11

13.4K 1.4K 48
                                    

⚠️ Bahasa kasar dan tindakan pembullyan dalam cerita ini tidak untuk ditiru.

___________________
Liliane's Secret
____________________
.
.
.


"Arghh...Sial sial sial !"

Liliane tak berhenti mengutuki kesialannya dalam hati. Tahu begini, ia tak akan ke perpustakaan sejak awal.
Lagipula, kenapa orang ini juga ada disini sih?

"Apa yang kau lakukan disini?" kembali suara dengan nada dingin terdengar di telinga Liliane. Namun kali ini dari orang yang berbeda.

"Oh ya ampun, abaikan saja aku" keluh Liliane lemah dalam hatinya.

Liliane menghela nafas kesal. Lalu dengan sopan membungkukan tubuhnya.
Ia sangat terpaksa melakukan itu.

"Hormat saya kepada yang mulia pangeran Mikhael"

Mikhael tak menjawab perkataan Liliane. Wajah dingin dan sorot matanya tertuju pada gadis yang sudah kembali menegakkan tubuhnya itu.

"Jawab pertanyaanku" ucapan Mikhael terdengar seperti perintah.

"Tcih, apa pedulimu" batin Liliane kesal.

"Mencari buku" jawab Liliane seadanya.

Pria itu mengerutkan dahi.

Mikhael menyadari gerak-gerik Liliane bahkan ekspresi gadis itu yang nampak tak antusias dengan pertemuan mereka. Padahal selama ini, Liliane selalu kesenangan saat bertemu Mikhael dimanapun itu.

Hal ini tentunya membingungkan bagi Mikhael.

"Yang mulia, masih ada yang ingin anda katakan? Saya ingin segera kembali ke kelas" Liliane menunjukan senyuman terpaksanya. Namun jelas jika Lilliane sedikit menekankan bagian ingin cepat kembali ke kelas.

Mikhael tertegun.

"Yang mulia? Selain itu, apa-apaan cara bicara yang sok formal itu?" bingung Mikhael dalam hatinya.

Selama bertahun-tahun, Liliane dengan seenaknya selalu bersikap santai dengan Mikhael. Ia hanya akan memanggil Mikhael sebagai yang mulia saat berada dalam pertemuan resmi. Diluar itu, Liliane akan selalu memanggilnya Mikhael tanpa awalan yang mulia atau pangeran.
Oh ya, bahkan Liliane memiliki panggilan kesayangan untuk Mikhael.

"Biasanya dia akan memanggilku Mikha" kembali Mikhael membatin bingung.

Liliane yang tak mendapatkan jawaban dari Mikhael mendesah kesal.

Kenapa pria ini malah melamun sih?

"Yang mulia, anda mendengar saya?" panggil Liliane kesal dan hal itu berhasil menyadarkan lamunan Mikhael dari pemikiran yang mengganggunya.

"Soal hadiah yang kau berikan pada Tristan"

Liliane yang mendengar itu mengerutkan dahinya bingung.

"Apa maksud dari kupon makan gratis yang kau berikan pada Tristan?" tanya Mikhael.

"Hah? Mana mungkin yang mulia tidak mengetahui fungsi kupon makan gratis" Liliane menatap Mikhael dengan wajah bingungnya.

Liliane's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang