Chapter Spesial (2)

9.7K 1.1K 51
                                    

*Edisi Valentine/Februari
___________________
Liliane's Secret
____________________
.
.
.


"Hahh?! Apa-apaan ini?" Liliane mengerutkan dahi bingung dengan apa yang sedang ia lihat.

Bagaimana tidak?
Salah satu gazebo bercat putih di taman sekolah yang biasanya polos. kini terlihat dihiasi oleh beberapa bunga berwarna pastel.

Bunga-bunga itu ditata dengan baik sehingga tak menciptakan kesan lebay. Justru sebaliknya, itu terlihat manis dan juga indah.

Didalam Gazebo sudah ada meja bundar dan kursi. Terlihat Mikhael telah duduk disana.

Tapi apa maksud dekorasi ini?
Apa pangeran itu akan berkencan atau apa?

"Apa jangan-jangan ia ingin berkencan dengan Marry dan menyuruh ku datang agar terang-terangan membuatku cemburu?" Tiba-tiba saja tuduhan itu terpikirkan dalam otak Liliane.

Gadis itu kembali menatap Mikhael yang masih duduk bersedekap dengan wajah dinginnya.

"Jika apa yang aku pikirkan benar. Oh ya ampun, itu adalah hal yang sangat kekanakan"batin Liliane lagi.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"pertanyaan Mikhael mengalihkan perhatian Liliane.

Menyadari itu, Liliane mulai berjalan mendekati Mikhael dengan ekspresi yang tak ikhlas lalu segera memberi salam.

Mikhael tentunya menyadari sikap ogah-ogahan Liliane ini.

"Duduklah"

"Hah??"

Hey, Liliane tidak salah dengar kan?

Mikhael menghela nafas pelan.

"Aku bilang duduk"Ulang Mikhael dengan wajahnya yang masih nampak begitu tenang, tanpa ekspresi yang berarti. Berbeda dengan Liliane yang kini menatapnya ngeri.

"Maaf yang mulia. Tapi maksud kedatangan saya hanya untuk menanyakan alasan yang mulia memanggil saya. Saya terburu-buru sehingga tak bisa untuk duduk bersama yang mulia"tolak Liliane mencoba tetap terdengar sopan.

"Ya, aku akan mengatakan alasannya setelah kau duduk. Ini tidak akan lama" ujar Mikhael.

Liliane menatap Mikhael curiga, jujur saja ia merasa aneh.
Sejak kapan Mikhael mau duduk satu meja dengannya?

Mau tidak mau.
Agar ia bisa segera mendengar alasan Mikhael dan bisa segera pergi. Maka Liliane memilih mengalah dan duduk berhadapan dengan Mikhael saja saat ini.

"Yang mulia, jadi apa yang alasan an..."

"Mikha"

"Hah?"

"Kau biasnya memanggilku Mikha saat kita hanya berdua bukan?"

Seperti baru saja melihat hantu.
Perkataan Mikhael kembali sukses membuat Liliane ngeri dan merinding.

"Kenapa anda tiba-tiba mengatakan hal aneh?"Liliane menaikan sebelah alisnya dan menatap Mikhael.

"Kenapa itu menjadi aneh? Kau melakukannya untuk waktu yang lama.Justru yang aneh adalah dirimu yang kini malah bersikap sok formal padaku"

Liliane's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang