Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.Dan untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?
Kalian bisa pesan melalui :
- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)Dengan Format Pembelian :
Judul PDF :
Alamat Email :
Bukti Transaksi :Pembayaran melalui :
- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin
Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!
Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman PDF : 149 halaman.***
"Hah" Helaan nafas panjang yang keluar dari mulut seorang wanita yang sedang berjalan di pinggir trotoar jalan."Hari ini sepertinya hari sial bagi-ku." Tambah wanita itu, berjalan di sepanjang trotoar sambil menatap aspal jalanan.
Perkenalkan! Wanita itu bernama Dong Winnie! Perempuan dari China yang merantau ke Korea Selatan dan tidak bermodal-kan apapun. Hanya bermodal nekat ia merantau ke negara ini.
Dan tepat hari ini juga Winwin di pecat dari tempat-nya bekerja, karena protesan dari seorang pembeli. Ya! Winwin bekerja sebagai Waiters di salah satu cafe terkenal. Padahal Winwin sudah nyaman dan betah bekerja di sana. Tapi ia di pecat di karenakan dirinya tidak sengaja tersandung, sehingga membuat minuman yang ia pegang tumpah dan mengenai baju sang pembeli.
Sepele bukan? memang! Winwin sudah menjelaskan semua kronologinya kepada manajer caffe. Tapi tetap saja dirinys di pecat karena pembeli itu berkuasa.
"heum heum... Appa! Appa!" Tangisan seorang gadis kecil yang membuat Winwin mendekati gadis itu.
"Tenang sayang, Ahjumma bukan orang jahat." Ucap Winwin kepada gadis kecil itu yang menghindari dirinya, sewaktu dirinya mendekat dan ingin memegang pundak gadis itu.
Gadis itu menatap Winwin tidak yakin. "Serius, Ahjumma bukan orang jahat. Nama Ahjumma Winwin. Nama-mu siapa gadis cantik?" Tanya Winwin yang perlahan mendekati gadis itu.
Gadis itu terperngah ketika melihat senyum tulus Winwin, dan membiarkan Winwin untuk menggendong-nya, dan mendudukkan-nya di bangku trotoar.
"Nama-mu siapa heum? Kenapa kau bisa ada di sini sendiri? Dimana orang tua-mu?" Tanya Winwin, mengusap lembut rambut gadis itu.
"Nama aku Nana. Aku tertinggal dengan Appa-ku karena melihat kupu-kupu tadi." Jelas Nana menyender di tubuh Winwin.
"Oh Nana? Nama yang sangat cantik seperti diri-mu. Nana-ya, apakah kau tau alamat rumah-mu? Nanti Ahjumma antarkan ke rumah-mu." Tanya Winwin.
Nana mengangguk-kan kepalanya antusias. "Tentu saja! Appa selalu mengajari-ku untuk tau di mana tempat tinggal-ku." Jawab Nana.
"Benarkah? Wuaah hebat sekali! Nana sangat pintar! Kalau begitu, apakah Nana tau nomor telepon Appa-nya Nana?" Tanya Winwin sekali lagi dan di balas gelengan kepala oleh Nana.
"Ah gitu ya, Nana pasti kesulitan mengapal-nya bukan? Tenang saja. Walaupun Nana tidak ingat nomor telepon Appa, Ahjumma akan tetap mengantarkan pulang Nana." Seru Winwin yang di balas anggukkan kepala oleh Nana.
"Tapi sebelum-nya kita makan dulu ya! Apakah Nana lapar? Ahjumma lapar soalnya." Ajak Winwin yang di balas anggukkan kepala dari Nana.
Setelah mendapatkan jawaban dari Nana, Winwin pun mulai menggendong Nana, dan membawa-nya pergi kerumah-nya yang tidak jauh dari tempatnya berada.
Setelah berjalan beberapa menit, Winwin dan Nana pun sampai di kost-an milik Winwin. Winwin juga segera membawa masuk Nana ke dalam.
"Nana, maaf ya. Rumah Ahjumma berantakan." Ucap Winwin, menaruh Nana di sofa milik-nya.
"Sama kayak Appa." Seru Nana.
"Ahjumma sama kayak Appa? Rumahnya berantak-kan maksud kamu ya?" Tanya Winwin yang langsung mendapat gelengan kepala dari Nana.
"Kamar. Kamar Appa selalu berantakan. Tapi selalu di rapihkan oleh Chulso Ahjumma." Ralat Nana.
"Ah seperti itu ya. Yaudah Nana, Nana tunggu sini dulu ya. Nonton televisi dulu ya, Ahjumma ingin memasak dulu untuk kita berdua makan." Pinta Winwin yang langsung di turuti Nana dengan anggukkan kepalanya.
Winwin tersenyum gemas melihat tingkah polos Nana. Tangan-nya pun ter-ulur untuk mengusak surai rambut Nana gemas. Setelah-nya ia segera bergegas ke dapur untuk memasak makanan.
Eits! Hanya meng-hangatkan makanan saja! Makanan sudah di masak-kan oleh sahabat Winwin yang bernama Taeyong. Bisa kebakaran kost-annya kalau membiarkan Winwin memasak di dapur. Winwin itu tidak bisa masak! Jangankan masak, dulu waktu Winwin baru pertama kali pindah? Winwin tidak bisa menyalakan kompor.
Setelah memanaskan makanan, Winwin segera membawa-nya ke meja makan, lalu ia bergegas menuju Nana.
"Yah tidur lagi." Gumam Winwin yang bimbang ingin membangun-kan Nana atau membiarkan Nana tidur.
"Bangunin aja deh. Nanti Appa-nya makin khawatir mencari anaknya." Final Winwin yang mulai membangunkan Nana.
Di elus-lah kepala Nana dan di tepuk pipinya dengan lembut, membuat Nana membuka matanya secara perlahan.
"Eungh~~~" Gumam Nana yang membuat Winwin terkekeh gemas.
"Eyo Princess sudah bangun ya? Sekarang ayo kita makan! Makanan-nya telah jadi. Habis makan, kita langsung pulang ke rumah Nana." Ucap Winwin yang di balas anggukkan kepala oleh Nana.
Winwin langsung menggendong Nana. Membawanya untuk mencuci tangan dulu di wastaffel lalu menaruh Nana di atas bangku meja makan-nya.
"Nana bisa makan sendiri plus megang sumpit sendiri?" Tanya Winwin yang ingin memberikan Nana sumpit.
Nana menganggukkan kepalanya lagi. "Tentu saja! Appa sudah mengajari-ku hal itu." Ucap Nana yang langsung mengambil sumpit yang ada di tangan Winwin.
Mereka pun mulai makan bersama dengan hikmat, dan sampai selesai.
"Taeyong pasti marah kalau melihat ini." Gumam Winwin yang melihat kost-an mereka kayak kapal pecah.
Tapi Winwin tidak ada niat untuk membereskan-nya. Alhasil dia hanya melihat dan bergumam tidak jelas, lalu kembali ke Nana, setelah menaruh piring bekas makan-nya di dalam wastaffel.
"Cha! Ayo kita berangkat ke rumah-mu!" Seru Winwin yang mulai memggendong Nana.
Sampai di jalan raya, Winwin mulai menyetopkan taksi, masuk ke dalam-nya dan taksi mulai jalan menuju tempat yang di sebutkan Nana.
"Nana-ya. Nana hanya tinggal dengan Appa? Dengan Eomma bagaimana? Apakah Nana memiliki Eomma?" Tanya Winwin yang bingung karena sedari tadi Nana hanya membahas Appa, tidak dengan Eomma.
"Kata Appa, Eomma-nya Nana sudah ada di atas awan, sudah jadi bidadari yang akan selalu memantau Nana di atas sana." Jelas Nana yang membuat Winwin langsung paham dan serasa tidak enak mengungkit kembali Eomma-nya Nana yang sudah ada di surga.
"Bajja! Appa-mu benar sekali." Seru Winwin di sertai senyuman manis.
"Dan sekarang Nana sudah menemukan Eomma di sini." Ucap Nana seraya menunjuk Winwin.
Winwin tersedak salivah-nya sendiri ketika Nana berbicara seperti itu sambil menunjuk dirinya. "Ahjumma?" Tanya Winwin, memastikan kembali ucapan Nana.
Nana menganggukkan kepalanya antusias, di iringi healing smile andalan-nya. "Iya! Kata Appa, bidadari itu baik, dan bidadari itu pasti Eomma-nya Nana. Jadi, Nana pastikan kalau ini Eomma-nya Nana." Seru Nana yang langsung memeluk Winwin dengan sangat erat.
"Eomma! Nana punya Eomma."
YOU ARE READING
NAKAMOTO FAMILY II - YUWIN, MARKMIN, NOREN, SUNGTARO
FanfictionINI CERITA KHUSUS NAKAMOTO FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, NAKAMOTO YUTA, DONG SICHENG (WINWIN), HUANG RENJUN, DAN NA JA...