Sharley membeku, seluruh inci tubuhnya tak bisa digerakkan. Bibir mereka bukan saling bersentuhan lagi, tapi benar-benar berciuman. Dibanding Asher yang selalu dingin tapi lembut, Ethan hangat tapi agresif. Lidah Ethan berusaha masuk, Sharley menarik kesadarannya yang tertinggal di dasar. Dia menggigit bibir Ethan, mempraktikkan apa yang dibacanya di novel romansa.
Asher naik pitam, langsung menarik Sharley dari pelukan Ethan. Sharley terengah-engah, meraup oksigen rakus. Dia menutup bibir, sensasi dan air liur Ethan tertinggal. Dia merasa ingin menangis dan berteriak mengamuk, tapi hal itu ditahan di pelupuk mata, dan menahan rasa mual mengguncangkan isi perut.
Asher memeluknya posesif, Sharley merasa ketegangannya luntur. Ia menghilangkan jejak Ethan di bibir dengan tangan gemetaran. Ethan pandai sekali memainkan emosinya. Padahal dia tahu jika Sharley membencinya mati-matian. Sharley bergegas sadar, menatap lurus Ethan yang meringis di antara lidah-lidah api.
"Astaga, padahal aku hanya menciummu. Banyak wanita yang menginginkan itu, Clemy." Bibir bawahnya berdarah akibat gigitan Sharley.
Sharley mengumpat-ngumpat. Dia melesat, diikuti Asher. Bayangan-bayangan cakar dari Asher memerangkap Ethan. Ethan melayang, supaya bayangan tak sanggup menjangkaunya. Asher berdecak kesal. Kemampuan pengendalian bayagannya belum sampai di tahap perwujudan tiga dimensi.
Sharley melemparkan tombak-tombak api, melompat dengan momentun angin. Ethan memotong-motong tombak-tombak, kecepatannya luar biasa. Sharley baru bertemu penyihir secepat Ethan. Ethan mengganti senjata ke busur dan panah ajaib.
Dia membidik pada Asher, dua panah kegelapan sekaligus. Dua panah itu melesat, di saat Asher teralihkan karena ada Black Fox yang menyerangnya. Sharley meneriaki Asher, pemuda itu langsung membangun barriernya. Hasilnya, panah hancur berkeping-keping menabrak dinding barrier kebiruan.
Sharley melemparkan pisau-pisau pada penyerang Asher. Sekejap, penyerang itu ambruk dengan pisau menembus punggungnya. Sharley jatuh ke tanah, kehilangan kendali atas angin. Dia merasa paru-parunya tambah sesak karena terjebak asap api. Dan lidah api hampir menyentuh mansion, melahap tempat itu tanpa ampun.
Gadis itu seolah akan kehilangan akal. Dia seketika teringat artefak yang dicurinya. Menatap Ethan yang bertarung dengan Asher, dia berteleportasi pergi. Dia membongkar tas selempang dengan panik, jilatan api tepat seinci di luar jendela kamar. Dia menarik keluar artefak, teleportasi lagi ke luar.
Artefak bisa memperbesar kekuatan. Sharley menggunakannya untuk membuat pusaran air. Ia menekan kekuatan air ke inti artefak, artefak merespon. Dalam sekejap, pusaran air meledak dari artefak. Air itu tumpah ruah, melahap api lebih cepat dari api itu sendiri dan mendesis-desis layaknya ular. Pakaian-pakaian bawah basah terguyung air dingin. Beberapa serigala berjengit dan melolong karena air mengenai luka mereka. Asap yang mengepul bertambah banyak, tapi tak panas. Hawa dingin menampar Sharley, memudarkan panas.
Sharley membuka mata. Mendapati halaman depan sempurna basah. Seperti kebanjiran. Tak ada lagi jilatan api, hanya benda cair kebiruan. Sharley merasa lebih damai, sekalipun sepatu dan celananya basah.
Ia melirik, Cleon masih di sana. Menghadapi Silenna seperti kesetanan. Air bah hanya menghambat sebentar, kemudian ia menerjang Silenna yang terbengong-bengong. Silenna refleks menyilangkan tombak pusaka Lyfalia, moncong Cleon tersangkut di situ.
Haruskah aku menyeret Ethan pergi? Oh, tunggu sebentar. Apa kegunaan artefak lainnya? Ehmmm, adakah penyamar aura? Eh, tidak ada. Sudahlah, aku harus membereskannya lebih dulu. Sharley memunculkan pedang kembali. Artefak sihir ditaruh di pangkal pedang yang terbuat dari perunggu berlapis lembaran tipis logam. Artefak menyatu di pangkalnya, sudah tahu apa yang diperbuat. Bilah pun bergetar dan bercahaya tipis, melingkupinya dengan tambahan kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternal Country (3) : Curse from the Past (√)
FantasyAkhir-akhir ini Sharley sering mengalami pusing, mimisan, dan mimpi buruk. Sharley tak tahu mengapa, padahal dia menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik. Hal ini membuat Asher dan Cleon cemas. Asher berkata kalau ini bukanlah penyakit biasa, tapi dia...