"Good morning?" Suara bass seorang pria menyapa seorang wanita yang baru saja membuka kedua matanya.Wanita itu bangun dan menjauhkan tubuh polosnya dengan tubuh polos sang pria.
"Ughh." Wanita itu merenggangkan tubuhnya dan bangun dari kasur.
Sang pria hanya bisa menyaksikan bagaimana tubuh wanita didepannya perlahan terekspos karena ia berdiri meninggalkan selimut yang menutupi tubuhnya. Wanita itu dengan santai berjalan menuju ke kamar mandi. Ia menatap dirinya di pantulan kaca.
"Seperti biasa kau selalu cantik, Mina." Ucapnya sambil tersenyum bangga menatap pantulan tubuh polosnya di depan cermin.
Ia meraih kunciran rambut di depannya, dan menguncir rambutnya keatas sebelum akhirnya ia pergi mandi. Setelah selesai membasuh tubuhnya, tak butuh waktu lama untuknya merias wajah dan memakai dressnya. Setelah selesai, Mina melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi.
"Kau sudah mau pulang?" Tanya pria yang masing diatas kasur itu.
"..." Mina tak menjawab dan hanya fokus dengan tas tangannya.
"Apakah kau mau makan siang denganku nanti? Aku bisa menjemputmu di Rumah Sakit saat aku selesai mengurus perusahaanku." Tawar pria itu dengan begitu manis.
"Jungkook-ah.." Panggil Mina yang fokus menatap ponselnya.
"Ne?" Sahut Jungkook.
"Tolong jangan salah paham, tapi aku tidak menyukaimu. Lagipula semalam adalah sex terburuk yang pernah aku lakukan." Ucap Mina begitu santai.
"Mwo?" Jungkook begitu terkejut dengan pernyataan Mina.
"Punyamu begitu kecil, aku bahkan tak merasakan apapun saat kau memasukannya." Lanjut Mina yang masih fokus menatap ponselnya.
"A-apa?" Jungkook kehabisan kata kata.
"Baiklah, katakan saja kau mau uang berapa? Aku bisa memberikan beberapa ratus ribu won untukmu." Tanya Mina.
"Kau pikir aku ini gigolo?!" Marah Jungkook.
"Kalau tidak mau yasudah." Mina pun memakai kacamata hitamnya dan pergi begitu saja dari kamar hotel itu.
"M-mwo?? Kenapa jadi aku yang direndahkan??" Jungkook kebingungan.
.
.
.*Tuk tuk tuk
Suara sepatu hak terdengar di koridor rumah sakit, dimana Mina bekerja.
"Selamat pagi dokter Myoi." Sapa suster yang ada disitu.
"Apa saja jadwalku hari ini?" Tanya Mina.
"Ada operasi usus untuk untuk pasien Im Bokjoo dan setelah itu ada operasi bahu untuk pasien Kang Minjae." Ucap suster itu sambip menyerahkan sebuah map kepada Mina.
"Baiklah, siapkan ruang operasi setelah itu bawakan americano ke ruanganku." Ucap Mina sambil berjalan pergi.
"Ne." Angguk suster itu.
"Lagi lagi dia bertingkah seenaknya." Protes suster yang lain.
"Huft.. sudahlah biarkan saja, tidak akan ada juga yang bisa merubah sikapnya itu." Ucap suster yang disuruh Mina barusan.
"Huh, bagaimana bisa orang yang tidak punya attitude seperti itu menjadi dokter bedah??" Kesal suster yang lainnya.
Dilain tempat Mina sedang memasuki ruang kerjanya. Ia menaruh tasnya diatas meja, setelah itu memakai jubah dokternya. Ia mendudukan dirinya di depan komputer.
"Club mana lagi yang bisa aku datangi hari ini ya?" Ucapnya sambil melihat situs situs Club malam di Seoul.
Mina adalah dokter bedah di sebuah Rumah Sakit di kawasan Gangnam. Ia sudah bekerja sekitar 5 tahun di sana. Sejak kecil Mina adalah anak yang tidak bisa bersikap baik. Ia cenderung tidak sopan dan tidak sedikitpun memiliki empati pada sekitarnya. Mina tidak disukai banyak orang karena sikap dan sifatnya. Namun, karena cenderung menggunakan logikanya, Mina tumbuh menjadi wanita yang begitu pintar dan cerdas.
Mina sering berhubungan one night stand dengan pria pria yang berbeda, namun tak satupun dapat memuaskan hatinya. Ia selalu merasakan kekosongan yang begitu besar, jauh di dalam hatinya. Ia bukan seseorang yang dapat bersosialisasi dengan baik dengan orang lain, sehingga ia tak memiliki teman dekat. Namun Mina yang dikenal dengan dokter rebel itu hampir setiap malam pergi ke club untuk mengobati rasa kesepian yang bahkan tak ia sadari.
"Permisi dokter, ruang operasinya sudah siap." Panggil seorang suster.
"Baiklah." Mina berdiri dari kursinya dan berjalan menuju keluar.
Ia mengikuti suster di depannya untuk mengunjungi pasien yang akan melakukan operasi.
"Selamat pagi nyonya Im Bokjoo." Sapa Mina pada pasieannya.
"Selamat pagi, dokter." Sapa wanita paruh baya yang terbaring di atas kasur.
"Sebentar lagi operasi akan segera dimulai. Kami mohon nyonya untuk rileks saja, dan jangan terlalu tegang. Percayakan saja semuanya pada kami." Ucap Mina.
"Ne, saya percaya pada dokter dan suster yang lainnya." Wanita paruh baya itu tersenyum manis.
"Kalau begitu, silakan diantar ke ruang operasi." Perintah Mina pada suster di sampingnya.
"Ne." Angguk suster itu.
.
.
.Suara musik yang begitu kencang di dalam ruangan remang remang membuat suasana hati Mina membaik. Setelah lelah bekerja, akhirnya ia bisa kembali mengunjungi tempat favoritnya untuk minum minum.
"Alex, Martini satu." Panggilnya pada bartender yang sudah lama ia kenal.
"Hey, ada ibu dokter disini. Baru pulang kerja?" Sapa bartender itu.
"Yeah, baru saja selesai." Angguk Mina.
"Bagaimana bisa ada seorang dokter secantik dan sesexy dirimu?" Tanya Alex sambil menghidangkan minuman ke hadapan Mina.
"Berhenti menggodaku, aku tau aku menarik." Ucap Mina sambil tersenyum miring.
"Oh ayolah, apakah kau tidak ingin memberikan aku kesempatan kedua? Aku janji akan memuaskanmu kali ini." Bujuk Alex.
"Tidak, terima kasih. Bukankah sudah kubilang milikmu terlalu kecil untukku?" Tanya Mina yang membuat Alex terkekeh.
"Perempuan sialan." Umpat Alex.
"Aku tau." Mina tersenyum miring sambil menyisip minumannya.
Welcome to my new story!!! Untuk kali ini ratingnya 17+ ya.. Mohon pengertiannya untuk para pembaca..
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My Heart
FanfictionFull Chapter Seorang pengidap germaphobe dan OCD yang harus dipertemukan dengan seorang dokter yang baginya begitu menyebalkan dan kurang memiliki rasa empati.