2 - Menikmati Festival

628 149 52
                                    

"Maukah kau berdansa denganku?"

Sharley yang sedang melahap pasta seketika menoleh. Perutnya lapar karena pagi tadi cuma makan sedikit, tapi ia tahu tak bisa makan banyak di sini karena ada jatahnya. Padahal kalau seperti prasmanan, Sharley bisa menggasak berbagai makanan dengan leluasa.

"Eh, Asher," kata Sharley. Dia meletakkan alat makan, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih kencang. Padahal ini cuma ajakan dansa, tapi dia merasa seperti dilamar. Dia benar-benar tak waras lagi setelah mengakui perasaannya.

Arena dansa sudah dipenuhi pasangan-pasangan dansa dengan alunan musik klasik. Albarez berdansa dengan putri bangsawan lugu yang akhir-akhir ini didekatinya. Ternyata dia menunjukkan ketertarikan pada wanita yang usianya terpaut tiga tahun darinya. Sharley berpikir itu mending daripada putri dari kerajaan lain yang cuma mengincar posisi dan kekayaan saja.

Poni rambut Asher disibak, menampakkan jidat semulus kulit bayi. Aroma kayu manis khas menguar darinya. Aroma yang senantiasa diingat-ingat kaum hawa karena berarti Asher akan lewat di depan mereka.

Sharley menerima uluran tangan Asher, mereka menuju arena dansa. Banyak tatapan iri yang tertuju pada Sharley, tapi Sharley sendiri tak memedulikannya. Sementara Cleon asyik makan dan belum berniat mencari partner dansa.

Tangan Asher melilit pinggang ramping Sharley. Dalam sekejap, dia dibawa ke dalam dansa anggun nan menggelitik. Putaran musik mengalun indah, disertai aroma Asher yang memabukkannya. Asher intens memperhatikan Sharley, dan lupa dengan dunia di sekeliling mereka.

Di sela-sela dansa, Asher mendekatkan wajahnya dengan wajah Sharley. Napas Sharley tercekat. "Hari ini kau cantik," kata Asher sembari memutar badannya kemudian memeluk dari belakang. Suara napas Asher terdengar jelas di telinga Sharley dan dia mati-matian menahan rona di wajah.

"Apa itu artinya sebelum ini aku tak secantik itu?"

Asher melepasnya, mereka kembali berdansa. Sharley agak kesulitan menyamai gerakan Asher karena salah fokus. Asher menyeringai dan mengangkat dagu Sharley. "Jangan menundukkan kepala saat berdansa, kau tahu jelas itu. Dan tentang pertanyaanmu tadi, bagaimana aku membalasnya ya? Hari ini kau seperti matahari."

Hhhee, kenapa dia jadi blak-blakan begini? Sebelum-sebelumnya bahkan tak pernah memujiku cantik dan lain sebagainya. Tak jadi terbawa perasaan, Sharley malah curiga. Dia menyentuh kening mulus Asher. "Kaumakan apa tadi pagi? Atau kerasukan, ya?"

Asher tercengang, mukanya memerah kesal. "Aku makan batu tadi. Puas?"

"Iya," jawab Sharley sok polos. Asher dongkol, padahal dia ingin menggoda Sharley tapi malah dikira kerasukan.

Alunan musik telah selesai. Pasangan-pasangan dansa pun berhenti. Bersamaan dengan sakit kepala yang kembali dirasakan Sharley. Dia berusaha menahannya karena tak mau membuat masalah. Asher yang masih menggenggam tangan Sharley kini mengecupnya.

Sharley mengernyit. "Sampai ketemu di festival nanti," kata Asher. "Iya."

🌙🌙🌙

Gadis itu duduk di bangku depan sebuah ruangan. Dia sendirian dan lorong ini sangat sepi. Dia memisahkan diri dari kerumunan karena itu menjadikan sakit kepalanya bertambah parah dan berakhir di sini.

Dia mengusap wajah. "Kenapa aku begini sih? Mana tidak bawa obat, lagi."

"Eh, apa Anda telah mendengar rumor yang beredar? Katanya Nona Cherilyn sengaja dekat-dekat dengan Pangeran Asher?"

"Saya juga sudah mendengarnya. Padahal dia anak dari keluarga yang sudah hancur, tapi bisa-bisanya dia mendekati Pangeran. Apa dia ingin mendapat pengakuan?"

The Eternal Country (3) : Curse from the Past (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang