6. Bring Him!

348 16 0
                                    

Sesuai rencana, Triplest, Yuta dan Winwin sudah ada di restaurant untuk makan malam bersama.

Makan bersama dengan hening, tanpa membuka suaranya. Winwin kira triplest akan berisik ketika makan, sama seperti anak di usia yang lain-nya.

Setelah makan, mereka pun mulai pergi ke time zone. Mereka bermain bersama disana. Benar-benar seperti keluarga kecil yang bahagia. 

Setelah main bersama, mereka mulai bergegas untuk kembali ke rumah. Tapi sebelum kembali ke rumah, Yuta mengantarkan Winwin untuk kembali ke kost-an miliknya.

"Eomma." Rengek triplest kepada Winwin yang ingin pergi keluar dari mobil.

Winwi tersenyum. "Besok kita bertemu lagi. Ahjumma harus pulang." Ucap Winwin yang mulai melepas seatbelt-nya dan mulai mencium triplest.

"Annyeong." Pamit Winwin sebelum keluar.

Setelah Winwin keluar dan sudah masuk ke dalam kost-annya, mobil Yuta pun pergi meniggalkan area kost-annya menuju rumah-nya.

"Kau sudah mempunyai kekasih?" Tanya seseorang, begitu Winwin baru masuk ke dalam ruma-nya.

Winwin memekik kaget dan refleks memukul orang itu. "Yak Dong Winwin! Kau gila?!" Sentak Wanita itu.

Winwin mendesis. "Kau yang gila Taeyong! Untuk apa kau berdiri di belakang-ku sewaktu aku masuk?!" Sentak Winwin, berjalan menuju sofa, dan duduk di sana, merenggang-kan tubuh-nya yang pegal.

Taeyong mendecak kesal. Ia langsung mengambil 2 kaleng cola, lalu menghampiri Winwin, duduk di samping Winwin, dan memberikan satu cola-nya ke Winwin. "Tapi aku serius. Kau sudah memiliki kekasih? Tadi aku tidak sengaja melihat kalau kau keluar dari mobil seseorang." Tanya Taeyong antusias.

"Dia bukan kekasih-ku. Hanya orang yang baru aku kenal beberapa hari saja." Ralat Winwin.

"Oh ternyata masih tahap pendekatan." Gumam Taeyong, meminum cola-nya.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan-mu? Apakah kau sudah mendapatkan pekerjaan?" Tanya Taeyong.

Winwin mendengus kasar, lalu menggelengkan kepala-nya pasrah. "Aku belum mendapatkan-nya. Apakah perusahaan di Korea Selatan memandang asal pekerja asing? Seperti yang kau ketahui bahwa China dan Korea Selatan tidak memiliki hubungan baik." Ucap Winwin yang di balas kedihan bahu oleh Taeyong.

"Aku juga tidak tau. Aku tidak mengurusi masalah politik." Balas Taeyong yang di setujui Winwin.

"Aku sudah menawarkan kepada-mu untuk bekerja di tempat Jaehyun. Jaehyun juga setuju akan hal itu, tapi kau malah menolak- nya." Sunggut Taeyong kesal. Padahal dirinya sudah memberitahu Jaehyun untuk memperkerjakan Winwin, Jaehyun udah setuju, eh malah Winwin-nya yang menolak karena tidak mau merepotkan Taeyong dan Jaehyun lebih banyak.

Iya! Winwin sudah terlalu banyak meminta bantuan kepada Taeyong dan Jaehyun. Ia tidak mau merepotkan mereka lebih lama.

"Aku mau mencoba-nya sendiri. Aku akan meminta bantuan kalian kalau memang aku sudah tidak bisa mengatasi-nya." Ucap Winwin.

"Ck! Ya sudah kalau gitu." Dengus Taeyong.

"Jangan di berantakin lagi! Aku baru saja membersihkan-nya." Peringat Taeyong, lalu pergi ke dalam kamar-nya.

Winwin menghela nafas-nya kasar. Ia bergegas untuk menghabiskan cola-nya, lalu beranjak menuju kamar-nya. Sampai di dalam kamar, Ia segera pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh-nya, karena sedari tadi ia belum mandi. Iya! Pas bangun, Winwin sudah di ajak pergi oleh Yuta dan juga triplest. Mau mandi dulu sebelum pergi, dia tidak enak, takut mereka nunggu kelamaan. Alhasil Winwin tidak mandi, hanya memakai parfum dan sedikit  riasan di wajah.

Setelah mandi, Winwin lanjut memberikan perawatan untuk wajah, tubuh, dan kulit kepala-nya, setelah itu ia bergegas merebahkan tubuh-nya di atas kasur milik-nya, seraya memainkan game di ponsel-nya, lalu tidur setelah ngantuk menerjang mata-nya.

Jika di sana Winwin sedang tidur nyenyak, berbeda dengan Yuta yang tengah bingung dan kesusahan menghadapi triplest yang tengah merajuk.

"Kesayangan-nya Appa, tidur ya. Ini sudah malam sayang, anak kecil tidak baik tidur malam-malam." Ucap Yuta.

Triples t serentak menggelengkan kepala-nya. "Tidak mau! kami tidak mau tidur!" Sentak Nana.

"Kami mau tidur, asalkan Appa berjanji akan membawa Eomma ke sini. Baru kami akan tidur." Sambung Shotaro.

"Sayang--"

"kenapa? Apakah Appa tidak bisa memenuhi keinginan kami? Katanya Appa sayang sama kami!" Sambung Renjun.

Yuta di landa bingung. Ia tidak tau harus berbuat apa. "Oke. Appa berjanji akan membawa Eomma kalian ke rumah." Pasrah Yuta.

"Tapi beri Appa waktu untuk membawa Eomma kalian ke sini. Appa harus membujuk-nya terlebih dahulu." Sambung Yuta, meminta jangka waktu kepada ketiga anak-nya.

"Kita kasih waktu selama satu minggu." Seru Nana.

"Sayang---"

"Tidak ada negosiasi di antara kita Appa. Cepat tanda tangani surat perjanjian kita terlebih dahulu, baru kita bertiga akan tidur." Potong Renjun, memberikan dua lembar kertas beserta materai di dalam-nya untuk Yuta tanda tangani.

"Siapa yang membuat-kan kalian ini?" Tanya Yuta melihat surat perjanjian kontrak yang sudah di ketik rapih, di sertai kolom tanda tangan untuk dirinya tanda tangan, di sertai kolom tanda tangan dan tanda tangan ketiga anak-nya.

"Seketaris-nya Appa, Park Ahjussi." Seru Nana dengan senyuman-nya.

"Cepat-lah Appa!" Sentak Renjun, memberikan Yuta pulpen.

Dengan helaan nafas pasrah, Yuta menandatangani surat perjanjian kontrak itu, tanpa membaca-nya.

"Cha, sudah selesai  bukan? Sekarang waktu-nya kalian tidur." Final Yuta yang ingin menidurkan triplest, tapi di larang oleh mereka bertiga.

"Tunggu dulu Appa! Biar kita bacakan dulu surat-nya!" Ucap Renjun.

"Ekhem-ekhem." Pemanasan yang di lakukan Renjun sebelum membacakan surat-nya.

"Dengan pernyataan dan surat kontrak ini, saya yang bernama Nakamoto Yuta setuju akan membawa Eomma triplest yang bernama Dong Winwin ke dalam kediaman Nakamoto. Apabila dalam waktu satu minggu saya tidak berhasil membawa-nya ke dalam rumah ini, maka saya akan menerima segala hukuman dan konsekuensi-nya, Yaitu dengan cara mengizinkan ketiga anak saya yang bernama Nakamoto Renjun, Nakamoto Jaemin, dan Nakamoto Shotaro untuk tinggal di rumah Eomma-nya, di rumah Winwin. Demikian surat itu saya buat dan saya tanda tangani tanpa paksaan apapun. Tertanda Nakamoto Yuta." Ucap Renjun, membacakan isi surat perjanjian itu.

"Yak! Bagaimana bisa kalian menaruh hukuman seperti itu!" Sunggut Yuta tak terima, yang ingin mengambil surat-nya, tapi sudah keduluan Jaemin yang mengambil-nya.

"Eits eits eits, tidak ada pembatalan kontrak perjanjian. Itu salah Appa! Kenapa Appa tidak membaca surat-nya terlebih dahulu, dan malah langsung menandatangani-nya." Seru Nana.

"Yak! Kalian!" Ucap Yuta yang tidak percaya akan semuanya.

"Sudah-lah Appa. Itu surat untuk Appa pegang, dan yang satu-nya lagi kita yang pegang."

NAKAMOTO FAMILY II - YUWIN, MARKMIN, NOREN, SUNGTAROWhere stories live. Discover now