"Lee Anna jelek! Aku tidak mau mempunyai saudara sepertimu! Anna jelek, jelek!"
Kalimat itu, kalimat yang selalu diucapkan oleh Lee Donghyuck, atau yang saat ini mengaku berganti nama menjadi Lee Haechan.
Sejak kecil Haechan tidak pernah menyukaiku, dia membenciku. Katanya ia tak mau mempunyai saudara sepertiku. Sehingga sejak kecil hubungan kami tak berjalan mulus, selalu ada keributan diantara kami berdua.
Membuat bibi pengasuh selalu kesulitan mengasuh kami berdua yang seringkali bertengkar. Ayah yang saat itu baru saja pulang dari kerjanya yang hanya seorang pegawai cafe pun pusing melihat kami.
Sedangkan ibu, yang merupakan seorang pembisnis jarang sekali pulang. Sikap ibu yang ambisius dan workaholic lebih memilih tidur dikantor bersama berkas-berkas dibandingkan dirumah bersama kami dan ayah.
"Ini milik hyuckie! Anna jelek tidak boleh menyentuhnya!"
"Anna hanya ingin meminjamnya sebentar!"
"Tidak boleh!"
"Huaaaaa ayah, hyuckie pelit."
"Dasar pengadu, hyuckie benci Anna!"
Itu hanya pertengkaran kecilku dengan Haechan saat kami berebut sebuah mobil-mobilan yang masih terbungkus rapi pemberian dari ayah untuk Haechan.
Ah, aku bahkan belum terbiasa menyebut nama barunya, lebih mudah menyebutnya Donghyuck dibandingkan Haechan.
Pusat permasalahannya adalah, ketika aku dan Haechan sedang belajar berenang di sebuah tempat rekreasi. Hari itu kami berlibur kesana bersama ayah dan ibu, sebagai perayaan karena ibu berhasil mengalahkan para pesaing perusahaan. Aku tidak terlalu mengerti, namun melihat ibu yang sangat senang membuatku ikut merasakannya.
"Anna jelek payah, berenang saja tidak bisa, huh!"
"Anna bisa berenang!"
"Tunjukan!"
Saat itu aku berusaha berenang disebuah kolam arus yang lumayan dangkal untuk usia kami yang masih 6 tahun. Bersusah payah menggerakkan kedua tangan dan kakiku agar bisa mengambang dalam air.
Namun siapa sangka, Haechan malah menenggelamkan ku pada kolam itu, menahan kepalaku agar tetap berada dibawah air selama sekitar sepuluh menit. Entah sudah berapa banyak air kolam yang tak sengaja aku minum untuk menahan nafas, hingga akhirnya gelap menyelimutiku.
....
Setelah kejadian itu, aku tidak tahu mengapa Haechan tak lagi ada dirumah. Satu bulan setelah kejadian, Haechan tak pernah kembali. Bahkan hingga aku tumbuh dewasa pun, lelaki itu tak kunjung kembali.
Hingga di usiaku yang ke 15 tahun, betapa bodohnya aku yang baru mengetahui fakta bahwa Haechan diusir dari rumah ini. Dan aku mendengarnya tepat saat ibu dan ayah bertengkar hebat didalam kamar mereka.
Setelah itu, aku melihat ibu keluar dari kamar sembari membawa sebuah koper besar ditangannya. Ibu menoleh ke arahku yang masih terdiam kaku, ia menghampiriku dan berkata..
"Anna, maaf ibu tidak bisa membawamu pergi. Kau tinggal bersama ayah ya, jaga ayahmu dengan baik." Ibu mengeluarkan sebuah amplop tebal berwarna cokelat padaku, "Ibu hanya bisa memberikan ini padamu, pergunakan dengan baik ya?"
Aku tidak bodoh, aku sudah mengerti tentang hubungan rumah tangga, ibu dan ayah pasti bercerai. Aku hanya bisa menangis ketika ibu memelukku untuk terakhir kalinya. Setelahnya, ibu pergi dan tak pernah kembali ke rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Home [ft. Huang Renjun]
Fanfiction"Jika aku mengatakan bahwa aku mencintaimu, apa kau akan menerimanya?" "Maafkan aku, Huang..." "Tak apa, aku akan menunggumu. Sampai bertemu di lain waktu." ------ () Bahasa baku! () Sudut pandang orang pertama! () Setiap chapter pendek! karena ini...