" sahut Marla meminta tanggapan.
"Tidak buruk juga," sahut Angelina.
"Kalian tidak berdansa?" tanya Fred lalu melihat kearah Marla dan George bergantian.
"Emm sebetulnya tidak ada niatan itu," jawab George. Ekspresi wajahnya tidak bisa diprediksi oleh Marla.
"Woa, kenapa? Ayolah! Kalian harus berdansa? Kalian tahu kan berapa banyak siswa siswi Hogwarts yang ingin ikut serta di Yule Ball namun tidak diperkenankan ikut karena batasan usia?" jelas Angelina serius.
"Ya, perkataan Angelina ada benarnya." ujar Fred lalu sedikit tertawa. Matanya melirik kearah George.
"Sini biar kameranya bersama kami. Kalian kesanalah! Terutama kau Marla, sakitmu sudah sembuh kan?" tanya Angelina. Marla mengangguk.
"Oh tunggu, kalian harus berfoto bersama. Lihat ke arah sini!" celetuk Angelina lagi, "Oh bagaimana? Tekan tombol ini ya?" tanyanya disambut anggukan dari Marla.
"Oke! Kalian merapat!" usul Fred tersenyum jahil kearah George.
"Ya! Terlihat bagus! Ayo tersenyum!" sahut Angelina.
"Satu, dua, tiga!"
"Cklikk," Lalu gambar berproses dan jadi.
"Satu kali lagi? Biar aku dan George dapat masing masing satu foto," usul Marla sambil melihat ke arah George yang tersenyum cerah.
"Oke!" sahutnya.
"Wooooo," Angelina dan Fred bersorak. Lalu tertawa cekikikan,"Oke, satu dua tiga!"
"Cklikk," satu foto kembali jadi.
"Selamat bersenang-senang!" ujar Angelina melihat George dan Marla. Fred tersenyum puas ke arah saudaranya.
Lalu Angelina mendorong Marla ke area dansa dan Fred mendorong George.
"Jadi, apa nona Woods bersedia?" tanya George sedikit menundukkan badannya lalu menawarkan tangan kanannya kepada Marla.
Marla menyambutnya, "Tentu, ayo tuan Weasley!"
Mereka berdua bergabung dengan keramaian orang berdansa.
Alunan lagu mengalun lambut. Salju salju seolah turun dari langit, namun tanpa mengenai orang orang dibawahnya.
Kaki kaki mereka berdua kesamping kanan dan kiri mengikuti arah orang-orang lain yang juga tengah berdansa.
"Oh hei, apa kau pernah memelihara hewan selain burung hantu Marla?" tanya George tiba-tiba. Mereka berdansa diiringi lagu lambat.
"Pernah! Sayangnya mereka sudah tiada, aku pernah memelihara dua anak kucing buta. Namun umur mereka hanya beberapa hari."
"Oh ya? Kucing buta? Wah, aku belum pernah melihat kucing dalam keadaan buta," tanggap George.
"Kasihan sekali tahu! Mereka tidak punya bola mata, induknya tidak mau memberikan dia susu. Bahkan aku sempat bermimpi mereka berjalan sehat dan melompat lincah. Ternyata hari itulah anak kucing itu meninggal,"
"Ugh George, maafkan aku jadi menitikkan air mata lagi," kenang Marla sambil melepaskan tangan dari George untuk menyapu beberapa air matanya. Mereka berhenti berdansa.
"Oh, aku yang minta maaf. Salah memilih topik pembicaraan. Apa kau mau camilan atau minuman?" tawar George khawatir.
"Okai, ide bagus!" tatap Marla kepada George selepas membersihkan air matanya. Wajahnya memerah karena menangis.
George menggandeng tangan kanan Marla lalu perlahan membimbingnya ke arah meja dan kursi camilan. Marla mengikuti.
"Minuman ada disana, kau duduk saja disini oke?" George mengarahkan Marla untuk duduk di salah satu kursi. Perempuan itu mengangguk.
George melesat menghilang diantara kerumunan menuju tempat minuman. Tak lama kemudian Cedric dan Cho Chang mendekati Marla yang memang berdekatan dengan salah satu camilan.
"Oh Hai Marla!" ucap Cedric kepada Marla.
Marla masih tidak percaya bahwa yang di hadapannya saat ini adalah Cedric. Marla perlahan berdiri dari duduknya.
Cedric terlihat beberapa kali lebih tampan daripada biasanya. Mengenakan setelan jas dan terlihat lebih rapi.
"Cedric! Kau tampan sekali hari ini!" ungkap Marla kegirangan sekaligus jujur.
"Terima kasih, melihat kau seperti ini sepertinya sudah sehat?" balas Cedric.
"Tentu! Umm, apa boleh aku berfoto bersamamu?" tanya Marla, sejenak dia lupa kalau ada Cho Chang disana tengah menjaga senyumnya.
"Apa boleh?" tanya Cedric kepada Cho Chang.
"Oh maafkan aku, tolong izinkan aku ya!" ungkap Marla memohon kepada Cho disambut anggukan dari perempuan manis itu.
"Terima kasih banyak!" balas Marla, dia melihat Collin tak jauh dari tempat mereka berada.
"Colin sini, ambilkan foto kami!" ujar Marla.
"Posisi kalian sudah siap?" ungkap Colin.
Cho menepi.
"Kami berdua dulu oke?" ujar Cedric Cedric di sisi kiri dan Marla di sisi kanan.
"Boleh, kalian senyum!" saran Colin.
"Clikk," gambar keduanya diambil dan tak lama kemudian jadi.
"Terima kasih. Foto ini untukku ya, sekarang biarkan mereka berdua yang berfoto," usul Marla diikuti persetujuan Cedric dan juga Cho.
"Aku permisi dulu, selamat bersenang-senang!" ucap Marla.
"Semoga kau juga Marla," sahut Cedric singkat.
Marla tersenyum lalu menjauh dari keduanya. Sambil memegang foto dia sempat berpikir,"Kenapa bukan aku ya yang bersama Cedric?"
Melewati kerumunan, meninggalkan Colin, Cedric, dan Cho dibelakang.
"Tapi beruntungnya Cedric mau berfoto denganku!" gumamnya girang sambil menatap fotonya dengan Cedric. Sambil terus berjalan Marla nyaris menabrak George.
"Woa? Kau oke? Terima kasih sudah menungguku Marla," ucap George sambil menyerahkan salah satu gelas yang berisi minuman. Marla menyimpan foto tadi di dalam salah satu saku gaunnya.
"Tadi coba membujuk Ron," tambah George.
"Terima kasih, oh ya? Kenapa dia?" tanya Marla penasaran.
"Sepertinya melihat Hermione bersama Krum," senyum George jahil.
"Serius?" sahut Marla namun sambil tersenyum juga, kabar bagus untuk Hermione.
"Sepertinya cemburu ya?" tembak Marla disambut anggukan George. Keduanya tersenyum.
[🖼]
green-ruvelar
Sabtu, 15 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom | Penggemar Cedric Diggory, Hogwarts, & Turnamen Triwizard
Fanfic🌻Marla Wood siswi Gryffindor adalah adik dari Oliver Wood, teman sekamar Hermione Granger, dan penggemar kapten Quidditch Hufflepuff, Cedric Digory. Petualangannya di tahun keempat bersama murid Hogwarts, Beauxbatons, dan juga Durmstrang tanpa ad...