7. Kontrak.

312 17 0
                                    

*Tok tok tok* suara ketukan di pintu kost-an Winwin, mengganggu Winwin yang tengah bermain game.

"Aish! Siapa sih siang-siang seperti ini malah berkunjung." rutuk Winwin di sepanjang jalan menuju pintu.

*Cklek* Pintu yang di buka Winwin, menampilkan orang ber-jas di hadapan-nya.

"Rentenir ya? Maaf sepertinya anda salah ketuk. Kami tidak pernah meminjam apapun ke orang lain, maupun ke bank." Ucap Winwin yang ingin menutup pintu, tapi di tahan oleh orang itu.

"Selamat siang, dengan Nona Winwin?" Ucap lelaki itu.

"Selamat siang. Iya saya sendiri yang nama-nya Winwin. Tapi saya tidak pernah meminjam apapun selain kepada Taeyong sahabat saya. Masa iya Taeyong menyewa seseorang untuk menagih hutang saya kepada-nya." Racau Winwin yang tidak membiarkan pria itu berkata.

"Maaf sebelum-nya kedatangan kami menganggu Nona. Kami dari perusahaan Nakamoto. Tuan Nakamoto meminta kami untuk menjemput Nona dan membawa Nona ke perusahan-nya." Jelas pria itu.

"Nakamoto Yuta meminta-ku untuk ke sana? Untuk apa?" Tanya Winwin bingung.

"Kami juga tidak tau Nona. Alangkah baik-nya Nona yang bertanya sendiri di sana." Ucap pria itu.

"Ah oke. Bisakah kalian menunggu sebentar? Aku ingin mengganti baju terlebih dahulu." Pinta Winwin.

"Silahkan." Ucap pria itu.

Winwin mulai masuk ke dalam dan langsung pergi ke dalam kamar-nya, mengganti pakaian-nya dengan pakaian yang sopan tapi tidak formal, memoles sedikit wajah-nya, merapihkan rambut-nya, tak lupa ia memakai parfum, lalu kembali ke orang tadi.

"Ayo." Seru Winwin.

Mereka pun mulai berjalan, masuk ke dalam mobil, lalu mobil-nya pun pergi meninggalkan perkarangan kost-an Winwin, menuju perusahaan Nakamoto.

Mobil terus membelah jalan-nya kota Seoul, sampai akhirnya mobil itu berhenti di depan gedung pencakar langit.

"Silahkan Nona." Ucap pria itu, mempersilahkan Winwin keluar dari mobil.

Winwin pun keluar. Setelah keluar, Winwin langsung di ajak masuk ke dalam perusahaan. Masuk ke dalam lift khusus presiden direktur, dah lift pun mulai bergerak ke atas.

*Ting* Pintu lift pun terbuka. Winwin langsung di arahkan menuju ruangan presiden direktur.

*tok tok tok* Ketukan pintu yang di lakukan orang itu, lalu orang itu masuk ke dalam setelah menyuruh Winwin untuk tunggu sejenak. Setelah-nya pria itu kembali.

"Nona, silahkan masuk Nona." Ucap pria itu, mempersilahkan Winwin masuk.

Winwin pun mulai masuk ke dalam secara perlahan. Di sana terlihat Yuta yang tengah duduk di bangku kebanggan-nya.

"Duduk-lah." Titah Yuta, mempersilahkan Winwin duduk. Winwin pun langsung duduk tanpa bertanya apapun.

"Kau pasti bertanya-tanya bukan kenapa kau di panggil ke sini?" Tanya Yuta yang di balas anggukkan kepala oleh Winwin, dengan wajah polos-nya.

"Saya langsung ke inti-nya saja ya. Saya ingin kamu ingin bekerja sama dengan-ku untuk menjaga ketiga anak-ku." Ucap Yuta. mengeluarkan selembar kertas untuk Winwin baca.

"Baca dulu perjanjian kontrak-nya, baru kau bisa memutuskan-nya." pinta Yuta.

Winwin membelalakan mata-nya ketika melihat gaji yang di berikan Yuta sangat-lah banyak. "Ini tidak salah?" Tanya Winwin yang masih tidak menyangka atas gaji yang di berikan tiap bulan-nya.

"Kenapa? Apakah kurang? Kau ingin gaji berapa? Biar aku ganti surat perjanjian-nya menjadi gaji yang kau ingin-kan." Ucap Yuta yang ingin mengganti perjanjian kontrak-nya, namun di larang Winwin.

"Aniya bukan. Bukan-kah ini terlalu banyak hanya untuk ukuran baby sister?" Tanya Winwin.

Yuta terkekeh mendengar penuturan polos dari Winwin. "aku memang membayar gaji seorang baby sister itu per-anak. Satu anak aku beri gaji 10 juta won. Karena kamu mengurus ketiga anak-ku? Kau akan mendapatkan gaji pokok dan sudah bersih dari pajak sebanyak 30 juta Won. Itu gaji yang kau pegang selama satu bulan, dan belum bonus tambahan yang akan di berikan lagi." Jelas Yuta.

Winwin meneguk salivah-nya kasar. Iya merasa tergiyur dengan tawaran ini. Tapi ketika dirinya melihat kontrak yang mengharuskan dirinya tinggal di kediaman Nakamoto, dirinya menjadi ragu. Dia tidak bisa meninggalkan sahabat-nya Taeyong. Bagaimana pun juga dia dan Taeyong sudah berkenalan sejak lama, sejak pertama kali ia datang ke Seoul. Makanya itu ia bingung harus menjawab apa.

"Kau memikirkan sahabat-mu? Aku akan bicara dengan-nya kalau kau mau." Seru Yuta.

"Aniya, bukan itu. Eumm--- bisakah kau memberikan waktu untuk-ku? Aku harus memikirkan tawaran ini." Pinta Winwin.

"Tentu saja. Aku akan memberikan-mu waktu sampai satu minggu. Sebelum satu minggu, kau harus memutuskan perjanjian ini." Jelas Yuta.

Winwin mengangguk mengerti. "Baiklah kalau begitu aku pamit pulang. Aku akan memikirkan pernjanjian ini dan akan memberi tahu-mu tentang keputusan-ku sebelum satu minggu." Balas Winwin.

"Tolong pikirkan dengan matang. Anak-anak sangat membutuhkan-mu." Pinta Yuta sebelum Winwin pergi.

"Pasti. Kalau begitu aku pamit dulu." Ucap Winwin yang ingin pergi, namun suara yang ia kenal, masuk ke dalam ruangan Yuta.

"Appa kami pul--- Eomma!!!" Pekik triplest senang, lalu langsung berhambur memeluk Winwin.

"Eomma pasti ingin menjemput kita main ya?" Tanya Shotaro dengan tatapan polos-nya.

"Kalian tidak ingin mencium dan memeluk Appa?" Tanya Yuta kepada sang anak.

"Eomma, tunggu sebentar ya." Seru mereka bertiga, dan langsung menghampiri Yuta untuk memeluk dan mencium Yuta. Setelah-nya, mereka kembali ke Winwin.

"Kajja Eomma! Kita berangkat." Ucap triplest, menarik Winwin ke luar.

"Appa! Kami berangkat dulu ya!" Pamit triplest, sebelum pandangan-nya hilang tertutup pintu.

Yuta hanya menggelengkan kepala-nya jengah, ketika melihat tingkah sang anak. Sedangkan Winwin hanya mengikuti ke mana triplest membawa-nya.

Sampai di depan perusahaan, Winwin di suruh masuk ke dalam mobil milik Yuta, di iringi triplest yang juga masuk ke dalam.

"Kim Ahjussi, tolong antarkan kami ke rumah ya." Pinta Renjun kepada supir pribadi mereka. Supir pun hanya mengangguk dan menuruti perintah nona muda.

"Eomma, kita pulang dulu ya. Appa melarang kita untuk ke mall tanpa mengganti baju sekolah dulu." Seru Nana.

Winwin tersenyum, mengusak surai triplest gemas. "Bagaimana dengan sekolah kalian? Apakah menyenangkan?" Tanya Winwin.

"Tentu saja! Eomma mau tau tidak? Renjun dan Jeno baru saja resmi menjadi sepasang kekasih." Seru Nana yang membuat Winwin terkejut. Sedangkan Renjun meringis atas mulut Nana yang lemes seperti dispatch Korea.

Anak sekecil mereka sudah memiliki kekasih? Anak yang baru menginjak sekola dasar kelas satu, sudah mempunyai kekasih?

"Benarkah? Apakah tampan?" Tanya Winwin yang mencoba untuk biasa saja.

Nana mengangguk antusias. "Tentu saja. Tapi Eomma jangan bilang ke Appa ya. Appa bisa marah kepada kami." Pinta Nana.

NAKAMOTO FAMILY II - YUWIN, MARKMIN, NOREN, SUNGTAROWhere stories live. Discover now