03•A

2.1K 194 252
                                    

Aku balik lagi

Hmm, ada yang kangen aku gak?

Kalau gak ada, yaudah gak papa.

Asalkan kalian kangen dengan ceritaku, hehe

- Jangan lupa vote dan comment, ya?!!

****

Saat berjalan di koridor, langkah ketiganya disambut dengan pekikan heboh dari semua siswi SMA Permata. Mereka, terutama Azka, adalah most wanted di sekolahan ini. Jadi, wajar saja jika banyak yang mengidolakan mereka.

Anehnya, mereka tidak merasa terganggu sama sekali, mereka menjadikan suara-suara itu sebagai music pengiring saat berjalan di koridor sekolah. Sepertinya saat ini,

'Gila gila, ganteng banget jodoh gue'

'Pangeran gue woy!'

'Azka, aku padamu'

'Azka cool banget astaga'

'Nikah yuukkkk'

'Kalian semua minggir! jodoh gue mau lewat'

'Mimpi lo,Maemunah!!!'

'Raffa, meleleh hati adek'

'Raffa, Lo udah punya cewek belom?'

'Woy! Ghava paling manis. Valid no debat!'

Dan masih banyak lagi. Gak mugkin kan, kalau aku sebutin semuaaa?

Azka berjalan dengan tampang cool nya. Kedua telapak tangan dimasukkan ke dalam saku celana, serta pandangan lurus ke depan. Tanpa merespon teriakan mereka sama sekali. Berbeda dengan Azka, Ghava menoleh ke arah salah satu siswi yang meneriaki namanya tadi, kemudian mengedipkan sebelah matanya. Setelah itu, dia melenggang pergi. Meninggalkan salah satu siswi yang pingsan karena pesonanya. Sedangkan Raffa? dia berjalan sambil bersedekap dada seraya memperhatikan tingkah temannya itu. Tiba-tiba...

"Permisi, gue mau tanya. Dimana ruangan kepala sekolah?"

Dan yah, tiga orang itu adalah Azka, Raffa, dan Ghava.

"Widih, ada anak baru nih." ujar Ghava menggoda.

"Iya." jawab Naureen seadanya.

"Kenalan dulu, bolehlah." Ghava menaik turunkan alisnya.

Naureen jengah dengan kelakuan cowok ini. "Gue tanya sekali lagi. Dimana.ruang.kepala.sekolah?" tanyanya dengan menekankan kalimat terakhirnya.

"Cih, jutek!" Azka berdecih.

"Terserah gue dong! mulut-mulut gue! apa urusannya sama lo?!" sungutnya.

"Lo gak tau siapa gue?" tanyanya dengan angkuh.

"Gak penting!" jutek gadis itu. Mengibaskan rambutnya, kemudian pergi menjauhi mereka.

Jawaban yang baru saja terlontar dari bibir gadis itu membuat emosi Azka memuncak. Tangan mengepal, dada naik turun, raut wajah memerah, rahang mengeras, gigi bergemelutuk, serta mata yang dipejamkan untuk meredam emosi.

"Buset, cantik-cantik jutek," beo Ghava.

"Cewek setan gitu lo bilang cantik?"

"Cantikan juga tuh cewek, daripada si nenek lampir!" nyinyir Ghava.

"Siapa yang lo bilang nenek lampir?" Tanya Azka dengan wajah datarnya.

"Siapa lagi kalau bukan cewek manja kesayangan lo itu?!" Cibir Ghava, tanpa rasa takut sama sekali.

ATHARAZKA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang