10•A

1.5K 122 66
                                    

Hallo friends.

Apa kabar nih? setelah sekian abad tidak berjumpa, HAHAHA.

Akhirnya UAS aku udah selesai nih, jadi bisa nulis lagi. Wkwkwk.

Aku udah liburan, kalian udah pada liburan belum?

Happy reading💙

Happy reading

****

Kringg..

Bel tanda bahwa pembelajaran hari ini telah usai pun berbunyi memenuhi se antero SMA Permata. Baik siswa maupun siswi SMA Permata berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Ada yang ke parkiran untuk mengambil kendaraan, ada yang duduk di halte untuk menunggu jemputan dari keluarga atau angkutan umum. Tak terkecuali sosok gadis cantik yang sedang menunggu jemputan di halte depan sekolah. Kedua temannya sudah pulang sedari tadi. Sebenarnya, ia di ajak mereka untuk pulang bersama. Namun, Naureen tetaplah Naureen yang tidak mau merepotkan orang lain.

Naureen mengayunkan kakinya, kedua tangan berada di sisi tubuh masing-masing sebagai sanggahan. Kepalanya mendongak, melihat awan yang tadinya berwarna putih cerah sekarang sudah berubah warna menjadi kelabu.

"Ini Pak Mamad di mana, ya? kok belum ke sini juga," monolog Naureen. Wajahnya terlihat risau, karena sebentar lagi hujan akan turun membasahi bumi. Melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. "Duh, gimana nih kalau Pak Mamad nggak jemput? mana ada angkot di jam segini?!" ujarnya frustasi.

Bagaimana tidak? sekarang sudah jam 17.00. Sedangkan, ia keluar dari kelas tadi pada jam 16.00. Sudah satu jam ia berada di halte. Ia merutuki kebodohannya sendiri, salahkan saja ia tadi tidak mau pulang bareng Rina dan Mecca. Ia melipatkan kaki di atas kursi, melipat kedua tangan, dan menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangan tersebut.

An hour later

Hujan turun membasahi Kota Jakarta. Jalanan mulai gelap, dan Ia masih duduk di kursi halte. Pikirannya kalut, karena ia takut dengan kegelapan. Tak lama kemudian, bunyi klakson mobil membuyarkan ketakutannya.

Tin..Tin...

Seorang cowok turun dari mobil sport berwarna putih dengan tampang cool nya. Ia menghampiri Naureen yang tengah meringkuk ketakutan.

"Ngapain lo masih di sini?"

"..."

"Lo gak pulang?"

"..." Hening, gadis itu sama sekali tak menggubris pertanyaannya.

"Kenapa lo masih di sini?"

"G-gue belum dijemput," jawabnya dengan suara gemetar.

"Ikut gue!"

"Gak!"

"Yaudah." Mengendikkan kedua bahu, kemudian pergi.

"S-stop! Gue ikut!"

Bibirnya tersenyum tipis saat mendengar ucapan gadis itu.

Naureen mengikuti langkah cowok itu menuju ke arah mobil Sport berwarna putih, langkahnya terhenti kala cowok itu berhenti mendadak di depannya.

"Masuk!" Tanpa menjawab perkataan cowok itu, Naureen langsung masuk ke dalam mobil. Mobil yang tadinya diam, sekarang sudah berjalan. Tidak ada yang membuka suara, baik Naureen ataupun Azka. Lagi dan lagi, hidupnya selalu diganggu oleh Azka. Padahal baru saja ia bersyukur, kalau Azka sudah tidak pernah bertemu lagi dengannya. Namun, dalam hati kecilnya, ia juga berterima kasih kepada Azka, karena sudah menolongnya.

ATHARAZKA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang