[ Chapter 3 ]

15 14 8
                                    

Sebut saja aku memang anak durhaka, pembangkang, dan tidak penurut. Karena dihari Rabu ini aku memutuskan untuk bersekolah!

Ayahku? Entahlah, sudah tiga hari ia tak kunjung pulang. Aku tidak terlalu memikirkannya karena itu sudah menjadi hal biasa. Bahkan ayah pernah tak pulang selama satu bulan penuh.

Hari Rabu saat ini sedikit berbeda dengan Rabu lalu. Aku mendengar suara gemericik air diluar, hawa pun menjadi sedikit lebih dingin. Ah, apakah aku harus memakai jaket ku? Ku rasa tidak usah.

Aku membuka pintu rumah, menghirup aroma khas tanah yang dibasahi hujan.

Hujan di pagi hari, bukankah itu hal yang menyenangkan? Menurutku iya.

Aku, Lee Anna. Dan aku menyukai hujan. Hujan membawa ku ke dalam ketenangan dan kedamaian. Aku pernah menangis sangat kencang ditengah hujan yang begitu deras, rasanya begitu melegakan. Cobalah..

Aku membuka payung berwarna biru muda favorit ku. Berjalan dengan perlahan akibat jalan aspal yang digenangi air hujan, membuat sepatuku yang sudah lusuh itu sedikit basah. Tak apa, jarak dari rumahku ke sekolah tidaklah jauh.

Ting!

Ah, aku segera mengambil ponselku yang ku simpan di dalam rok. Suara notifikasi itu, pasti pelakunya adalah si cerewet Huang. Setiap pagi lelaki itu akan mengirimi pesan padaku, hanya sekedar ucapan selamat pagi dan semangat beraktivitas membuatku tersenyum simpul.

Namun setelah ku lihat siapa yang mengirim pesan, tenaga ku langsung lemas. Tubuhku berhenti seketika disamping jalanan yang sepi, ekspektasi ku tentang Renjun yang mengirim pesan hanyalah angan belaka.

Karena yang mengirimiku pesan bukanlah Renjun, melainkan...

Tuan Jung
Hei manis, sepertinya akan menyenangkan melakukannya di pagi hari. Suara gemericik air hujan akan berpadu sangat indah dengan suara lembutmu. Kemari lah ;)

Saat itu juga, aku tersadar. Bahwa aku hanyalah wanita jalang yang dibayar untuk memuaskan nafsu tuannya. Ayahku benar, aku saja yang tidak pernah sadar diri.

Payung yang ku bawa terhempas begitu saja, membiarkan payung itu bergerak menjauh diterpa kencangnya angin.

Aku mendongak menatap langit mendung, langit itu seolah sedang menangis dengan hujan adalah air matanya. Aku membiarkan jutaan tetes air hujan menerpa tubuhku. Rasanya basah dan dingin.

Tanpa sadar, air mataku menetes. "Langit, apa kau juga lelah dengan hidupmu? Aku bahkan sangat lelah. Kau berdiri kokoh ditemani matahari, bulan dan bintang. Sedangkan aku? Aku dipaksa berdiri sendirian."






°°°°°




"Segeralah pakai pakaian mu sayang. Apa kau tidak lelah menangis seperti itu?"

Aku merasa bahwa diriku sangat kotor.

Apa tuhan mentakdirkan ku untuk hidup dalam kesengsaraan secara terus menerus? Kata si pemuda Huang, suatu saat akan ada kebahagiaan untukku. Namun sepertinya ia berbohong, buktinya aku tak pernah merasakan apa itu bahagia.

"Tarifmu sudah aku transfer pada rekening ayahmu. Cepat berkemas dan pergi dari sini sebelum istriku mencurigai ku."

Perkataan itu terlalu menusuk, selama ini aku dijadikan pemuas nafsu oleh guru biologi disekolahku sendiri, bahkan semua orang disekolah mengetahui bahwa aku menjalin hubungan spesial dengan nya. Itu memang benar, apa yang mereka gosipkan itu benar.

Aku memang sekotor itu, aku mengakuinya.

"Tidak bisakah aku berhenti menjadi budakmu? Kau lupa jika aku adalah anak dibawah umur?"

"Kau terlalu naif Anna. Bukankah kau sangat membutuhkan uang? Aku kan membayarmu dengan mahal."

"AKU TIDAK BUTUH UANGMU! KAU TAHU? UANG YANG DIBERIKAN OLEH MU KEPADA REKENING AYAHKU ITU DIPAKAI UNTUK BERJUDI OLEH AYAH!! AKU HANYA INGIN KAU BERHENTI MENGANCAM NYAWAKU SAAT AKU TIDAK MENURUTI PERINTAH MU, KARENA TANPA KAU BUNUH PUN AKU AKAN MATI!!"

PLAK!

"JAGA UCAPANMU JALANG! Dasar tidak tahu diri!!"

Saat itu juga aku memutuskan untuk datang ke tempat dimana biasanya ada Huang Renjun disana. Hanya lelaki itu yang selalu bisa menenangkan ku.

.
.
.
.

Huang Renjun

Huang Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

See you next chapter 🌱

Back To Home [ft. Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang