Kamar Mandi Perempuan

213 19 2
                                    

Makan malam di hari yang sama. Great Hall seperti biasanya, ramai. Langit-langitnya menunjukkan langit sedikit berbintang dan sedikit berawan dengan cahaya bulan sabit.

Dentingan peralatan makan, cerita di sela-sela makan, serta hal umum lainnya, kecuali satu.

Terjadi interaksi yang sebelumnya belum pernah terjadi sepengalaman Marla di Hogwarts.

Beberapa anak melihat kesana kemari sepertinya mencari calon pasangan dansa antar asrama.

Melihat hal ini rupanya Parvati penasaran akan rencana Marla, "Kau jadi mengajaknya?"

Marla yang menyendok sup kacang merahnya berhenti menatap Parvati yang duduk di seberangnya, "Tentu saja, namun tidak hari ini."

"Coba kau lihat dia ke meja Hufflepuff." suruh Parvati, Marla tahu maksudnya adalah melihat kearah Cedric di meja Hufflepuff.

Marla yang membelakangi meja Hufflepuff membalikkan badan, namun tetap di kursinya.

Dia melihat Cedric bersama teman-temannya. Laki-laki itu sesekali mencuri pandangan ke meja anak-anak Ravenclaw berada. Jauh di sebelah kiri Marla.

"Menurutmu siapa yang dia lihat?" ungkap Parvati khawatir.

Marla kembali ke menghadap Parvati, "Entahlah."

Kali ini dia penasaran dengan gerombolan anak Ravenclaw di sisi kiri. Namun yang dia lihat adalah Luna Lovegood tengah makan puding merah muda di meja Ravenclaw.

Marla hanya kenal Luna dan Padma dari Ravenclaw, sisanya dia tidak mengetahuinya.

"Akan aku cari tahu nanti." ucap Marla lagi sambil menyendok supnya yang sisa satu sendok lagi dan sudah dingin.

"Marla!" pekikan Parvati membuat Marla tersedak.

"Uhuk, uhuk, uhuk!" Marla menepuk-nepuk dada tempat dimana bandul sebuah kalung biasanya berada.

"Sori, sori." Parvati menyerahkan segelas air dengan khawatir.

"Maksudku jika kau tidak ambil langkah sekarang, mungkin dia akan mengajak yang lain." ungkap Parvati.

Marla kini paham, "Kau benar juga!"

Dia merogoh saku di rok bagian kanannya, mencari sapu tangannya. Tidak ada.

Merogoh lagi saku kiri, tidak ada.

"Parvati, kau lihat sapu tanganku tidak?" tanya Marla kali ini merogoh saku jubahnya, namun tidak ditemukan juga.

"Tidak, apa kau meninggalkannya di kamar?" tanya Parvati berhenti memakan ayamnya.

Marla menggeleng, "Duh parah kenapa bisa aku melupakannya? Mulutku penuh bekas sup tidak?" tanya Marla kepada Parvati.

Parvati menggangguk, Marla mengelap mulutnya dengan tangan tanpa sapu tangan.

"Oh wow lenganku juga kotor karena tersedak tadi. Sepertinya aku perlu ke kamar mandi. " Marla bangkit dari kursi dan Parvati ingin ikut.

"Tak apa, bisa sendiri. Selesaikan saja makananmu dulu, okay?" ujar Marla, Parvati menurut saja dan melanjutkan makannya.

Marla baru berjalan beberapa meter dari tempatnya semula sebelum bertemu dengan Neville.

"Oh hai Neville! Baru saja mau makan?" Marla mendapati Neville mencapai meja makan anak-anak Gryffindor.

"Marla! Uh, ya. Profesor Sprout tadi meminta bantuanku sebentar di rumah kaca." ucap Neville.

"Kau bisa duduk di tempatku tadi, aku sudah selesai." suruh Marla menunjuk kursi kosong di depan Parvati yang lagi makan. Neville mengangguk.

"Terima kasih." ucap laki-laki itu.

Blossom | Penggemar Cedric Diggory, Hogwarts, & Turnamen TriwizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang