Liliane's Secret

4

"Jangan lupa untuk vote dan kasih komentar yah. Makasihh❤"
____________________________
Liliane's Secret
_________________________________
.
.
.

Liliane benar-benar membuktikan perkataanya.

Sudah 3 hari sejak percakapan terakhir antara dirinya dan juga Yohan. Liliane benar-benar tak lagi mengganggu Marry.

Hal ini langsung saja menjadi topik perbincangan hangat dari para siswa Aksademi Widerfort.

Pada awalnya, Liliane merasa bingung dengan reaksi dari para siswa.
Kenapa mereka begitu heboh hanya karena Liliane yang mengabaikan Marry selama 3 hari?

Namun setelah gadis itu memikirkannya kembali, sepertinya para siswa memang telah terbiasa dengan tindakan Liliane pada Marry selama ini. Sehingga ketika mereka tak melihat hal itu untuk pertama kali, maka mereka akan kebingungan.

Benar-benar merepotkan.

Liliane memilih mengabaikan keadaan itu. Toh kedepannya Liliane akan terus berusaha untuk tak terlibat dengan Marry dan para prianya itu.

***

Saat ini, Liliane nampak menikmati waktu istirahatnya dengan makan siang di kantin sekolah bersama Daisy dan juga Kloe.

"Hei Liliane, aku dengar beberapa siswa kelas sebelah bertaruh dan mengatakan bahwa kau akan kembali membully Marry ketika pangeran Mikhael datang"

Daisy menatap ke arah Liliane setelah menelan sesendok makanannya.

"Ya, aku juga dengar. Apa kau benar-benar berencana seperti itu?"

Kloe juga menatap ke arah Liliane dengan penasaran.

Bagi Daisy dan juga Kloe, tiga hari yang mereka lalui tanpa melihat Liliane yang membully Marry terasa aneh. Setidaknya Liliane akan tetap membully orang lain sebagai pelampiasan. Namun, 3 hari ini Liliane nampak tak peduli.
Seperti ada sesuatu yang hilang.

"Apa mereka bertaruh dengan jumlah besar?"

Liliane bertanya dengan wajah santainya lalu menyuapkan sesendok spageti ke dalam mulutnya.

"Eh? Kenapa kau menanyakan itu?"

Tanya Daisy kebingungan, ia kemudian menatap Kloe yang juga menatapnya sama.

"Hanya penasaran" Liliane mengangkat bahunya santai.

"Ku dengar ada yang mempertaruhkan mobil sport terbaru"

"Benarkah?!"

Liliane yang sebelumnya nampak tak antusias dengan gosip tentangnya kini nampak kaget dengan perkataan Kloe.

"Kenapa kau sekaget itu? Taruhan dengan barang mahal sudah biasa disini bukan?"

Daisy menatap Liliane dengan wajah yang masih kebingungan.

"Oh sial. Itu benar" rutuk Liliane dalam hati.

"A..aku hanya bercanda. Aku tahu tentang itu" bohong Liliane lalu memakan sesendok spagetinya.

Syukurlah Daisy dan Kloe percaya dengan perkataan gadis itu.

"Hei Liliane, kau belum menjawab pertanyaanku" Daisy mengingatkan Liliane tentang pertanyaannya.

Liliane nampak berpikir sejenak, lalu segera menjawab dengan santai.

"Mereka melakukan taruhan yang sia-sia. Lagipula, ada atau tidak adanya Mikhael tak akan mengubah apapun lagi"