"Selamat pagi." Sapa Jeongyeon sambil memasuki tempat kerjanya."Ah, Jeongyeon! Tepat sekali kau datang. Ayo segera lihat meja kerjamu yang baru." Ajak Irene.
"Ah, sudah datang?" Tanya Jeongyeon.
"Baru saja datang tadi." Jawab Irene.
"Eoh? Jeongyeon sudah datang." Sapa temannya yang lain.
"Pagi, Chaeyoung." Sapa Jeongyeon.
"Pagi juga." Balas Chaeyoung.
"Ini." Tujuk Irene.
"Ini belum dirakit?" Tanya Jeongyeon.
"Belum, punyaku juga baru selesai kubawa ke ruanganku." Jawab Chaeyoung.
"Aku berpikiran untuk merakitnya bersama sama, apakah kau mau?" Tanya Chaeyoung.
"Ah, ne. Aku tidak keberatan." Angguk Jeongyeon.
Keduanya pun menuju ruang kerja Chaeyoung. Disana mereka mulai mengeluarkan kerangka meja restorasi mereka yang baru. Keduanya mengangkat rangka yang cukup berat bersama sama.
"Aku rasa bagian ini dirakit dengan yang ini ya?" Tanya Chaeyoung.
"Ne, kerangkanya kita dirikan, lalu yang besar ini kita pasang diatasnya." Angguk Jeongyeon.
"Baiklah, ayo kita angkat bersama." Ajak Chaeyoung.
"Ok, 1.. 2.. 3!" Keduanya pun mengangkat bagian permukaan meja dan menaruhnya di atas kerangka besi yang telah mereka rakit.
"Woah, berat juga." Ucap Chaeyoung sambil menyeka keringat di dahinya.
"Selanjutnya dipasang bautkan?" Tanya Jeongyeon.
"Ne, kurasa aku hanya mengambil 1 bungkus baut tadi. Biar aku ambil dulu di depan." Ucap Chaeyoung.
"Baiklah, aku akan mulai memasang baut yang ada disini dulu." Angguk Jeongyeon.
Saat Chaeyoung pergi, Jeongyeon pun mulai memasang baut perlahan.
"Irene, bungkus baut yang satunya lagi dimana?" Tanya Chaeyoung.
"Ah iya, ini masih disini." Irene pun memberikan bungkusan itu kepada Chaeyoung.
"Baiklah, terima kasih." Ucap Chaeyoung.
*Brak!!
"AKHHHH!!!"
Teriakan Jeongyeon membuat keduanya bertatapan kaget.
"Apa itu??" Tanya Irene.
"AKHH!!! CHAEYOUNGG!!! TOLONG!!" Teriakan kedua Jeongyeon membuat Chaeyoung dan Irene langsung berlari kencang ke ruang kerja Chaeyoung.
"Astaga Jeongyeon!" Begitu masuk, mereka melihat meja besar yang tadi diangkat sudah jatuh dan menjepit tangan kanan Jeongyeon.
"Tolong angkat, ini sakit sekali!" Ucap Jeongyeon sambil mencoba untuk tetap tenang walau tubuhnya sudah gemetar.
"Ayo angkat Irene." Keduanya pun mengangkat meja itu sehingga Jeongyeon bisa menarik tangannya.
"Huft... huft..." Jeongyeon terduduk di lantai sambil memegang tangan kanan dengan tangan kirinya.
Wajahnya begitu tegang dengan nafas yang tak beraturan. Jeongyeon benar benar menahan rasa sakit di tangannya.
"Aku tidak bisa menggerakan tanganku." Ucap Jeongyeon sambil menahan tangisnya.
"Lekas telpon ambulance, Irene!" Ucap Chaeyoung sambil meraih kain untuk membalut tangan Jeongyeon.
"Ne." Irene segera berlari untuk mengambil ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch My Heart
FanfictionFull Chapter Seorang pengidap germaphobe dan OCD yang harus dipertemukan dengan seorang dokter yang baginya begitu menyebalkan dan kurang memiliki rasa empati.