"Sen, ayo bangun. Abang udah bikin nasi goreng udang tuh." Jeran menyibak gorden di kamar sendra dan membiarkan cahaya matahari menerobos masuk.
"Nanti lah bang, hari libur juga." Bocil mageran itu mengangkat selimut hingga menutupi kepalanya.
Jeran diam sejenak memperhatikan sendra sang adik yg masih betah tiduran di kasurnya. Sendra yg merasa aneh kenapa abangnya yg galak itu hanya diam, mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut.
"Kok diem ?" Tanya sendra menatap sayu abangnya.
"Emang Abang harus gimana ?" Jeran Menatap sendra datar.
"Kok ngga ngamuk² atau teriak² sampe kedengeran tetangga ?" tanya sendra sambil mendudukkan diri dan menatap abangnya polos.
"Emang lu mau Abang teriak² ?"
"Boleh deh, kita reka ulang ya". Sendra kembali merebahkan dan menyelimuti dirinya.
"Males ah, malu sama tetangga." Jeran yg muak dengan obrolan tak berguna itu langsung menggendong sendra di punggungnya.
Sendra yg pasrah digendong meletakkan pipi chubbynya di pundak Abang.
"Kaya bang Jeran punya malu aja." Gumam sendra tapi masih bisa di dengar oleh Jeran.
•••••
"Maraknya penculikan anak² yang bermoduskan mainan dan es krim membuat warga resah lantaran pelaku belum tertangkap"
"Pihak berwajib masih memburu penculik tersebut karena sudah banyak warga yg melapor"
Berita pagi hari ditemani secangkir kopi membuat hesdar tenang. Mengingat ini adalah hari Minggu dimana ia bisa tenang tanpa menghadapi kuliahnya.
'Ahh, mantapp'. batin hesdar sambil menyeruput kopinya.
"Kaya bapak-bapak lu bang." Junan mendudukkan dirinya di samping abangnya sambil memakan roti yg disiapkan hesdar.
"Bodoamat lah," jawab hesdar singkat. Ia tak melepas netranya dari tv.
"Bang, ganti dong. Spombob kek, Apin Ipan kek, yatno kek, kartun lah pokoknya." Junan berusaha mengambil remote yg ada disebelah kiri abangnya.
"Dih, males. Tonton tuh berita, jangan kartun Mulu". Hesdar mengamankan remot.
"Lah biarin, junan masih kecil juga ya nontonya kartun lah yakali masih kecil gini di kasih asupan nonton berita," sewot junan sambil mengunyah rotinya membuat pipinya menggembung lucu.
"Sekali-kali Ju, biar- ..." Ucapan hesdar terhenti kala melihat pintu rumahnya terbuka.
Yah, tentu saja seorang bocil lucknut dan penjaga galak menerobos masuk tanpa mengatakan apa² membuat pemilik rumah cengo.
"JUJU!!!" sendra berlari menghampiri junan sambil merentangkan tangannya lebar.
"BANG SESEN!" Junan juga merentangkan tangannya dan berlari menghampiri sohibnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA || EN-
De TodoSekedar pertemanan dengan masalah masing-masing. Bukan tak peduli, hanya tak ingin menambah beban satu sama lain Luka lampau. Kehadiran semu. Kebebasan. Pengamat tak berdaya. ✧✧✧ ❝ Masalah gue, lo...
